Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
Kanao Tsuyuri
Kanao Tsuyuri (dok. Ufotable/ Kimetsu no Yaiba)

Intinya sih...

  • Pernapasan Bunga di Kimetsu no Yaiba merupakan teknik pernapasan yang dipakai karakter Kanao Tsuyuri.

  • Terdapat 5 teknik Pernapasan Bunga yang digunakan oleh Kanao dalam cerita, seperti Ni no kata, Shi no kata, Go no kata, Raku no kata, dan Tsui no kata.

  • Setiap teknik memiliki keunikan dan kekuatan masing-masing, serta risiko yang harus ditanggung oleh pengguna.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Serial Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba memperkenalkan konsep kekuatan yang memanfaatkan teknik pernapasan. Sejak pertama kali diciptakan, teknik ini telah berkembang menjadi beberapa cabang, salah satunya Pernapasan Bunga.

Kanao Tsuyuri merupakan Pembasmi Iblis yang menggunakan pernapasan bunga. Ia mempelajarinya hanya dengan memperhatikan kakak angkatnya, Kanae Kocho, mantan Hashira Bunga.

Disebutkan bahwa pernapasan ini mencakup tujuh teknik. Namun, hanya lima di antaranya yang muncul dalam cerita. Inilah kelima teknik Pernapasan Bunga di Kimetsu no Yaiba.

1. Ni no kata: Mikage Ume

Ni no kata: Mikage Ume (dok. Shueisha/ Kimetsu no Yaiba)

Ni no kata: Mikage Ume atau Second Form: Honorable Shadow Plum merupakan jurus kedua yang dapat digunakan untuk menyerang sekaligus melindungi diri secara bersamaan. Saat memakai jurus ini, pengguna akan melepaskan serangkaian tebasan katana secara berputar untuk menangkis serangan dari lawan.

Kanao melancarkan teknik ini saat berusaha menghalau es yang Doma ciptakan dengan Mantra Darah Iblis miliknya. Berkat tebasan yang mencakup semua area, Kanao berhasil selamat dari serangan es tersebut.

2. Shi no kata: Beni Hanagoromo

Shi no kata: Beni Hanagoromo (dok. Shueisha/ Kimetsu no Yaiba)

Dikenal pula sebagai Fourth Form: Crimson Hanagoromo, Shi no Kata: Beni Hanagoromo merupakan jurus keempat yang Kanao gunakan untuk menyerang Doma. Tepatnya, ketika Doma baru saja menyerap tubuh Pilar Serangga Shinobu Kocho. Pada jurus ini, pengguna melepaskan tebasan tunggal secara melengkung dan memutar.

Ciri khas dari teknik ini ialah serangannya yang mengandalkan keanggunan dan kelincahan alih-alih kekuatan fisik untuk mengiris musuh. Jadi, meskipun hanya berupa serangan tunggal, tetapi jurus ini terbukti efektif dan mematikan.

3. Go no kata: Ada no Shakuyaku

Go no kata: Ada no Shakuyaku (dok. Shueisha/ Kimetsu no Yaiba)

Teknik Pernapasan Bunga berikutnya adalah Go no kata: Ada no Shakuyaku alias Fifth Form: Peonies of Futility. Kanao menggunakan jurus ini untuk melancarkan tebasan cepat ke arah Doma yang berhasil memancing kemarahan dan kebenciannya.

Go no kata: Ada no Shakuyaku mencakup sembilan serangan yang dilepaskan secara beruntun. Serangan ini tergolong sangat rumit karena Pembasmi Iblis yang menggunakannya harus melancarkan serangan dari berbagai sudut sebelum akhirnya serangan itu bertemu di satu titik. Jurus ini menampilkan serangan yang indah sehingga Doma pun dibuat takjub.

4. Raku no kata: Uzumomo

Raku no kata: Uzumomo (dok. Shueisha/ Kimetsu no Yaiba)

Raku no kata: Uzumomo merupakan teknik Pernapasan Bunga lainnya yang ditampilkan dalam serial Kimetsu no Yaiba. Dikenal juga sebagai jurus keenam atau Sixth Form: Whirling Peach, teknik ini dipakai setelah atau ketika menghindari serangan.

Selanjutnya, si pengguna akan melakukan gerakan berputar untuk melancarkan serangan balasan. Jurus keenam ini menjadi salah satu teknik yang paling berguna bagi pemakai Pernapasan Bunga. Pasalnya, setelah bermanuver, pengguna dapat mengubah aksi defensifnya menjadi gerakan ofensif dalam sekejap.

Selama pertarungannya melawan Doma, Kanao menggunakan jurus ini untuk mengelak dari tebasan sang Iblis Bulan Atas 2 yang mengincar wajahnya. Alhasil, Kanao hanya mengalami luka kecil di pelipisnya. Setelah itu, Kanao dengan sigap melancarkan serangan balasan ke arah Doma.

Raku no kata: Uzumomo termasuk teknik tingkat tinggi. Tubuh si pengguna harus benar-benar terlatih dan punya fleksibilitas yang baik agar bisa memakainya.

5. Tsui no kata: Higan Shugan

Tsui no kata: Higan Shugan (dok. Shueisha/ Kimetsu no Yaiba)

Terakhir, ada Final Form: Equinoctial Vermillion Eye atau Tsui no Kata: Higan Shugan. Teknik ini merupakan cara terkuat dalam Pernapasan Bunga, tapi juga terbukti sangat berisiko bagi si pemakai.

Sebagaimana yang Shinobu sampaikan kepada Kanao sebelum final battle, jurus terakhir ini bisa mengakibatkan kebutaan. Pasalnya, pengguna akan mengakses potensi penuh dari mata mereka sehingga persepsi pun meningkat.

Saat teknik ini dipakai, penggunanya akan melihat seluruh objek di sekitarnya bergerak dengan sangat lambat. Itulah mengapa si pengguna akan menjadi sulit untuk diserang.

Kanao tak memedulikan peringatan Shinobu karena tekadnya untuk tak menyia-nyiakan pengorbanan sang Hashira Serangga. Saat tubuh Doma mulai membusuk karena racun yang ia serap bersamaan dengan tubuh Shinobu, Kanao pun menggunakan Final Form ini dan mencoba memenggal kepala Doma.

Kanao kehilangan sebelah penglihatannya sebagai dampak dari penggunaan Tsui no Kata: Higan Shugan. Namun, ia masih bisa melancarkan serangan serupa hanya dengan satu mata, seperti yang ditunjukkan ketika Kanao hendak memberikan obat kepada Tanjiro yang berubah menjadi iblis.

Itulah kelima teknik Pernapasan Bunga di Kimetsu no Yaiba yang dipakai oleh Kanao Tsuyuri. Teknik keberapa yang jadi favoritmu?

Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:

Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku

Tele: https://t.me/WargaDuniaku

FAQ seputar teknik Pernapasan Bunga di Kimetsu no Yaiba

  1. Apa itu teknik Pernapasan Bunga di Kimetsu no Yaiba?

    Teknik pernapasan ini adalah gaya bertarung bercabang dari Pernapasan Air dengan gerakan indah dan mematikan.

  2. Siapa pengguna utama teknik Pernapasan Bunga?

    Kanae Kocho dan Kanao Tsuyuri adalah pengguna utamanya.

  3. Apa ciri khas teknik Pernapasan Bunga?

    Gerakannya lincah, berirama, dan sering menyerang titik vital musuh.

Editorial Team