The Strangers - Chapter 2. (Dok. Lionsgate/The Strangers - Chapter 2)
The Strangers: Chapter 2 dipenuhi klise slasher yang makin terasa mencolok karena kini latarnya bukan lagi kabin terpencil, melainkan kota.
Sebut saja: sinyal ponsel mendadak hilang saat paling dibutuhkan, tokoh utama sempat mengungguli pembunuh tapi tidak pernah menuntaskannya, atau karakter tambahan yang muncul sekadar jadi korban gore karena umur Maya “diperpanjang” oleh naskah. Semua formula klasik itu bisa terasa berbeda tergantung apa yang kamu cari dari film ini.
Kalau hanya ingin gore, ketegangan instan, dan siap “mematikan otak” supaya tidak memikirkan logikanya terlalu jauh, klise-klise tersebut mungkin masih bisa menghibur.
Tapi buat saya, yang sudah lama kebal terhadap gore dan trik-trik film slasher, klise seperti ini tidak lagi menakutkan. Justru bikin jengkel.
Apalagi dengan latar kota yang lebih luas, kelemahan logika jadi semakin terlihat bodoh ketimbang seru.
Saya sebelumnya lebih "memaafkan" I Know What You Did Last Summer (2025), yang meski sama-sama slasher, masih bisa menghibur berkat sisipan komedi, karakter yang surprisingly berkesan, dan sentuhan nostalgia.
Sayangnya, The Strangers: Chapter 2 tidak punya semua itu.