Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
Doma karakter Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba (dok. Koyoharu Gotoge, SHUEISHA, Aniplex, ufotable/Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba)
Doma karakter Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba (dok. Koyoharu Gotoge, SHUEISHA, Aniplex, ufotable/Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba)

Intinya sih...

  • Daki dan Gyutaro adalah Iblis Bulan Atas yang kejam, tanpa penyesalan, dan harus dibunuh bersamaan.

  • Kokushibo adalah salah satu sosok paling sulit dimaafkan karena membantai demi mempertahankan kekuatan dan keabadian.

  • Gyokko tidak memiliki latar belakang yang membuatnya terasa manusiawi, menjadikannya salah satu iblis yang paling sulit untuk dimaafkan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di antara para Iblis Bulan Atas dalam Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba, memang ada sosok yang mengundang simpati seperti Akaza, iblis yang terlahir dari keputusasaan dan kehilangan.

Namun, sebagian besar dari mereka justru merupakan makhluk yang kejam bahkan sebelum menjadi iblis. Ada yang tak pernah menunjukkan penyesalan, ada pula yang justru makin brutal setelah kehilangan sisi kemanusiaannya. Bukan hanya jahat… mereka terasa tak pantas mendapat pengampunan.

Siapa saja para Upper Moon paling tak termaafkan? Inilah daftarnya!

6. Daki dan Gyutaro

Gyutaro dan Daki hidup menderita. (dok. ufotable/Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba)

Jika kamu bertanya kenapa Daki dan Gyutaro dihitung sebagai satu entri, alasannya sederhana: mereka memang satu paket. Mereka berbagi posisi sebagai Iblis Bulan Atas, dan hanya bisa dikalahkan jika keduanya dibunuh secara bersamaan.

Di balik kekejaman mereka, ada latar belakang yang tragis. Mungkin hanya Akaza yang memiliki kisah masa lalu lebih memilukan. Mereka tumbuh di lingkungan yang keras, terbuang, dan terhina, dan ketika akhirnya menjadi iblis, mereka melampiaskan luka itu dengan kekerasan.

Tapi masa lalu yang kelam tidak menghapus fakta bahwa mereka telah membunuh terlalu banyak orang tanpa penyesalan. Daki kejam, emosional, dan kerap menyiksa manusia dengan sadis. Sementara Gyutaro dipenuhi rasa iri dan kebencian, membantai demi pelampiasan, bukan sekadar karena lapar.

Bandingkan dengan Akaza, yang bahkan saat ingatannya sebagai manusia mengabur, tetap menjaga prinsip untuk tidak membunuh perempuan. Sebuah bentuk kendali diri yang tak pernah terlihat pada duo kakak-beradik ini.

5. Kokushibo

Kokushibo (dok. ufotable/Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba)

Saat masa lalu Kokushibo sebagai saudara kembar Yoriichi Tsugikuni terungkap, kita memang diperlihatkan sisi tragis darinya. Ada perasaan iri, rendah diri, dan akhirnya penyesalan terhadap sosok saudara yang tak pernah membencinya.

Namun rasa sesal itu datang terlambat. Kokushibo tetap memilih menjadi iblis, dan selama ratusan tahun ia membantai demi mempertahankan kekuatan dan keabadian. Bersama Muzan, Kokushibo adalah salah satu sosok paling bertanggung jawab atas hampir punahnya pengguna Pernapasan Matahari, warisan Yoriichi yang ia benci sekaligus kagumi.

Meski hatinya sempat terguncang di akhir hidupnya, kerusakan yang ia timbulkan tak terhitung jumlahnya. Dalam hal dosa, Kokushibo adalah salah satu yang paling sulit dimaafkan.

4. Kaigaku

Kaigaku (dok. Ufotable/ Kimetsu no Yaiba)

Dalam dunia fiksi, ada tipe karakter yang justru terasa paling menyebalkan bukan karena kekuatannya, tapi karena kepribadiannya: pengecut, egois, dan tanpa penyesalan. Kaigaku adalah contoh sempurna untuk tipe ini.

Sebagai iblis, Kaigaku memang punya kekuatan besar, apalagi karena dia menggabungkan teknik pernapasan dengan kekuatan iblis. Namun sayangnya, semua potensi itu tidak membuatnya jadi lawan yang benar-benar menakutkan. Bahkan dibandingkan Daki dan Gyutaro, Iblis Bulan Atas 6 sebelumnya, Kaigaku terasa kurang mengancam. Kebetulan buruknya? Dia harus berhadapan dengan Zenitsu, satu-satunya orang yang paling paham cara menghadapinya.

Yang membuat Kaigaku lebih dibenci dari banyak iblis lain adalah sifat dasarnya yang sudah busuk sejak manusia. Ia mementingkan diri sendiri, bahkan mengkhianati rekan sesama pembasmi demi menyelamatkan diri. Tragedi yang menewaskan anak-anak asuh Gyomei pun berpangkal darinya, menunjukkan bahwa kerusakan yang dia timbulkan bukan hanya terhadap Zenitsu, tapi terhadap banyak orang lain.

