Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dari sekian banyak materi yang disampaikan dalam Casual Connect Asia 2014 kemarin, materi yang dibawakan oleh Oliver Jones, Director dari Moonfrog Labs ini mungkin adalah salah satu yang paling unik. Bagaimana tidak, jika di materi lain kita diberikan arahan bagaimana membuat game dan memasarkannya dengan benar, Oliver justru "membuka kesalahan" para developer yang game-nya gagal di pasaran. Tetapi maksud Oliver disini positif, yaitu dengan membeberkan kesalahan para developer yang game-nya gagal di pasaran, kita diharapkan tidak mengikuti jejak kesalahan mereka. Oliver sendiri merupakan mantan salah satu staff dari Zynga, yang sudah banyak berpengalaman dalam mengembangkan game kasual seperti Mafia Wars, Marvel Avengers Alliance, hingga FishVille. Awalnya Oliver membeberkan beberapa teori mengenai kesuksesan sebuah game di toko aplikasi. Namun banyak teori yang hanya membeberkan bagaimana mencapai kesuksesan saja, tidak memberikan resep untuk menghindari kesalahan developer yang gagal. Dan melalui materi ini, Oliver ingin membeberkan beberapa diantaranya, yang bisa dihindari agar kita tidak mengikuti kesalahan mereka yang gagal di pasaran. Alasan pertama yang dibeberkan oleh Oliver adalah seringkali developer tidak mengoptimalkan unsur ekonomi dalam game untuk mendapatkan user. Unsur ekonomi dalam game ini ada beberapa macam, mulai dari koin, cash dan item yang bisa dibeli, atau XP yang bisa didapatkan dengan memainkan game saja. Penting bagi developer untuk mengoptimalkan unsur ini, jangan sampai pemain merasa terlalu susah atau mudah untuk mendapatkan unsur-unsur ini, yang membuat mereka cepat bosan. Kedua, adalah User Experience yang sudah ketinggalan jaman. Banyak developer yang mengimplementasikan kontrol sentuhan yang salah dalam game yang dikembangkannya. Contohnya adalah penggunaan tombol virtual yang memakan hampir sepertiga dari layar. Tidak semua game nyaman dimainkan dengan tombol virtual. Hanya beberapa game yang membutuhkan penekanan tombol atau membutuhkan beberapa input sekaligus boleh menggunakan sistem kontrol menggunakan tombol virtual ini. Selain kebutuhan tersebut, developer diharapkan tidak menggunakan tombol virtual, dan menggunakan mekanisme lain seperti sentuh di salah satu bagian game untuk berinteraksi. Selanjutnya adalah developer seringkali melimpahkan pengembangan game Free to Play kepada pihak lain tanpa memahami resikonya. Developer bisa melakukan outsource proyek yang tengah dikembangkan kepada pihak lain hanya dalam dua kondisi saja, yaitu untuk mendapatkan game yang sesuai dengan permintaan (bukan produk), atau mengerjakan sebagian kontennya saja. Sedangkan untuk outsource proyek game Free to Play, ada baiknya developer hanya melakukan outsource dalam hal servis saja, seperti update untuk game client-nya. Selain itu, Oliver juga menggaris bawahi bahwa seringkali developer menarget pasar berkembang, yang sebenarnya belum mereka pahami sepenuhnya. Lebih lanjut Oliver memberikan saran bahwa developer jangan berekspektasi bahwa mereka bisa memuaskan semua orang, tetapi cobalah untuk memuaskan sebagian besar pasar yang ingin ditarget. Oliver juga mengungkapkan banyak developer yang mendesain game mereka untuk dimainkan di tablet dan melakukan beta testing di Android. Hal tersebut merupakan salah satu kesalahan fatal, pasalnya data yang akan kamu dapatkan nantinya kurang akurat, mengingat menurut statistik, hanya ada sekitar 7% saja tablet yang terkoneksi dengan internet. Poin terakhir yang disampaikan Oliver cukup menarik, yaitu developer harus ingat bahwa game mereka bukanlah Flappy Bird. Artinya, developer seringkali selalu melihat sisi sukses dari sebuah game saja, tidak pernah belajar dari kesalahan game lain yang kurang sukses di pasaran. Dan melalui materi ini, Oliver mengajak developer untuk lebih membuka mata, agar juga memperhatikan jangan sampai mengulang kesalahan game lain yang gagal, namun tetap juga mengimplementasikan teori-teori yang dilakukan game lain untuk mencapai kesuksesannya.