Edward Newgate alias Shirohige (dok. Toei Animation/One Piece)
Penampilan Edward Newgate di era ini, dengan rambut pirang panjang dan kumis putih khas yang mulai menjadi identitasnya, menandai masa puncak kekuatan sang Shirohige. Inilah periode ketika ia berada di kondisi fisik dan mental terbaiknya, jauh sebelum penyakit perlahan menggerogoti tubuhnya.
Pada masa ini, Newgate awalnya dikenal sebagai salah satu anggota paling menonjol dari Bajak Laut Rocks D. Xebec. Kekuatannya berada di tingkat yang membuatnya sanggup berhadapan langsung dengan Gol D. Roger, sebuah pencapaian yang membuat julukan “Manusia Terkuat di Dunia” terasa sepenuhnya pantas, bahkan sebelum ia resmi menjadi Yonko.
Sebagai anak buah, Newgate awalnya sangat loyal kepada Rocks. Namun segalanya berubah di insiden God Valley. Di sana, Newgate melihat kaptennya berbalik menyerang dia, Kaido, dan Charlotte Linlin. Bagi Newgate, ini adalah pengkhianatan yang membekas dalam-dalam.
Yang ironis, Newgate tampaknya tidak pernah menyadari kebenaran di balik kejadian tersebut: bahwa pada saat itu Rocks telah dijadikan semacam “iblis” oleh Imu dan kehilangan kendali atas dirinya. Bagi Newgate, yang tersisa hanyalah memori buruk kaptennya menganggap dia dan rekan-rekannya hanya penghalang setelah semua yang mereka lalui.
Trauma itu semakin diperparah oleh fakta bahwa di God Valley, para anggota Rocks juga saling menyerang demi harta. Keserakahan dan pengkhianatan menjadi kenangan dominan yang membentuk pandangan Newgate terhadap organisasi bajak laut besar.
Pengalaman pahit inilah yang menjelaskan satu keputusan penting di masa depan: sikap awalnya yang menolak Kozuki Oden. Bukan karena Oden lemah—justru sebaliknya, melainkan karena Oden terasa bukan tipe “pengikut”. Newgate takut mengulang kesalahan lama, di mana terlalu banyak individu kuat namun tidak sejalan justru membawa kehancuran dari dalam.
Dari sini tampak jelas bahwa masa prima Edward Newgate bukan hanya ditandai oleh kekuatan fisik, tetapi juga oleh luka batin yang membentuk filosofi kepemimpinannya kelak. Ia belajar dari kehancuran Rocks, dan bertekad membangun sesuatu yang benar-benar berbeda.
Jadi ia pun kemudian membentuk kelompok yang mengedepankan kekeluargaan, seperti visi lamanya, dan sebisanya menghindari kesalahan Rocks.