TUTUP

Greget!! Siswa SMA Ciptakan Arcade Rhythm Game Mereka Sendiri!

Kualitasnya gak kalah dengan arcade rhythm yang banyak kalian temui di game center!

Jepang memang terkenal sebagai salah satu negara produsen game di dunia. Berbagai perusahaan game besar dan developer-developer game handal berasal dari negara ini. Tingginya dukungan dari lingkungan sekitar bagi para developer game ini terlihat dari salah satu festival sekolah di Jepang yang menampilkan arcade rhythm game buatan siswa mereka sendiri!

Pastinya ada dari kalian yang gemar memainkan rhythm game. Tapi apakah pernah terpikir bagi kalian untuk menciptakan rhythm game kalian sendiri? Sepertinya itulah yang terlintas di benak para siswa SMA di Jepang ini. Alih-alih hanya duduk dan menunggu munculnya update terbaru dari rhytm game yang gemar mereka mainkan, para murid ini ciptakan gamenya sendiri.

Jika biasanya para siswa membuat bermacam cafe, rumah hantu, ataupun arena-arena lain yang sering kita lihat dalam berbagai festival sekolah di Jepang lain halnya dengan yang dilakukan oleh para siswa dari SMU Tsukukoma di Jepang ini.

Ya, arcade rhythm game yang diberi nama ChronoTone ini terlihat cukup menjanjikan dengan grafik yang cukup baik mengingat ini adalah karya siswa SMA. Dengan 5 buah tombol yang dibuat mirip dengan tuts piano para pemain dapat memainkan game ini. Gameplay-nya pun serupa dengan umumnya arcade rhytm game yang ada.

Pemain cukup menekan kelima tombol yang ada mengikuti irama yang ada. Pada beberapa kesempatan kalian juga akan menemui nada panjang atau nada yang mengharuskan kalian menekan dua buah tombol bersamaan. Timing penekanan pun akan menjadi penentu skor apakah Perfect, Good, Bad atau Poor layaknya rhythm game lainnya. Usai memainkan game ini pun akan ditunjukkan nilai dan rank dari total score kalian tersebut.

Ya game buatan siswa kelas 3 SMA ini memang cukup menakjubkan. Game ini bahkan telah menyertakan beberapa lagu dan 3 buah level di tiap lagu sebagai pilihan untuk bisa kalian mainkan. Kendati tidak disebutkan berapa dana dan waktu yang telah dikeluarkan untuk dapat membuat game ini. Jadi bagaimana, apa kalian juga termotivasi untuk ikut membuat game seperti ini? Jika siswa Jepang bisa seharusnya siswa Indonesia juga bisa!