4 Alasan Kilas Balik Arc Elbaf Bikin Rocks D. Xebec Jadi Favorit Fans!

Karena ini manga shonen, wajar kalau kekuatan sering jadi hal pertama yang membuat pembaca jatuh cinta pada karakter. Dan dari sisi ini, Rocks D. Xebec benar-benar tak tertandingi.

Awalnya, sempat muncul keraguan, apakah Xebec ini cuma “fraud” semacam Buggy? Soalnya di kilas balik lama, Big Mom dan beberapa anak buahnya tampak tak begitu menghormatinya. Banyak yang mengira Xebec hanya “mulut besar” dengan karisma, bukan kekuatan nyata.

Namun kilas balik di arc Elbaf langsung menampar dugaan itu mentah-mentah. Xebec digambarkan sebagai petarung yang sangat ganas. Dia membuat seorang admiral tewas akibat luka yang ia torehkan, bertarung seimbang melawan Raja Harald dari Elbaf yang berdarah Ancient Giant, dan kini berpotensi melawan God's Knight untuk mencoba menolong anak dan istrinya.

Xebec bukan hanya kuat. Ia terasa sebagai perwujudan dari istilah “monster berbentuk manusia.” Kalau dia hidup di era sekarang, rasanya tak banyak bajak laut generasi baru yang bisa melawannya.

Kalau Rocks D. Xebec hanyalah sosok brutal tanpa arah, mungkin ia tidak akan pernah menjadi karakter yang begitu memikat bagi pembaca.

Yang membuat kilas balik di arc Elbaf terasa luar biasa justru karena ia memperlihatkan dua sisi Xebec, monster di medan tempur, namun tetap manusia yang punya kode kehormatan.

Berbeda dengan Kurohige, sang anak, yang bisa mengkhianati siapa pun demi ambisinya, Xebec tidak menekan atau memaksa Raja Harald dari Elbaf untuk tunduk padanya. Ia bahkan menghormati Harald sebagai sahabat sejati, meski mereka akhirnya berseberangan jalan. Ketika Kaido mengusulkan menggunakan kekuatan untuk memaksa Harald, Xebec menendangnya.

Ia juga punya aturan moralnya sendiri. Ketika rivalnya, Gol D. Roger, berkunjung ke bar milik Shakuyaku, Xebec menahan diri untuk tidak menyerang, karena di tempat itu baku hantam dilarang.

Bayangkan, pria yang bisa membunuh admiral tahu kapan harus menahan diri.

Xebec bukan psikopat tanpa arah. Ia adalah sosok yang memiliki prinsip. Dan di situlah daya tarik tragisnya muncul, brutal, tapi tetap manusiawi.

Lalu tentu saja ada aspek sedih ini.

Xebec punya anak dan istri. Dia begitu mencintai istrinya, hingga dia yang tadinya bisa terpikat pesona Shakuyaku kemudian jadi kebal. Ia sudah punya seseorang yang ia sayangi, dan itu membuatnya kebal pada godaan dunia luar.

Terungkap pula kalau alasan utama Xebec datang ke God Valley bukan mengamankan Shakuyaku, melainkan menolong anak dan istrinya saat God Valley sedang jadi tempat perburuan manusia.

Pada Raja Harald, Xebec mengakui dia dapat merasakan keberuntungannya akan habis. Jadi dia dapat merasakan bahwa ia mungkin tak akan selamat dari God Valley. Tapi dia rela mengorbankan ambisinya yang belum tercapai (Raja Dunia), untuk kesempatan menolong anak dan istrinya.

Tragis, heroik, dan justru... sangat manusiawi.

Jauh sebelum Bajak Laut Rocks berdiri, Rocks D. Xebec sudah menyerbu Mary Geoise di tengah Reverie.

Dia berujung berhadapan dengan Imu, lalu pergi lagi, tapi sempat berjanji bahwa dia akan kembali.

Dan di situ makna ambisinya sebagai Raja Dunia menjadi jelas. Mungkin Xebec tidak ingin menaklukkan dunia demi berkuasa. Mungkin yang ia inginkan adalah menggulingkan tiran yang telah memerintah dari balik bayangan selama berabad-abad.

Dalam konteks itu, Xebec bukan hanya bajak laut, dia adalah pemberontak pertama. Revolusioner sebelum Pasukan Revolusioner resmi berdiri. Seseorang yang menantang kekuasaan absolut ketika dunia belum siap menerima kebenaran tentang siapa yang sebenarnya memegang tahta.

Fakta bahwa Xebec pernah bertemu langsung dengan Imu, lalu selamat dari pertemuan itu, membuatnya terasa seperti figur legendaris, seorang anti-hero sejati, jauh sebelum era Luffy dan Pasukan Revolusioner dimulai.

Nah, itulah empat alasan kenapa kilas balik arc Elbaf membuat Rocks D. Xebec, yang dulu dicurigai sebagai “Ultimate Evil”, kini justru menjadi favorit para fans.

Kini kita tahu, Xebec memang kuat dan brutal, tapi di balik keganasannya tersembunyi sisi terhormat, kasih seorang ayah, dan keberanian menantang tiran sejati dunia, Imu. Ia bukan monster haus darah seperti yang selama ini digambarkan sejarah, melainkan sosok anti-hero tragis.

Kalau nanti momen tumbangnya Rocks D. Xebec benar-benar diperlihatkan, itu bukan lagi sekadar akhir bagi seorang bajak laut, melainkan jatuhnya seorang legenda yang salah dimengerti dunia. Dan fans mungkin akan merasa sedih melihatnya.

Satu hal yang pasti: persepsi pembaca terhadapnya kini telah berubah total. Xebec bukan hanya simbol kekacauan, dia juga lambang kebebasan dan tragedi.

Kalau menurutmu gimana?

Apakah kamu juga ikut terpesona oleh kekuatan dan sisi humanis Rocks D. Xebec?

Sampaikan di kolom komentar!