Pada bab minggu kemarin, kita sempat melihat Gojo unggul dari Sukuna setelah ia meledakkan seisi kota dengan teknik Hollow Purple-nya. Akan tetapi, situasinya malah berbalik 180 derajat.
Gojo malah tewas dengan tubuh terpotong oleh Sukuna di bab 236.
Bagaimana hal itu bisa terjadi? Simak pembahasannya berikut ini!
Bab kali ini dibuka dengan momen Gojo yang bertemu kembali dengan Geto di sebuah area yang terlihat seperti bandara. Anehnya, mereka malah bereuni dengan penampilan saat masih sekolah.
Selain Geto, ada rekan-rekan lainnya yang juga muncul seperti Nanami, Haibara dan juga Masamichi. Kita juga bisa melihat penampakan Riko dan Kuroi yang telah lama pergi sejak insiden masa lalu Gojo.
Nah, Gojo dan Geto pun berbincang tentang pertarungan dengan sang raja kutukan. Dan untuk pertama kalinya, Gojo mengakui kalau Sukuna itu luar biasa kuat.
Bahkan meski Sukuna tak punya Ten Shadows, Gojo mengakui dirinya tak yakin akan mampu melawan raja kutukan tersebut.
Selain kekagumannya pada Sukuna, Gojo juga punya hal yang ia sesalkan.
Yup, hal itu tentang soal rasa kesepian yang sama-sama dirasakan Gojo dan Sukuna selaku orang terkuat.
Gojo sendiri mengakui dirinya tak begitu kesepian karena dikelilingi orang-orang yang disayanginya. Akan tetapi, ia masih merasakan adanya batas antara dirinya dengan manusia lain sebagai makhluk hidup.
Analoginya seperti bisa menyayangi bunga yang bermekaran namun tak akan bisa dimengerti oleh bunga tersebut.
Oleh karena itu, Gojo merasa senang bertemu Sukuna yang membuatnya ingin mengerahkan segalanya dan mati karena dibunuh oleh orang yang lebih kuat darinya.
Sayangnya, Gojo menyesal karena gagal membuat Sukuna benar-benar serius.
Setelah momen reuni Gojo dengan mendiang rekan-rekannya, kita diperlihatkan pada adegan yang tragis.
Yah, Gojo terlihat terbaring tak berdaya dengan tubuh atasnya yang terpotong. Sedangkan bagian pinggang sampai kakinya masih berdiri.
Tak peduli sekuat apapun teknik kutukan pembalik, berada dalam kondisi tersebut sudah menandakan akhir hidup Gojo telah tiba.
Melihat tumbangnya Gojo, Sukuna pun mulai menjelaskan bagaimana ia menembus teknik Limitless milik penyihir tersebut.
Rupanya, ia memanfaatkan kemampuan Mahoraga yang bisa menganalisis setiap serangan dan beradaptasi dengannya. Nah, kemampuan adaptasi shikigami itu sendiri akan berlangsung lebih cepat sering banyaknya serangan yang diterima.
Berhubung Mahoraga telah beradaptasi dengan Limitless, Sukuna pun menjadikannnya untuk mendapatkan pola tertentu di mana teknik Mahoraga mampu menebas tidak hanya target namun ruangan itu sendiri.
Jadi tak peduli setebal apapun pertahanan Limitless milik Gojo, serangan Mahoraga akan tetap mencapainya. Dari situlah, Sukuna belajar tentang pola tersebut dan menerapkannya pada kemampuannya sendiri.
Hal ini yang menjelaskan kenapa tebasannya bisa memotong tubuh Gojo menjadi dua.
Sukuna sendiri mengakui bahwa teknik tebasan dimensinya sendiri sulit dilakukan namun efektif menembus pertahanan Gojo.
Seolah tak peduli dengan kematian Gojo, satu orang penantang pun kembali muncul untuk menghadapi Sukuna.
Yah, dia adalah Hajime Kashimo, penyihir kuno yang dari dulu ingin sekali mencicipi pertarungan dengan raja kutukan tersebut hingga ia nekat membuat kesepakatan dengan Kenjaku.
Melihat Hajime muncul, Sukuna pun berharap penantang barunya tak merusak kegembiraannya kali ini.
Itulah pembahasan akhir riwayat Gojo Satoru di Jujutsu Kaisen.
Bagaimana pendapat kalian?
Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:
Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku
Tele: https://t.me/WargaDuniaku