Street Fighter the legend of chun-li. (Dok. 20th Century Fox/Street Fighter: The Legend of Chun-Li)
Street Fighter: The Legend of Chun-Li mengambil latar di Bangkok. Bison (Neal McDonough), seorang bos kriminal, bersama anak buahnya (Michael Clarke Duncan, Josie Ho, dan Taboo) menjalankan perebutan kekuasaan di kawasan kumuh kota, menghancurkan siapa pun yang menghalangi ambisi mereka.
Di tengah eskalasi kekerasan tersebut, muncullah perlawanan dari pihak “kebaikan”: Chun-Li (Kristin Kreuk), master bela diri Gen (Robin Shou), agen Interpol Charlie Nash (Chris Klein), serta rekannya Maya Sunee (Moon Bloodgood).
Ketika film ini diumumkan, banyak penggemar berharap tim kreatifnya telah belajar dari kritik keras terhadap Street Fighter (1994). Sayangnya, harapan itu tidak terwujud.
Alih-alih memperbaiki pendekatan, film ini memilih jalur “realistis” yang justru menjauh dari identitas Street Fighter. Banyak karakter nyaris tak lagi terasa seperti versi game-nya, naskah ceritanya lemah, dan efek visualnya tampak ketinggalan zaman bahkan untuk standar 2009.
Jika Street Fighter (1994) masih dikenang berkat dialog ikonik dari karakter seperti Bison dan Zangief, The Legend of Chun-Li kerap dipandang sebagai film yang gagal total, tanpa elemen menonjol yang bisa diselamatkan atau dikenang dengan nostalgia.