Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, adaptasi anime Solo Leveling mendapat sedikit perbedaan dari segi cerita. Salah satu yang mencolok adalah masalah dungeon semut di pulau Jeju yang kini diungkap lebih awal.
Apa saja perbedaan versi anime dan manhwa Solo Leveling?
Berbeda dengan versi manhwa yang cuma menyinggung momen raid satu ini dari dialog antar tokoh, versi animenya memperlihatkannya jauh lebih lengkap.
Di situ juga ada sejumlah tokoh yang debut jauh lebih awal seperti Min Byung-Gyu, Baek Yoonho, dan Choi Jong-In.
Berdasarkan ingatan Choi Jong-In, raid tersebut diketahui berhasil menimbulkan banyak korban jiwa sehingga ia bertekad untuk kembali menaklukkan dungeon tersebut dengan rencana operasi yang lebih matang dari sebelumnya.
Perbedaan ini khusus untuk penayangan di versi Jepang.
Pada anime Solo Leveling yang tayang di Jepang, nama karakternya diganti jadi nama Jepang. Paling menonjol adalah Sung Jin Woo diganti jadi Shun Mizushino.
Berhubung kita bukan di Jepang, kalau kamu nonton Solo Leveling di sumber resmi (katakanlah Netflix), perbedaan ini memang tidak terasa. Nama-nama karakternya masih Sung Jin Woo dan kawan-kawan seperti yang kita kenal.
Selain para hunter yang ikut raid dungeon, sang heroine utama cerita ditampilkan jauh lebih awal.
Yah, Cha Hae-In diketahui sudah muncul di episode pertama pada saat ia menangkap para jambret yang merampas tas seorang warga sipil. Setelah itu, ia juga beberapa kali muncul seperti saat menemui Choi Jong-In dan didatangi utusan perusahaan milik Yoo Myunghan.
Padahal dalam versi manhwa, Cha Hae-In baru muncul saat Jin-Woo debut sebagai kuli tambang di bab 65.
Usai kejadian Double Dungeon, Jin-Woo mendapati dirinya bangun di rumah sakit dan ditemui dua orang anggota Asosiasi Hunter Korea, yaitu Woo Jinchul dan rekannya.
Nah, dalam versi manhwa, Woo Jinchul ditemani oleh tokoh figuran yang tak diketahui namanya sama sekali.
Namun dalam versi anime, orang yang menemani Woo Jinchul adalah Kang Taeshik.
Ada kemungkinan alasan kenapa ia dimasukkan dalam cerita agar jalan cerita saat insiden raid bersama para narapidana jadi masuk akal.
Momen satu ini juga mendapat perbedaan mencolok di versi anime dan manhwa-nya.
Dalam versi manhwa, Jin-Woo menerima permintaan Jinho untuk melakukan raid dungeon bersama dengan syarat bahwa hanya mereka berdua saja yang masuk. Selebihnya, anggota yang tersisa bisa menunggu di luar.
Sedangkan versi anime menambahkan sedikit bumbu di mana Jin-Woo sempat menolak meski ujung-ujungnya menerima juga permintaan tersebut.
Seperti yang kita tahu, selain Jin-Woo, para survivior Double Dungeon jarang mendapat sorotan kecuali pada saat momen raid bersama narapidana.
Nah, di versi manhwa, ada yang mendapat sorotan lebih yaitu, Lee Joohee dan Kim Sangshik.
Lee Joohee sempat bertelepon dengan ibunya tentang masalah pekerjaannya sebagai seorang hunter yang kini mulai membahayakan jiwanya. Sedangkan Kim Sangshik mendapat adegan kebersamaan bersama keluarga kecilnya.
Dalam versi manhwa, kemunculan semut bersayap sendiri baru dihadirkan pada bab 80, di mana ia diperlihatkan telah mencapai daratan Jepang.
Namun dalam versi anime, makhluk satu ini sudah muncul pada saat momen keberangkatan guild Hunters ke pulau Jeju di episode 11.
Yah, ketika mereka hampir mencapai tempat tujuan, grup tersebut mendapati ada seekor semut mati yang ternyata telah berevolusi ke wujud bersayapnya.
Itulah daftar perbedaan adaptasi versi anime dan manhwa Solo Leveling.
Bagaimana pendapat kalian?
Diterbitkan pertama 08 Mei 2024, diterbitkan kembali 15 Januari 2025.
Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:
Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku
Tele: https://t.me/WargaDuniaku