Review The Beguiled: Remake yang Indah nan Mematikan
Remake The Beguiled garapan Sofia Coppola tampil dengan indah di balik suasana yang muram dan mencekam. Simak ulasannya di sini!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dibintangi oleh Colin Farrel dan Nicole Kidman, film drama berlatar Perang Saudara Amerika The Beguiled arahan Sofia Coppola yang sempat mondar-mandir di banyak festival film internasional ini tampak apik berkat set desain yang menawan, moody, cantik, namun diam-diam mematikan berkat naskah yang cerdas dan akting yang mengesankan.
Tamu Tak Diundang Pembawa Malapetaka
Martha Farnsworth (Nicole Kidman) adalah seorang kepala sekolah khusus perempuan di Virginia tahun 1864, ketika Perang Saudara antar pasukan Konfederasi Amerika dan Pasukan Serikat. Kala itu, hampir semua siswa, guru-guru, maupun para budak telah pergi, hanya menyisakan Martha bersama satu orang guru bernama Edwina Morrow (Kirsten Dunst) dan lima siswi lainnya.
[duniaku_baca_juga]
Suatu hari, ketika sedang mencari jamur untuk dimasak, seorang siswi bernama Amy menemukan Korporal John McBurney (Colin Farrell) dari pasukan Serikat terkapar dalam kondisi terluka parah. Merasa kasihan padanya, Amy kemudian membawa John ke sekolahnya untuk dirawat, meskipun sempat ditentang oleh beberapa rekannya, sang kepala sekolah memutuskan untuk membiarkannya tinggal untuk dirawat.
Setelah memutuskan untuk tidak menyerahkan McBurney kepada pasukan Konfederasi, para penghuni sekolah tersebut mulai saling berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian dari sang korporal karismatik tersebut, hingga muncul percikan-percikan kecemburuan terutama di antara Farnsworth dan Morrow.
Tampil Mengesankan Dari Segala Aspek
[duniaku_adsense]
Menonton The Beguiled seperti merasa sedang menonton banyak film dalam durasi yang cukup ringkas. The Beguiled memiliki suasana southern gothic horror seperti The Witch atau Bone Tomahawk (keduanya rilisan 2015), elemen romantis berlatar Perang Saudara seperti Cold Mountain (2003) yang kebetulan juga dibintangi oleh Kidman, namun juga lekat dengan suasana mencekam dan klaustrofobik ala film-film thriller.
Visi Coppola dan arahan fotografi dari sinematografer Philippe Le Sourd dalam kolaborasi perdana mereka tampak menyatu dengan sangat indah dan benar-benar memanjakan mata.
Mulai dari suasana di sekitar sekolah Ny. Farnsworth yang penuh dengan pohon-pohon rindang, berkabut, dan penuh lumpur -bertolak belakang dengan busana para karakter yang putih bersih-, hingga ke interior sekolah yang muram, dipenuhi dengan lilin-lilin dan lentera. The Beguiled menambah daftar film Coppola yang mengesankan secara visual setelah Lost in Translation (2003) dan Marie Antoinette (2006)
Sebagai seorang penggemar film scoring, luar biasa minimnya musik latar di The Beguiled justru malah menjadi nilai plus dalam pengalaman menonton, aspek ini memberikan kesan dunia yang lebih grounded lewat efek suara yang natural, sehingga membantu penonton untuk bisa lebih intim melebur ke dalam kisah dan karakter-karakter The Beguiled yang sudah didukung oleh aspek visual yang luar biasa cantik ini.
Perpaduan Naskah Cerdas dan Akting Yang Kuat
Pendekatan Coppola kepada The Beguiled 2017 jauh lebih "halus" dibanding versi tahun 1971 yang dibintangi oleh Clint Eastwood. Dengan memusatkan kisah pada tokoh-tokoh perempuan, namun juga membuat sosok laki-laki tunggal menjadi lebih simpatik, remake ini sanggup berdiri untuk memiliki identitasnya sendiri ketimbang sebagai salinan yang dipoles sedikit.
Kesabaran dan kelihaian Coppola dalam membangun konflik sangat terasa di sini. The Beguiled berjalan dengan pelan di paruh awal dan tengah, seolah-olah merayu penonton untuk ikut "masuk" ke dalam kisahnya, tak pernah terasa membosankan berkat dialog-dialog yang cerdas, menarik diikuti, dan kadang cukup menggelitik.
Memberi waktu yang cukup untuk memperkenalkan karakter-karakter di dalam latar tempat yang sempit, Coppola tidak pernah membuat The Beguiled terasa berat sebelah dalam penokohannya. Setelah begitu banyak hal yang dipendam, ledakan emosi dan puncak konflik di paruh akhir film terasa emosional, memberikan kesan finalitas yang mendalam, terutama di ending yang licik dan kejam itu.
[read_more id="338427"]
Akting mengesankan Farrel memberikan dimensi baru kepada karakter McBurney yang distereotipkan sebagai sosok yang brutal dan kasar oleh Eastwood. Coppola tidak pernah membuatnya jatuh pada tipikal sosok tamu pembawa malapetaka di film-film thriller sejenis, McBurney di sini lebih manusiawi dan rentan, lebih berat pada sosok oportunis daripada seorang pemangsa.
Kidman tampil apik sebagai Ny. Farnsworth yang memiliki kepribadian yang karismatik dan keibuan, namun juga terlihat memiliki sisi lain yang tidak pernah diperlihatkannya pada orang lain sebelumnya, lewat raut wajah dan nada suaranya yang dengan cepat bisa merubah suasana adegan-adegan di filmnya.
Selain mereka berdua, Kirsten Dunst juga layak mendapatkan pujian khusus. Sebagai deuteragonis, kerentanan dan kelembutan dari sosok Morrow menjadi "hati" dari film yang mencekam ini lewat character arc yang emosional.
Diedit oleh Fachrul Razi