Tema Perang Dunia I yang dipakai Battlefield 1 hadirkan banyak senjata unik. Pembahasan kali ini wajib dibaca baik oleh penggemar Battlefield, maniak senjata, maupun buat yang tertarik sejarah!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Saat pertama kali DICE mengumumkan bahwa mereka akan mengambil masa Perang Dunia I sebagai latar Battlefield baru, saya cukup girang. Pertama, karena tidak banyak developer yang berani mengambil tema ini yang dianggap sebagai salah satu konflik berdarah paling tabu. Dan kedua, karena saya berharap Battlefield 1 bisa membawa pertempuran kolosal yang lebih lambat tapi intens ke pasar shooter mainstream. Seperti Red Orchestra, gitu lho. Tapi ternyata DICE masih mengandalkan mekanika dan gaya permainan cepat, rusuh, kalut layaknya Battlefield 3 dan 4, dan membawa banyak sekali senjata otomatis yang pada umumnya baru dipakai pada pertengahan atau akhir peperangan ke dalam dunia Battlefield 1. Yah, nggak ada gunanya juga kecewa. Toh kualitas visualnya yang memukau masih bisa menghibur saya, terutama penampakan perlengkapan Perang Dunia I yang hadir kelihatan sangat detil dan realistis. Mungkin beberapa dari kamu nggak merasa aneh, tapi sejujurnya ada beberapa senjata yang terlihat asing atau janggal digunakan bagi saya. Oleh karena itu, saya merasa tertarik untuk membahas beberapa senjata unik melalui kumpulan gambar senjata Battlefield 1 berikut ini. [page_break no="1" title="Villar Perosa"] Pertama kalinya saya melihat senjata ini, desainnya memang tampak seperti sesuatu yang keluar dari komik. Dua magazin, dua laras, pada dasarnya Villar Perosa tampak seperti dua senjata yang direkatkan -- dan memang, itu benar adanya. Dikembangkan oleh desainer ternama Revelli di Itali pada 1914 dan akhirnya dipakai setahun kemudian, kurang-lebih senjata untuk kelas Sentry ini adalah dua submachine gun yang disambungkan dengan sebuah grip horizontal. Senjata tersebut memiliki fire rate yang tinggi mencapai 1500 peluru per menit, dan aslinya dibuat sebagai senjata air-to-air pada pesawat. Tapi peningkatan daya tahan badan pesawat menggagalkan rencana tersebut. Dia juga sempat dipakai pasukan darat, tapi sekali lagi, gagal karena tidak memiliki popor maupun grip yang fungsional, seperti yang tampak di kumpulan gambar senjata Battlefield berikut. Villar Perosa dianggap gagal sampai akhirnya ditambahkan popor dan pelatuk tradisional di tahun 1918 -- menjelang akhir PD I. Sumber: popularmechanics.com[/caption] Fungsinya sebagai senapan mesin ringan semakin ditinggalkan karena kapasitas 25 peluru yang sedikit namun fire rate-nya terlalu tinggi dan jarak tempuh peluru kaliber kecil yang terlalu pendek membuatnya jadi tidak efisien. Walaupun akhirnya pasukan gunung Itali "berhasil" memanfaatkannya, karena tidak memiliki alternatif senapan mesin lain yang cukup portabel untuk dipakai di pegunungan. Singkat cerita? Villar Perosa itu sampah. Dan hanya diadopsi oleh pasukan gunung Italia karena kecepatan tembak yang tinggi dan bodinya yang mini. [page_break no="2" title="Kolibri"] Pistol Kolibri ini juga nggak kalah terkenal setelah rilisnya Battlefield 1 dan para pemainnya menyebar video mereka memakai pistol ini. Kenapa ya kira-kira ada senjata sekecil ini? Jawabannya jelas: sebagai senjata tersembunyi. Berasal dari bahasa Jerman burung kolibri (apa lagi), pistol ini justru lahir dan beredar sebelum Perang Dunia I dimulai. Sekitar 1.000an pistol mini ini dibuat selama 1910 sampai 1914 oleh pembuat jam asal Austria bernama Franz Pfannl. Produksinya terhambat karena kondisi ekonomi yang berubah saat perang dimulai. Perbandingan Kolibri dengan pistol Walther PPK dan Walther Model 9. Sumber: popularmechanics.com[/caption] Terlihat dari perbedaan ukuran di kumpulan gambar senjata Battlefield, pistol seri Kolibri ini ditujukan sebagai sebuah senjata pertahanan diri atau self-defense weapon. Kalau kamu akrab dengan istilah "PDW" (personal defense weapon) atau senjata PDW-9, ya fungsinya serupa, yaitu memberikan pembawanya rasa aman dari membawa pistol tapi tidak secara gamblang memperlihatkan mereka bergelantungan di samping