Frankenstein (dok. Netflix/Frankenstein)
Pada awalnya sang monster terlihat lamban belajar. Ia hanya mampu mengucapkan “Victor” dan kesulitan mengikuti instruksi. Namun ini tampaknya lebih disebabkan oleh cara Victor mengajarinya, keras, terburu-buru, dan memperlakukannya bukan sebagai manusia, melainkan sebagai eksperimen yang harus “disempurnakan”.
Segalanya berubah ketika ia akhirnya bertemu orang-orang yang memperlakukannya dengan kasih sayang dan kesabaran: Lady Elizabeth Harlander, dan terutama pria tua buta yang kemudian menjadi guru sekaligus tempat berlindungnya.
Dari mereka ia diberi waktu, perhatian, dan (dari si pria tua) akses ke buku-buku.
Dan perkembangan sang makhluk pun berlangsung sangat cepat.
Ia tumbuh menjadi sosok yang filosofis, berbahasa baik, dan terpelajar. Makhluk yang awalnya hanya mampu menyebut satu nama kini bisa membaca puisi seperti Ozymandias, memahami maknanya, dan bahkan kemudian mampu menarasikan kisah hidupnya sendiri kepada Kapten Anderson, pelaut yang mengejar Kutub Utara.
Dan sekali lagi, patut disyukuri bahwa ia tetap memiliki hati yang baik. Meski ledakan amarahnya kadang menyebabkan korban tak bersalah, seperti para pelaut yang mencoba menolong Victor, ia tetap bukan makhluk yang haus darah. Karena jika kecerdasan setajam ini dipadukan dengan kekuatan dan daya tahan super yang ia miliki, ia berpotensi menjadi ancaman tak terhentikan.
Nah, itu dia empat kekuatan luar biasa sang monster di Frankenstein (2025).
Kalau menurutmu bagaimana?
Sampaikan pendapatmu di kolom komentar!