TUTUP

5 Konsol Buruk Rupa yang Bakal Bikin Hasrat Gaming Kamu Sirna Selamanya

Konsol jadul nan buruk rupa ini dinilai gagal bukan hanya karena penampilannya, namun memang tak mampu menawarkan sesuatu yang spesial. Apa sajakah contohnya?

www.wheelsandchips.com[/caption]

Selain mengusung desain yang sangat tak enak untuk dipandang, konsol-konsol buruk rupa ini juga memiliki deretan masalah lain. Apa saja?

[duniaku_baca_juga] Saat ini dunia tengah disemarakkan oleh hype Nintendo Switch, sebuah konsol hibrida jagoan Nintendo. Sebuah konsol yang diharapkan mampu mengulang kesuksesan Nintendo Wii setelah mereka gagal total di Wii U. Hingga kini, Switch telah banyak dibanjiri puja-puji dan caci-maki dari para pembeli di seluruh dunia. Terlepas dari semua cacat yang diidapnya, Nintendo Switch adalah salah satu konsol terbaik yang pernah dilahirkan. Dari semua hal yang ia tawarkan, penulis merasa bahwa Switch pantas disandingkan dengan PlayStation 4 dan XBOX One sebagai platform terbaik yang pernah ada. [duniaku_adsense] Namun, jika kita mundur jauh ke belakang, ternyata industri video game pernah memasuki masa-masa kegelapan dengan dihiasi oleh berbagai konsol yang gagal di pasaran. Padahal konsol-konsol ini dibesut oleh pabrikan ternama. Desain yang buruk rupa dan fitur yang tak banyak berguna disinyalir menjadi alasan utama kegagalan sebagian besar konsol yang ada dalam daftar ini. Biar begitu, jauh sebelum video game menjadi salah satu industri bisnis paling seksi di muka bumi seperti sekarang ini, nama-nama berikut layak untuk diapresiasi lantaran pernah berjuang untuk menghadirkan mesin gaming terbaik yang diharapkan dapat merevolusi industri dan memberi mereka keuntungan bisnis yang tidak sedikit. Misi yang, sayangnya, berakhir gagal total. Langsung saja yuk kita simak nama-nama konsol buruk rupa yang gagal di pasaran! [page_break no="1" title="Philips CD-I (1991)"] Wikipedia[/caption] Nama pertama di daftar konsol buruk rupa ini adalah CD-I dari Philips. Pasti kamu tidak menyangka kan, kalau merek yang satu ini juga ternyata pernah ikut bersaing di kancah perkonsolan? Sama. Perusahaan asal Belanda ini juga pernah tergoda dengan pasar yang mulai berkembang saat itu, video game. Sekadar informasi, teknologi CD-ROM mulai diperkenalkan menjelang tahun 90-an. Pada tahun 1984, mereka pun akhirnya mulai mengerjakan proyek yang bernama CD-i. Embel-embel “i” tersebut punya kepanjangan interaktif (Hmm… Apakah mendiang Steve Jobs terinspirasi dari Phipils? Bisa jadi). Proyek tersebut akhirnya resmi dilempar ke pasaran pada tahun 1991. Sebetulnya CD-i adalah mesin multimedia. Sebab, selain bisa bermain game, kamu juga bisa memutar vcd atau berkaraoke ria di konsol ini. Hotel Mario dan Zelda’s Adventure adalah dua game terkenal yang bisa dimainkan di konsol ini. Sekaligus dua dari sekian game terburuk sepanjang masa menurut para kritikus. Kendati mendapat pemutakhiran melalui beberapa versi yang dirilis setelahnya, namun hal itu tak mampu menyelamatkan Philips untuk terus bersaing di sektor ini. Konsol yang resmi dihentikan perilisannya pada tahun 1998 ini dianggap sebagai kegagalan komersil terbesar yang pernah dialami Philips. [page_break no="2" title="Nintendo Virtual Boy (1995)"] www.wheelsandchips.com[/caption] Bukan, ini bukan mesin pemotong rumput. Ini adalah salah satu produk gagal Nintendo di masa lalu. Produk yang, konon, jauh lebih gagal dari Wii U dan dianggap sebagai aib perusahaan. Beruntung, tak ada fenomena harakiri di antara para petinggi perusahaan Nintendo kala itu. [read_more link="http://www.duniaku.net/2017/03/17/mungkinkah-blizzard-entertainment-merilis-overwatch-versi-nintendo/" title="Mungkinkah Blizzard Entertainment Merilis Overwatch Versi Nintendo Switch?"] Padahal produk ini diciptakan oleh mendiang Gunpei Yokoi, pria di balik pelbagai produk sukses Nintendo (termasuk Game Boy). Para pengamat menilai bahwa Virtual Boy merupakan usaha prematur Nintendo untuk terjun ke dunia virtual dengan mencoba menawarkan sensasi 3D yang nyata. Belum lagi desain kontrolernya yang entah kenapa terdapat dua empat-tombol arah di kedua sisinya. Seperti inilah tampilah game di Virtual Boy. Bikin sakit mata kan?[/caption] Meski sudah mengusung teknologi 32-bita, namun sebagian besar game yang bisa dimainkannya adalah game 2D. Padahal, saat itu PlayStation tengah bergerilya dengan grafis 3D-nya. Selama masa hidupnya, konsol ini hanya terjual sebanyak 770 ribu unit saja.