pinggang. Namun dengan ukuran segalanya yang sangat kecil termasuk pelurunya, kekuatan Kolibri sangatlah menyedihkan. Disebutkan hanya mampu menembus papan kayu setebal 10–40 milimeter. Mengisi ulang magazin pun sangat sulit karena, sekali lagi, pelurunya yang luar biasa kecil. Tadinya saya mau memberikan beberapa gambar, tapi kumpulan gambar senjata Battlefield tidak mampu menggambarkan secara tepat betapa kecilnya senjata ini, jadi nikmati saja video ini. [page_break no="3" title="Sekop"] Walau tampak aneh memang, memukuli orang kok pakai sekop, tapi kamu harus ingat faktanya bahwa Perang Dunia I merupakan salah satu peperangan paling brutal dalam sejarah manusia. Transisi dari perang konvensional dengan senjata manual ke senjata otomatis membuat prajurit harus beradaptasi pada perubahan zaman dengan cara yang tidak menyenangkan. Seperti pertempuran parit (trench) misalnya, yang dibuat sebagai bentuk pertahanan dari gempuran artileri musuh dan untuk membuat lintasan agar bisa menyerang musuh dari posisi lain. Maka saat akhirnya kedua pihak bertemu, pertempuran jarak sangat dekat dalam parit pun tidak terhindarkan. Di parit-parit yang sempit, senapan dan bayonet memiliki bentuk yang terlalu panjang untuk bisa dipakai secara efektif. Sehingga sekop dan peralatan lain yang mereka gunakan untuk membuat parit pun ikut dialih fungsikan menjadi senjata. Sejak 1915, para prajurit garis depan umumnya menajamkan ujung-ujung sekop mereka agar kerusakan yang bisa ditimbulkan terhadap tubuh lawan akan semakin besar. [read_more id="270120"] Apa lagi senjata dan perlengkapan unik yang ada di Battlefield 1? Mari kita tengok halaman 2... [page_break no="4" title="Armor"] Lucu juga ya lihat orang-orang pada perang pakai senjata mesin terus tiba-tiba muncul orang pakai armor? Ya, bicara soal "perubahan zaman" sebelumnya, pemakaian armor ini juga merupakan sisa-sisa dari cara pikir dan teknologi peperangan sebelumnya. Pihak pasukan Jerman mengedarkan Sappenpanzer (zirah parit) pada pasukan garis depan di tahun 1916 -- dua tahun sejak mulainya perang -- sebagai gerakan untuk membalas kombinasi helm dan rompi "anti-peluru" keluaran pasukan Inggris. Meskipun memiliki kemampuan mengentikan pecahan dalam kecepatan rendah (ya, bukan peluru, pecahan saja), dengan berat yang nggak enteng sekitar 9 hingga 11 kilogram akhirnya baju zirah tersebut hanya dipakai oleh pasukan yang beroperasi dalam posisi statis, seperti operator senapan mesin atau mereka yang sedang tugas berjaga. Baju zirah tebal tidak hanya berat dipakai, seperti yang bisa kamu lihat di kumpulan gambar senjata Battlefield berikut ini, tidak begitu efektif juga dalam menahan serangan peluru musuh. Pasukan Amerika Serikat memperlihatkan kerusakan armor dari uji tembak di Fort de la Peigney, Langres, Perancis. Sumber: history.com[/caption] [page_break no="5" title="Granat Gas"] Pada masa Perang Dunia I, granat non-fragmentasi yang paling terkenal dipakai merupakan granat-granat gas. Dan gas yang paling terkenal adalah mustard gas. Dikenal juga sebagai sulfur mustard, namanya diambil dari wujudnya yang kekuningan dan baunya yang seperti mustard. Gas satu ini pertama kali digunakan oleh pasukan Jerman saat melawan pasukan Inggris dan Kanada di Belgia pada 1917. Gas mustard sebenarnya tidak fatal dalam dosis kecil dan dipakai untuk mengganggu dan menghentikan pasukan musuh. Namun biasa ditembakan dalam jumlah besar melalui artileri, gas mustard akan menetap di atas tanag dalam bentuk cairan seperi minyak. Dan begitu memasuki tanah, gas tersebut akan aktif selama berhari-hari hingga berbulan-bulan tergantung kondisi cuaca. Mereka yang terkena efek gas ini akan mendapati kulit mereka melepuh, mata perih, dan muntah-muntah. Kemudian menyebabkan perdarahan internal dan eksternal dan menyerang tabung bronkial, mengupas selaput lendir. Korban yang terluka fatal kerap kali harus menderita selama empat sampai lima minggu sebelum akhirnya tewas karena terpapar gas mustard. Oleh karena itu, masker gas merupakan perlengkapan esensial dalam perang. Dan sering kali beredar cerita kalau sesama teman yang terjebak dalam