Menuju akhir film, Drop berubah arah ke wilayah aksi yang lebih eksplosif, namun tetap menjaga akar emosionalnya. Kita masih peduli pada keselamatan anak dan saudara Violet, tetapi kini ada yang lebih kuat: harapan akan kebahagiaan. Pertanyaannya bukan lagi hanya soal siapa dalang di balik semua ini, tapi apakah Violet dan Henry bisa punya kesempatan untuk memulai kembali — untuk benar-benar hidup setelah semua luka.
Kemampuan Landon dalam meramu elemen thriller, drama, dan romansa membuat Drop terasa seperti pertunjukan teater modern. Latar tempat yang terbatas, dialog yang tajam, dan permainan emosi yang efektif menciptakan pengalaman sinematik yang memikat dari awal hingga akhir.
Meski premisnya tampak mustahil jika dipikir secara logika, Drop punya keyakinan penuh terhadap kisah yang diceritakannya. Dan mungkin, itulah kunci kesuksesannya — sebuah film yang percaya pada kekuatannya sendiri, dan berhasil membuat penonton ikut percaya.
Drop adalah thriller paranoia yang menyamar sebagai kisah cinta kedua. Dengan elemen misteri yang memikat dan drama emosional yang menggugah, film ini menyentuh dua sisi ekstrem: rasa takut dan harapan. Jika kamu suka film seperti Searching, The Game, atau Nick of Time, maka Drop adalah tontonan yang tak boleh dilewatkan.