Yuka dan Tsurugi saat diasuh Yuta dan Maki (Dok. Shueisha/Jujutsu Kaisen Modulo)
Yah, saya tahu juga bahwa keputusan membunuh Yuta dan Maki juga bisa terasa pahit.
Di pertempuran akhir lawan Sukuna kita melihat mereka masih begitu prima, dan ketika Modulo dimulai mereka sudah jadi kakek-kakek dan nenek-nenek di flashback yang kemudian meninggal dunia, meninggalkan cucu-cucu yang mereka sayangi.
Tapi dari segi naratif, menempatkan Modulo jauh di masa depan juga terasa lebih masuk akal.
Generasi baru di Modulo benar-benar berdiri di panggungnya sendiri. Konflik yang mereka hadapi (baik intrik dunia jujutsu, warisan generasi sebelumnya, maupun kedatangan alien Simurian) semuanya terasa fresh, bukan sekadar daur ulang ancaman lama dengan wajah baru.
Dengan begitu, Modulo bisa memberi rasa penasaran yang organik: bukan “siapa yang akan di-nerf berikutnya?”, melainkan “apa yang akan dilakukan generasi baru untuk menghadapi tantangan yang bahkan belum pernah dihadapi para pendahulu mereka?”.
Dan kalau kamu pikirkan baik-baik, ini juga memberi indikasi menarik bahwa Yuta dan Maki, setelah semua kisruh yang mereka lewati sejak Jujutsu Kaisen 0 hingga Culling Game, sempat merasakan perdamaian panjang sebelum gugur. Fakta bahwa mereka mati tua, bukan mendadak dikalahkan makhluk absurd yang muncul entah dari mana, adalah cara terbaik untuk menunjukkan kesan bahwa mereka sempat merasakan "hidup bahagia hingga akhir hayat" selama puluhan tahun.
Sesuatu yang saya rasa sejumlah fans Naruto harap akan dirasakan oleh Naruto dan Hinata juga. Bukannya mendadak mereka disegel ke dimensi lain oleh anak asuh yang salah jalan.
Lalu kalau Gege Akutami ingin membuat cerita yang menyajikan kisah Maki dan Yuta di umur 30 tahun? Dia bisa membuatnya sebagai spin-off berbeda lagi, dimana Yuta dan Maki beraksi tanpa harus berbagi spotlight dengan generasi baru.
Ini mungkin salah satu cara terbaik menyikapi konsep next generation di manga populer.
Kalau menurutmu gimana?
Sampaikan di kolom komentar!