TUTUP

Review Celestia: Chain of Fate, Otoge Klasik Campur Aduk Fantasi!

Jadi malaikat, iblis, atau manusia?

GENRE: Otome Game

PUBLISHER: PQube

DEVELOPER: Agate

RELEASE DATE: 12 September 2024

RATING: 3/5

Memories akhirnya membawa otoge Celestia, Chain of Fate untuk PC! Penasaran dengan impresi kami? Temukan di sini!

1. Sinopsisnya!

Kamu adalah Aria, yang baru saja menemukan identitasnya di masa remaja sebagai manusia setengah iblis dan malaikat yang ditinggalkan oleh kedua orang tua kandungnya.  Saat ia dikirim ke akademi magis di mana ketiga ras ini belajar dan bersaing bersama, Aria harus mencari jawaban akan bakatnya bersama tiga lelaki yang baru ditemuinya di alam tersebut.

2. Romansa klasik!

Game ini memperkenalkan kisah otome game klasik dengan tiga lelaki yang menjadi target love interest utama kita lewat Ash, Luke, dan Val dengan event flag yang sederhana pula yang menjadi pondasi sebuah otome game, namun dengan sentuhan fantasi dan teknologi modern yang diblender menjadi satu.

3. Format yang kurang ramah

Bermain hingga Chapter 11 tanpa pengisi suara, sayangnya format boks dialog yang isinya line-line pendek terasa agak menjenuhkan ketika membaca otome game ini di era sekarang. Interaktivitas yang hadir sebatas klik dua atau lebih opsipun juga jadi ikut terkena pengaruh jenuh ini, dan gimmick format grup chat yang sesekali munculpun juga lantas tidak membenarkan interface yang lebih cocok untuk game berformat ADV yang lebih interaktif daripada game NVL ini.

Baca Juga: Review Film Speak No Evil, Sebuah Remake yang Apik dan Brutal

4. Setting yang komplasen

Meskipun disampaikan dalam bentuk narasi, secara visual game ini kurang meyakinkan untuk mengantar setting teknologinya dan desain karakter dari ujung ke ujung hanya berteriak dunia yang sepenuhnya fantasi. Mungkin hal ini diperbaiki melalui sekuelnya di Android, namun untuk game PC, Celestia seharusnya bisa jadi lebih inovatif lagi dalam menyampaikan kisahnya.

5. Pelit CG!

Untuk ukuran game PC, otoge ini relatif pelit dalam menggambar lagi CG-nya, terutama dalam adegan-adegan di awal kisah Aria berangkat dari rumahnya hingga hari-hari awalnya di akademi, yang seharusnya menjadi hook kisah sederhana ini agar pembacanya tetap bertahan.

Terlepas dari satu dua typo, secara narasi kisah yang barangkali "tidak bisa diapa-apakan" ini sekali lagi terkekang oleh penyampaiannya dalam bentuk kotak-kotak pendek sehingga dalam format PC, ia tidak tersampaikan semaksimal format Memories di smartphone.

Apa pendapatmu sendiri terhadap Celestia: Chain of Fate? Sampaikan melalui kolom komentar!

Baca Juga: Review Film Transformers One, Awal Pecahnya Konflik Abadi!