Lebih dari itu, Kaigaku penuh arogansi, kebencian, dan tidak pernah sekalipun mengakui kesalahan bahkan hingga detik terakhir hidupnya.

Berbeda dengan iblis lain yang masih bisa membangkitkan simpati atau tragis dalam kematiannya, Kaigaku dari awal hingga akhir tetaplah sosok yang sulit untuk dimaafkan.

3. Gyokko

Gyokko (dok. ufotable/Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba)

Beberapa Iblis Bulan Atas masih bisa memunculkan simpati, bahkan kalau hanya sedikit. Kokushibo, misalnya, punya latar belakang menyedihkan yang menjelaskan sifat obsesif dan tragisnya. Akaza, Daki, dan Gyutaro memiliki masa lalu penuh penderitaan yang membuat mereka terasa lebih manusiawi.

Namun Gyokko? Dia berbeda.

Gyokko nyaris tidak diberi latar belakang yang membuat kita bisa mengerti jalan pikirannya. Tidak ada tragedi yang menyentuh, tidak ada penderitaan yang membuatnya tampak sebagai korban keadaan. Justru sebaliknya, Gyokko membunuh demi “seni”, dan menjadikan manusia sebagai objek instalasi dalam pertunjukan sadisnya.

Ia eksentrik, keji, dan bangga dengan kekejamannya. Hingga akhir hayatnya, Gyokko tidak menunjukkan penyesalan, tidak juga keraguan. Hanya rasa puas atas “karya”-nya yang mengerikan.

Kurangnya pendalaman karakter membuat Gyokko terasa benar-benar seperti monster. Dan mungkin justru karena itu, dia jadi salah satu iblis yang paling sulit untuk dimaafkan.

2. Hantengu

Hantengu membuat klon dengan kekuatan setara Iblis Bulan Atas. (dok. ufotable/Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba)

Dalam Demon Slayer, kilas balik para iblis biasanya membuka sisi manusiawi mereka, menyuguhkan tragedi masa lalu yang membuat kita, setidaknya, memahami bagaimana mereka bisa berubah menjadi monster.

Tapi Hantengu adalah pengecualian.

Alih-alih simpati, kilas balik Hantengu justru menimbulkan rasa muak. Sejak manusia, ia sudah menjijikkan: pengecut, manipulatif, dan gemar menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri. Ia tidak punya rasa tanggung jawab, dan lari dari konsekuensi dengan cara paling licik.

Bahkan setelah menjadi iblis, bentuk-bentuk manifestasi emosinya pun mewakili sisi terburuk manusia. Tak ada secuil pun penyesalan, apalagi kehormatan.

Tragis? Tidak. Hantengu bukan korban. Dia adalah representasi dari keburukan yang sudah membusuk sejak awal.

1. Doma

Doma karakter Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba (dok. Koyoharu Gotoge, SHUEISHA, Aniplex, ufotable/Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba)

Jangan biarkan wajah tampan dan karisma Doma menipumu, di balik senyumnya yang tenang tersembunyi kengerian sejati.

Doma adalah monster.

Berbeda dari banyak Iblis Bulan Atas lain yang menyimpan sisa-sisa kemanusiaan atau tragis dalam latar belakang mereka, Doma bahkan sudah rusak sejak awal. Sejak masih manusia, ia sudah menunjukkan nihilnya empati dan dinginnya hatinya.

Menjadi iblis hanya memberinya kekuatan untuk melampiaskan kekejian itu tanpa batas. Dan berbeda dari Akaza, yang bahkan dalam wujud iblis menolak menyakiti perempuan, Doma justru menjadikan perempuan sebagai santapan favoritnya. Kekejian yang justru dimanfaatkan Shinobu dalam pertarungan terakhir mereka.

Tak ada simpati. Tak ada penyesalan. Doma adalah iblis yang tak hanya mengerikan, tapi juga tak punya sisi manusia yang bisa diselamatkan.

Nah, itu dia enam Iblis Bulan Atas dari Demon Slayer yang menurut saya benar-benar tak bisa dimaafkan.

"Lho, Nakime mana?"

Jujur saja, saya sengaja tidak memasukkan Nakime karena versi manga Demon Slayer nyaris tidak memberi cukup sorotan terhadap latar belakang atau motivasinya. Dia lebih terasa seperti pion yang menjalankan perintah Muzan ketimbang sosok dengan kedalaman moral atau tragedi pribadi.

Tapi siapa tahu kalau nanti di adaptasi movie Infinity Castle dia mendapatkan pendalaman karakter, mungkin saja daftar ini akan saya perbarui.

Menurut kamu, siapa iblis yang paling bikin geregetan dan benar-benar tak layak diampuni?

Yuk, sampaikan di kolom komentar!

Editorial Team