Review Sound of Freedom, Anak-Anak Tuhan Tidak Untuk Dijual
Perjuangan membebaskan anak-anak korban human trafficking
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
"Sound of Freedom" adalah sebuah film yang menggetarkan, memunculkan gelombang emosi sejak kesuksesannya yang luar biasa di box office pada 4 Juli lalu, bahkan mengungguli film terbaru "Indiana Jones" pada hari pembukaannya.
Film ini tidak hanya sebuah tontonan hiburan, tetapi juga menjadi semacam termometer moral yang mengukur suhu Amerika, memanggil untuk kesadaran terhadap masalah yang diangkat secara terbuka. Perdagangan seks anak dan pornografi anak yang merajalela di seluruh dunia.
1. Sebuah realitas yang sangat kejam
"Sound of Freedom" bercerita tentang kehidupan nyata Tim Ballard (diperankan oleh Jim Caviezel), seorang agen yang telah mendedikasikan hidupnya untuk menyelamatkan anak-anak dari pelaku perdagangan seks anak dan perbudakan seks.
Film ini menggambarkan perjuangannya, termasuk pendirian O.U.R (Operation Underground Railroad) pada 2013, yang terinspirasi oleh misi pembebasan budak Harriet Tubman.
Dengan narasi yang kuat, film ini membawa penonton terjun ke dalam mimpi buruk, menggambarkan kengerian perdagangan seks anak di berbagai belahan dunia. Penggambaran yang tajam tentang penculikan anak-anak, pengangkutan dalam kontainer pengiriman, dan penjualan kepada para pelaku cabul memberikan dampak emosional yang mendalam.
Jim Caviezel, yang dipilih secara pribadi oleh Tim Ballard untuk memerankan dirinya, memberikan penampilan yang luar biasa sebagai pribadi yang penuh dengan penderitaan akibat terus-menerus menghadapi kekejaman dunia. Sebagai aktor utama yang dikenal lewat perannya dalam "The Passion of the Christ," Caviezel dengan sempurna menangkap kompleksitas emosi dan penderitaan karakternya.
Baca Juga: Review The Beekeeper, Statham Memburu Orang Nomor Satu Amerika
2. Dongeng yang harus diperdengarkan
Meskipun memiliki rating PG-13, "Sound of Freedom" bukanlah tontonan yang ringan. Film ini menghadirkan realitas yang keras, namun dengan tujuan menyadarkan penonton akan kekejaman perdagangan seks anak. Seperti film "Spotlight," yang membahas masalah serupa dalam gereja Katolik, "Sound of Freedom" layak mendapat penghargaan untuk membawa isu penting yang sering diabaikan.
Pentingnya film ini tidak hanya terletak pada aspek hiburan dan seni peran, tetapi juga pada pesannya yang mendalam. Film ini membuka mata terhadap kenyataan bahwa perdagangan seks anak adalah industri senilai 150 miliar dolar AS per tahun, dan upaya penyelamatan seperti yang dilakukan oleh Tim Ballard sangatlah berarti untuk membawa keadilan.
"Sound of Freedom" merupakan tonggak bagi lebih banyak film dengan tema serupa yang mengangkat isu-isu sosial yang penting. Film-film semacam ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga memotivasi penonton untuk turut serta dalam memerangi ketidakadilan di dunia nyata.
3. Anak-Anak Tuhan Tidak Untuk Dijual
Dengan harapan agar kabar mengenai film ini dapat tersebar lebih luas, kami berharap bahwa "Sound of Freedom" membuka mata dan hati penonton untuk lebih peduli terhadap permasalahan sosial yang tabu untuk dibahas, seperti perdagangan manusia, khususnya anak-anak.
Film ini memang sulit ditonton, tetapi ke sulitannya mencerminkan kekejaman dunia yang harus diubah. Kami perlu berhenti menunjuk jari ke luar dan mulai mencari ke dalam diri kita sendiri untuk memutus mata rantai kejahatan ini. "Sound of Freedom" memberikan peringatan bahwa "anak-anak Tuhan tidak untuk dijual."
Kami memberikan nilai 3.9 dari 5 bintang review untuk seluruh materi dari "Sound of Freedom" yang membuka mata kami, sekaligus membangkitkan kesadaran kami untuk selamanya. Film ini sudah tayang di bioskop kesayanganmu.
Baca Juga: Review Trinil, Horor dengan Nuansa Jadul yang Kental