Lanjut ke halaman kedua untuk melihat tiga konsol buruk rupa lainnya …

[page_break no="3" title="Amstrad GX4000 (1990)"] www.retroshowcase.gr[/caption] [duniaku_baca_juga] Mesin selanjutnya di daftar konsol buruk rupa ini adalah Amstrad GX4000. Masyarakat Indonesia mungkin tak banyak yang mengenal nama Amstrad. Namun, di Inggris sana, perusahaan ini adalah primadonanya produk elektronik murah. Perusahaan yang didirikan oleh seorang multi-preneur bernama Lord Alan Sugar ini memang dikenal dengan jajaran produk elektronik yang terjangkau. Televisi, kaset stereo untuk mobil, hingga komputer-mikro. Pada saat itu, Amstrad tengah gencar merebut pasar dari brand komputer canggih seperti Sinclair ZX Spectrum dan Commodore 64. Menyadari bahwa video game menjadi salah satu daya tarik utama bagi para konsumen, Amstrad kemudian menelurkan GX4000 Konsol ini cukup baik, di atas kertas. Sistem konsolnya dibangun berdasarkan arsitektur yang digunakan pada lini komputer Amstrad CPC milik mereka sehingga dapat memainkan beragam judul game yang ada seperti dalam komputer tersebut. Soal harga, Amstrad dengan sangat berbaik hati memasang banderol yang jauh lebih murah ketimbang Sega Mega Drive/Genesis yang juga baru dirilis di pasaran saat itu. [duniaku_adsense] Ada sekitar 27 Game yang bisa dimainkan di konsol tersebut. Beberapa yang terkenal di antaranya adalah RoboCop 2, Pang, Plotting, dan Switchblade. Namun, selain game-game hasil port dari CPC, tak ada lagi game menarik lainnya yang bisa dimainkan di konsol tersebut. Apalagi bicara soal performa, GX4000 tercecer sangat jauh dari persaingan jika dibandingkan dengan konsol milik Sega, Mega Drive dan Nintendo, Super NES. Konsol ini hanya terjual sebanyak 15.000 unit dan setahun berselang produksinya langsung dihentikan. [page_break no="4" title="Sega 32X (1994)"] videogamescritic[/caption] Kesuksesan besar Mega Drive telah mengubah Sega menjadi salah satu pemimpin di industri ini. Hal ini juga berkat popularitas game orisinal mereka yang nyaris menandingi Mario. Apa lagi kalau bukan Sonic si landak kilat itu. Tak banyak yang menyangka kalau perusahaan ini bakal mampu mencuri pangsa pasar global video game dari Nintendo yang berujung pada persaingan sengit antara Mega Drive versus SNES. Namun, peruntungan mereka tak berlangsung lama. Biang kesialan mereka yang pertama adalah konsol Mega CD, yang dinilai terlalu mahal dan hanya terjual sebanyak 2,24 juta unit. Jumlah yang sedikit jika dibanding dengan Nintendo. Naas, suksesornya yang bernama Sega 32X ikut-ikutan mengekor kesialan. Dan berakhir jauh lebih merugikan Sega. [read_more link="http://www.duniaku.net/2017/01/09/shenmue-remastered-hd-sega/" title="Inikah Pertanda SEGA Siapkan Versi Remastered dari Shenmue?"] Awalnya 32X diciptakan sebagai jembatan yang menghubungkan jurang antara Mega Drive/Genesis dengan konsol 32-bita generasi terbaru mereka, Sega Saturn, yang diluncurkan pada waktu bersamaan. Alasannya? Sesederhana agar mereka yang tak mampu membeli Saturn, disuguhkan alternatif yang lebih murah bernama 32X. Namun, ternyata cartridge konsol ini lebih mahal harganya dan performanya juga tak sekuat Saturn. Inilah konsol paling gagal Sega yang terjual hanya 665 ribu unit semasa produksinya. Dua tahun kemudian konsol 32X resmi disuntik mati oleh Sega. [page_break no="5" title="Apple Pippin (1996)"] Wikipedia[/caption] Semilitan apapun kamu sebagai fanboy Android, tak dipungkiri bahwa nyaris semua produk hasil rancangan Apple selalu berhasil menarik perhatian kamu. Namun, pada tahun 90-an, cerita Apple tak selalu seindah itu. Terutama ketika perusahaan besutan si Jobs tersebut menciptakan produk gagal ini. Lihat saja desain kontrolernya yang sama sekali tak merepresentasikan estetika yang kerap Apple agungkan. Bentuknya yang melengkung seperti bumerang dan tombol… ada yang tahu tombol apa yang ada di bagian kiri itu? Apalagi dari segi marketingnya (salah satu hal yang membuat Apple begitu terkenal). Dalam urusan tersebut, Pippin dibayang-bayangi secara paripurna oleh Sega Saturn dan Sony PlayStation. Adapun satu ciri khas Apple yang dibawa oleh platform ini adalah harganya. Yup, benar sekali, harganya yang selalu jauh lebih mahal ketimbang produk sejenis. Ketika konsol sekaliber Sony PlayStation hanya menawarkan harga US$299 pada awal kemunculannya, Apple secara percaya diri membanderol Pippin dengan harga US$599. Hasilnya? Konsol ini langsung wassalam setahun kemudian.
  Itulah beberapa konsol buruk rupa dalam sejarah game yang sukses menerobos daftar konsol game terburuk sepanjang sejarah. Bagaimana menurut kamu? Di antara kelima konsol  tersebut, mana yang paling buruk? Apa jangan-jangan kamu juga pernah memiliki salah satunya? Sumber: TechRadar