TUTUP

Waduh, Sutradara Logan Ternyata Membenci Kebanyakan Film Superhero!

Sutradara Logan, James Mangold, ternyata membenci kebanyakan film superhero yang beredar saat ini. Termasuk film Marvel. Kenapa begitu? Ini alasannya!

Sutradara Logan, James Mangold, ternyata membenci kebanyakan film superhero yang beredar saat ini. Termasuk film Marvel. Kenapa begitu? Ini alasannya!

[duniaku_baca_juga] Sutradara Logan ini menyampaikan, "Tentpole movies in general, they are not movies, generally. They are bloated exercises in two-hour trailers for another movie they are going to sell you in two years. There are so many characters that each character gets an arch of about six and a half minutes at best, and I'm not exaggerating. You take 120 minutes, you take 45 of it for action, what are you left with, divide it by six characters, you have the character arc of Elmer Fudd in a Warner Brothers cartoon. That formula is empty for me." Ouch, Mangold benar-benar tidak menahan diri dalam menyampaikan pendapat di atas. [duniaku_adsense] Seperti bisa kamu baca di atas, Mangold bahkan tidak menganggap kebanyakan film superhero modern sebagai film. Di matanya, judul-judul itu hanya trailer sepanjang dua jam lebih untuk mempromosikan film berikutnya. Dengan durasi yang hanya dua jam, Mangold menganggap film-film itu bahkan tidak bisa membawa perkembangan karakter signifikan ke tokoh-tokoh yang tersaji di dalamnya. Rasa frustrasi Mangold ini mungkin disebabkan karena pengalamannya sendiri. Sebelum Logan, Mangold harus menangani The Wolverine, film yang terikat dengan kontinuitas film X-Men. Bahkan ada adegan ekstra di akhir yang memberi teaser terkait kejadian di film X-Men berikutnya: Days of Future Past. Berhubung Logan kemudian menjadi film yang terpisah dari kontinuitas normal (berkat Hugh Jackman ingin pensiun dan menginginkan sekuel The Wolverine sebagai penutup untuk karakternya), Mangold pun menyajikan film yang lebih sesuai dengan visinya. Jumlah karakter utama yang tersaji di film Logan bisa dihitung jari. Di sisi protagonis ada Logan, Laura, Caliban, dan Charles Xavier. Di sisi antagonis ada Donald Pierce, Zander Rice, dan satu karakter kejutan. Para protagonis utama memperoleh perkembangan karakter yang menarik dan cukup dalam. Terutama Logan. Image Credit: Christian Cordella[/caption] Logan juga tidak berusaha menampilkan preview untuk film-film berikutnya. Bagian ending film ini memang bisa dimanfaatkan sutradara lain untuk menyajikan kisah baru, tapi alur film ini memiliki awal, konflik, dan akhir yang berdiri sendiri. Kamu hanya perlu tahu gambaran kasar karakter Wolverine untuk memahami plotnya. Tapi apakah Logan merupakan pendekatan yang ideal untuk menyajikan film superhero? Penulis tidak setuju. Logan lebih terasa sebagai film drama-aksi biasa yang kebetulan diperankan oleh tokoh yang berasal dari komik. Harus diakui hasilnya memang bagus. Tetap saja, ini bukan formula yang seharusnya diikuti oleh film-film lain. Pendekatan yang lebih ideal sepertinya masih digunakan oleh film seperti Guardians of the Galaxy, yang mampu menyajikan unsur fantastis superhero tapi tak dibebani dengan kontinuitas film lain. Memang ada unsur Thanos dan Infinity Stone di sana, tapi sutradara James Gunn berhasil menyajikannya sebagai bagian integral cerita. Bukan sebagai teaser untuk film yang bahkan belum keluar. Karakter-karakternya pun diperkenalkan dengan baik. Beberapa di antaranya bahkan mengalami perkembangan signifikan. Bagaimana menurut kamu sebagai pembaca? Apakah kamu setuju dengan pendapat James Mangold, si sutradara Logan? Seperti apa film superhero ideal yang kamu inginkan? Sampaikan pendapatmu di kolom komentar!   Sumber: Comicbook.com, Cinemablend