gas mustard akan saling berebut masker dan meninggalkan teman lainnya untuk mati. Selain gas mustard, gas air mata juga sering dipakai dalam Perang Dunia I karena dianggap tidak melanggar Perjanjian Hague 1899, yang melarang penggunaan proyektil yang mengandung gas beracun atau membuat sesak napas. Tentara Perancis pertama kali memakai gas air mata pada Agustus 1914. Pasukan Blok Sekutu bersama kuda-kuda memakai masker gas. Sumber: Deano's Travel[/caption] [page_break no="6" title="Kuda"] Bicara soal kuda, saya pikir penggunaan kuda pada masa perang adalah hal yang tidak kalah menarik untuk dibahas dalam kumpulan gambar senjata Battlefield kali ini. Penggunaan kuda di Perang Dunia I menandai masa transisi dalam evolusi perang bersenjata. Dulu, pasukan kavaleri dianggap elemen vital dalam strategi menyerang, namun kelemahannya menghadapi senapan mesin dan artleri mengurangi kegunaan mereka di medan perang. Akan tetapi, mereka masih memegang peranan penting sepanjang Perang Dunia I. Pada umumnya, kuda biasa dipakai untuk dukungan logistik karena mobilitasnya lebih baik dibanding kendaraan bermesin saat melintasi lumpur dan medan terjal. Kalau pernah nonton film War Horse pasti tahu. Praktik tersebut masih digunakan hingga Perang Dunia II, di mana saat Nazi Jerman melaksanakan Operasi Barbarossa untuk menyerang Uni Soviet, mereka memakai bantuan kuda untuk menarik perlengkapan yang macet dalam menghadapi lumpur dan salju Rusia yang mematikan. Selain itu kuda juga dipakai untuk misi pengintaian dan pengiriman pesan. Peran kuda sebagai anggota kavaleri umumnya ditemukan di Front Timur -- bagian Eropa Timur, Rusia-Romania dan Jerman-Austria-Turki -- serta teater Timur Tengah. Terutama untuk Kesultanan Ottoman (Turki), kumpulan gambar senjata Battlefield memperlihatkan kalau mereka masih mengandalkan pasukan kavaleri selama perang. Pasukan Kavaleri Hamidiye milik Kesultanan Ottoman yang bersenjatakan tombak. Sumber: ottoman-uniforms.com[/caption] Contoh utama peran logistik kuda tampak sejak 1914, saat Tentara Inggris hanya memiliki sekitar 80 kendaraan perang bermotor sehingga sangat tergantung kuda untuk mengirimkan suplai. Ditambah kondisi medan peperangan Front Barat juga hancur parah dan tidak cocok dilintasi kendaraan. Pada 1918, mayoritas kuda (sekitar 450.000 ekor) digunakan untuk mengangkut persediaan. 100.000 ekor ditunggangi di garis depan pertempuran untuk membawa makanan, amunisi, dan prajurit terluka. 90.000 lainnya ditugaskan menarik artileri. Hanya 75.000 yang dipakai dalam kavaleri. Menjelang akhir perang, tentara Inggris saja menggunakan lebih dari 500.000 ekor kuda untuk membagikan 34.000 ton daging dan 45.000 ton roti tiap bulannya. Tidak terbayang kontribusi kuda dari negara-negara lain. Permintaan dan kebutuhan kuda selama waktu perang terus meningkat bersamaan dengan terus bertambahnya korban. Dari 1914 sampai 1917, Amerika Serikat mengirim setidaknya 1.000 ekor kuda per harinya ke Eropa. Ya, walau perannya semakin berkurang dan teralihkan di kemudian hari, peran kuda di medan perang sempat dinilai lebih tinggi dari seorang prajurit. Sampai banyak yang menganggap kalau "orang mudah digantikan, sementara kuda tidak." Bahkan pasukan Inggris mewajibkan anggotanya memotong kaki seekor kuda yang tewas untuk diberikan ke komandan pasukan, sebagai bukti kalau kuda tersebut benar-benar mati dan bukannya hilang. Diperkirakan delapan juta ekor kuda tewas dalam Perang Dunia I. Prajurit mengenakan helm Brodie yang identik dengan pasukan Inggris menarik dua ekor kuda yang membawa amunisi. Sumber: ypres2016.com[/caption] [read_more id="256040"]
Itulah beberapa kumpulan gambar senjata
Battlefield 1 yang sangat unik dan bersejarah. Maaf-maaf kalau ada misinformasi, karena susah juga mencari buku-buku terpercaya jadi saya juga masih mengandalkan internet. Dan saya rasa menarik juga untuk membahas "wujud asli" dari para Behemoth -- kendaraan perang yang selalu muncul untuk membantu tim yang kalah -- di lain waktu. Tunggu artikel selanjutnya, ya!
Sumber: flahbak.com / forgottenweapons.com / ypres2016.com Diedit oleh Febrianto Nur Anwari