Serial anime dan manga berjudul Bleach memperkenalkan sebuah istilah yang mengacu pada senjata ikonik bernama zanpakuto, yaitu senjata yang dimiliki para shinigami. Senjata khusus ini memiliki bentuk menyerupai pedang khas Jepang.
Dari banyaknya zanpakuto yang ada, salah satu di antaranya dinilai sebagai yang terkuat, yakni Ryujin Jakka. Siapa pengguna dan apa yang membuatnya dianggap sebagai yang terkuat? Simak fakta Ryujin Jakka berikut ini.
Wujud sebuah zanpakuto dapat berbeda-beda. Dalam keadaan tersegel, bentuk Ryujin Jakka berwujud tongkat kayu yang dapat digunakan sebagai tombak. Ini menjadi salah satu metode penyamaran penggunanya, sebab bentuk sejati senjata ini adalah sebuah katana bergagang ungu tua dan sarung berwarna merah.
Akan tetapi, roh perwujudan Ryujin Jakka ini sebenarnya menyerupai kobaran api neraka yang sangat besar. Hal ini sesuai dengan arti Ryujin Jakka sendiri, yaitu 'Nyala Api Mengalir Seperti Pedang'.
Shinigami bernama Genryusai Shigekuni Yamamoto adalah pengguna Ryujin Jakka. Kapten Yamamoto ini adalah Dewa Kematian terkuat dan disegani sebab perannya sebagai Komandan Kapten Gotei 13 selama ribuan tahun lamanya. Usianya bahkan telah melebihi 2.100 tahun. Namun, Yamamoto saat ini telah tewas di tangan Yhwach.
Sebagai roh api neraka, sudah dapat dipastikan bahwa kemampuan spiritual Ryujin Jakka akan berhubungan dengan pengendalian api. Zanpakuto yang satu ini punya kekuasaan untuk memanipulasi api menyerupai bentuk apapun.
Manipulasi yang dilakukan Ryujin Jakka tak hanya dalam hal perwujudan apinya saja. Ryujin Jakka juga mampu mengontrol apinya tersebut.
Perintah pelepasan awal yang disebut shikai milik Ryujin Jakka adalah banshou issai kaijin to nase (semua hal di alam semesta berubah menjadi abu). Pelepasan zanpakuto terjadi bersamaan dengan pelepasan reiatsu. Saking dahsyatnya, efek pelepasan ini dirasakan seluruh Seireitei.
Shikai Ryujin Jakka juga memiliki kemampuan khusus. Ketika diaktifkan, pedang Ryujin Jakka akan termakan oleh api. Aura yang dihasilkan akan membakar apapun yang menjadi targetnya sampai hangus menjadi abu. Bahkan, panasnya api yang dihasilkan mampu mencapai langit.
Ketika Ryujin Jakka disegel kembali, kemampuan senjata tersebut tak ikut tersegel, sehingga tetap dapat digunakan Kapten Yamamoto.
Pelepasan akhir atau bankai milik Ryujin Jakka adalah Zanka no Tachi. Jika diaktifkan, katana milik Kapten Yamamoto ini akan berubah menjadi kuno dan usang, seperti hangus terbakar api. Hal ini adalah efek dari kemampuan khusus bankai-nya.
Api yang telah dihasilkan Ryujin Jakka akan diserap seluruhnya oleh katana. Dengan Zanka no Tachi, kekuatan penuh api Kapten Yamamoto akan bersatu dengan pedangnya. Efeknya, seluruh area yang seukuran Seireitei akan mengering akibat gelombang panas yang dihasilkan.
Bankai Zanka no Tachi milik Ryujin Jakka punya empat mode yang masing-masing diberi nama sesuai arah mata angin.
Higashi: Kyokujitsujin atau East: Rising Sun Edge (Timur), yaitu mode yang otomatis aktif setelah dilepaskan. Dalam mode ini, kekuatan api akan dipusatkan di sepanjang ujung pedang. Efeknya terhadap target bukan terbakar, melainkan langsung musnah.
Nishi: Zanjitsu Gokui atau West: Remnant Sun Prison Garb (Barat), yaitu mode yang hanya dapat dilihat oleh Yamamoto saja, kecuali dia menginginkan untuk menunjukkannya. Teknik ini adalah jubah reietsu yang panasnya mencapai 15 juta derajat. Jubah yang menyelimuti tubuh Yamamoto ini membuatnya tak mungkin disentuh.
Minami: Kaka Jumanokushi Daisojin atau South: Great Burial Ranks of the Ten Trillion Fire Dead (Selatan), yaitu mode yang aktif setelah Yamamoto menancapkan pedangnya ke tanah. Dengan teknik ini, Yamamoto dapat memanggil orang yang telah mati oleh apinya dan menggunakan mereka sebagai pasukannya.
Kita: Tenchi Kaijin atau North: Heaven and Earth End in Ashes (Utara), yaitu mode yang menghasilkan tebasa api panas yang akan membakar apapun yang disentuhnya.
Itulah beberapa fakta Ryujin Jakka, roh zanpakuto terkuat dalam serial Bleach yang dimiliki Kapten Yamamoto. Kamu punya informasi fak menarik dari senjata shinigami yang satu ini? Coba tulis di kolom komentar, yuk!
Penulis: Viky Nursyafira