Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
Anime yang Menurun Kualitasnya Saat Mulai Populer
One Punch Man Season 3 (dok. J.C.Staff/ One Punch Man Season 3)

Intinya sih...

  • The Seven Deadly Sins mengalami penurunan kualitas setelah Studio Deen menggantikan A-1 Pictures pada musim ketiganya.

  • Adaptasi anime Tokyo Ghoul kecewa banyak penggemar karena ketidaksetiaan Studio Pierrot terhadap materi sumbernya.

  • One Punch Man Season 3 dikritik karena kegagalan J.C.Staff dalam menganimasikan babak besar yang ditunggu-tunggu dari manga aslinya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Penggemar anime selalu antusias setiap kali mendengar judul baru yang menjanjikan plot seru. Dibarengi dengan visual animasi ciamik serta penggambaran karakter yang menawan, serial tersebut bisa dengan mudah mendapatkan kesan pertama yang positif dari para penontonnya.

Seiring meningkatnya popularitas suatu anime, tak salah jika orang-orang pun terus mengharapkan hal hebat lainnya pada episode atau musim yang akan datang. Lalu, jika yang penggemar terima justru sebaliknya, itu mungkin bakal menjadi awal dari kehancuran serial terkait.

Sayangnya, kemerosotan seperti ini tak dapat dihindari oleh beberapa serial. Inilah jajaran anime yang menurun kualitasnya saat mulai populer.

1. The Seven Deadly Sins

The Seven Deadly Sins: Imperial Wrath of the Gods (dok. Studio Deen)

The Seven Deadly Sins telah menghibur para penggemarnya lewat kisah petualangan magis yang luar biasa. Dengan latar abad pertengahan dan legenda Arthurian yang menginspirasinya, anime ini langsung tampil sebagai salah satu serial terpopuler di seluruh dunia.

Musim pertama serial ini sangat sukses berkat animasi yang berkualitas. Sampai akhirnya Studio Deen menggantikan posisi A-1 Pictures pada musim ketiganya. Dari sini, adegan pertarungan yang biasanya sangat dinantikan berubah menjadi bagian terburuk di sepanjang seri.


2. Tokyo Ghoul

Kaneki (dok. Pierrot/ Tokyo Ghoul:re)

Adaptasi anime Tokyo Ghoul banyak menyensor panel-panel gore yang ikonis dari manganya. Meski begitu, penggemar masih dapat menikmati alur dark fantasy yang disuguhkan, apalagi berkat eksplorasi karakter Ken Kaneki yang sukses menyentuh hati penonton.

Namun, ketidaksetiaan Studio Pierrot terhadap materi sumber Tokyo Ghoul membuat banyak orang kecewa. Sekuelnya menyimpang dari manga, bahkan banyak adegan yang dipangkas di Tokyo Ghoul:re. Sampai sekarang, masih banyak penggemar yang menuntut remake Tokyo Ghoul agar sesuai dengan manganya.

3. One Punch Man

Saitama dan Fubuki (dok. J.C.Staff/ One Punch Man Season 3)

Studio Madhouse sangat totalitas dalam menggarap adaptasi anime One Punch Man. Tak heran, musim pertama serial super power ini segera menjadi tren dan menghasilkan basis fandom yang luas.

Bencana dimulai setelah J.C.Staff mengambil alih peran studio Madhouse pada musim kedua dan ketiga. One Punch Man Season 3 dikritik habis-habisan karena kegagalannya dalam menganimasikan babak besar yang paling ditunggu-tunggu dari manga aslinya.

4. The Promised Neverland

Emma (dok. CloverWorks/ The Promised Neverland)

The Promised Neverland adalah salah satu anime yang menurun kualitasnya saat mulai populer. Alasannya cukup fatal, yakni karena tim produksi yang mengacak-acak musim kedua serial dengan maksud membenahi akhir manga yang dianggap kurang memuaskan.

The Promised Neverland Season 2 menghilangkan sejumlah elemen terbaik dari seri ini, seperti karakter penting dan babak cerita yang ditunggu-tunggu. Selain itu, sensor yang berlebihan juga mengurangi ciri khas dari anime dark fantasy dan thriller ini.

5. Death Note

Near (dok. Madhouse/ Death Note)

Death Note telah mengukuhkan titelnya sebagai salah satu serial psychological terbaik sepanjang masa. Upaya perburuan penuh pertaruhan yang dilakukan detektif L terhadap Kira yang jenius menjadikannya sukses sebagai serial misteri yang menegangkan.

Akan tetapi, beberapa orang mengaku bahwa mereka menikmati anime ini hanya sampai L kalah dan terbunuh. Setelah tugas L digantikan oleh detektif baru yang tak kalah cerdas, orang-orang justru merasa bahwa Death Note telah berubah menjadi anime misteri biasa.

6. Blue Exorcist

Rin Okumura (dok. Studio VOLN/ Blue Exorcist: Shimane Illuminati Saga)

Pada tahun-tahun awal penayangannya, Blue Exorcist langsung disambut hangat, terutama karena kesuksesan manganya di Jepang. Tak main-main, penggemar shounen di Barat pun sangat merekomendasikan anime ini.

Dari tahun ke tahun, serial ini mengalami beberapa penyesuaian, termasuk ending orisinal dari musim perdananya karena manga yang belum memuat banyak konten untuk diadaptasi. Selain itu, diperlukan jeda selama bertahun-tahun sebelum akhirnya anime ini mendapatkan sekuelnya. Ditambah dengan kualitas animasi yang anjlok karena peralihan studio, Blue Exorcist pun mulai ditinggalkan oleh sejumlah penggemar.

7. Tokyo Revengers

Takemichi (dok. LIDENFILMS/ Tokyo Revengers)

Di masa-masa pandemi, ketenaran anime Tokyo Revengers dengan mudahnya meningkat. Sayangnya, ceritanya terasa membosankan seiring waktu, belum lagi karena adanya respons buruk terhadap ending manganya.

Selanjutnya, setiap sekuel dari serial ini terus mengalami kemunduran dari segi animasi. Penonton juga kecewa karena Takemichi tak mampu menunjukkan perkembangan berarti sebagai karakter protagonis cerita.

Nah, itulah deretan anime yang menurun kualitasnya saat mulai populer. Adakah anime favoritmu?

Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:

Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku

Tele: https://t.me/WargaDuniaku

FAQ seputar anime yang menurun kualitasnya saat mulai populer

Kenapa kualitas anime bisa menurun setelah menjadi populer?

Karena studio sering mempercepat produksi untuk mengejar momentum hype, sehingga animasi, penulisan naskah, atau pacing jadi kurang terjaga.

Apakah tekanan dari fandom ikut memengaruhi kualitas?

Bisa. Popularitas besar membuat ekspektasi tinggi, dan kadang studio atau penulis mengubah arah cerita untuk menyesuaikan pasar, bukan visi awal.

Apakah budget biasanya bertambah ketika anime populer?

Tidak selalu. Popularitas tidak otomatis berarti anggaran besar; produksi tetap dibatasi jadwal, staf, dan biaya internal studio.

Editorial Team