caribou dan ochoku. (Dok. Shueisha, Eiichiro Oda, Toei Animation/One Piece)
Caribou sebenarnya terasa seperti kisah peringatan, semacam what if versi kelam: apa jadinya kalau Luffy nekat masuk New World terlalu cepat?
Sebelum time skip, Luffy memang sosok luar biasa. Bounty 300 juta, menumbangkan CP9, mengacak-acak Enies Lobby. Tapi saat menghadapi Kizaru dan Pacifista, kita melihat betapa jauh jarak kekuatan antara Paradise dan New World. Andai saat itu Luffy langsung menuju Pulau Manusia Ikan, lalu ke New World, bisa jadi dia akan tumbang lebih awal, mungkin bahkan oleh villain seperti Hody Jones atau Caesar Clown.
Nah, itulah Caribou. Di Paradise, dia seorang super rookie dengan bounty besar dan reputasi sadis. Tapi di New World? Dia jadi karakter komedi. Terlalu kecil untuk medan perang sebesar itu.
Ketika arc Egghead berlangsung, Caribou terjebak di pulau yang sedang menghadapi serbuan Buster Call terbesar dalam sejarah. Bajak Laut Topi Jerami sudah menurunkannya, dan dia tak punya kekuatan cukup untuk melawan mereka, apalagi menghadapi pihak Pemerintah Dunia. Bahkan jika dia kesal sekalipun, dia bukan ancaman. Dia hanya... beban.
Dalam situasi itu, satu-satunya jalan keluar adalah Van Augur dengan kemampuan Wapu Wapu no Mi-nya.
Jadi... mungkinkah Caribou berkata apapun yang dia pikirkan, termasuk "aku selalu ingin gabung Kurohige", hanya demi dibawa pergi dari Egghead?
Ucapan itu mungkin bukan pengakuan tulus, melainkan semacam survival instinct.
Dan ketika Van Augur serta Devon tetap curiga padanya, Caribou pun mengeluarkan satu kartu pamungkas: tawaran informasi penting untuk disampaikan langsung ke Kurohige.
Niat Caribou memang terasa cukup beracun. Dia punya sejarah yang rumit dengan Bajak Laut Topi Jerami, dan mungkin merasa sakit hati setelah "dibuang" dari Thousand Sunny. Maka menjual informasi penting, yang bisa mengancam Fish-Man Island dan Wano, bisa jadi bentuk balas dendam kecil, sambil tetap menyelamatkan dirinya sendiri.
Bukan soal ideologi. Bukan karena kekaguman.
Tapi karena dia ingin hidup.