TUTUP

Project Glass, Cara Google "Mengubah" Manusia Menjadi Cyborg?

Baru setengah tahun lalu kita dibuat heran dengan Siri, asisten pribadi cerdas yang merespon perintah suara dengan sigapnya, kini kita dibuat kagum dengan inovasi Google Glass... gadget mirip kacamata yang seakan membawamu sebagai eksekutor misi Mission Impossible 2, serta dilengkapi layar dengan fungsi yang tak kalah canggih seperti kacamata yang dikenakan Schwarzenegger dalam The Terminator.

Baru setengah tahun lalu kita dibuat heran dengan Siri melalui iPhone 4S, asisten pribadi cerdas yang merespon perintah suara dengan sigapnya. Ide dan tujuan utamanya adalah mempermudah kita dalam melakukan aktivitas atau fungsi yang bisa dimaksimalkan melalui smartphone, tanpa harus direpotkan dengan menggenggamnya. Namun karena pada dasarnya mengenali perintah suara, kamu yang ingin smartphone-nya jauh dari genggaman tangan, ternyata masih harus menyediakan handsfree. Bahkan sesekali mengintip layar ketika "perintah suara" yang kamu sebutkan tidak dikenali dengan baik. Tetap merepotkan? Ya... Dan Google mencoba memberi solusi melalui Google Glass... cara Google membawa augmented reality dari sekadar tampilan visual menjadi sebuah kenyataan. Sementara ini Google masih menyebutnya sebagai Project Glass. Menjadi bagian dari program research and development Google dalam mengembangkan prototip head-mounted display (alias HMD) yang berbasis augmented reality. Meskipun HMD untuk aplikasi berbasis augmented realty tersebut bukan ide baru, namun proyek Google tersebut tetap menarik banyak perhatian media. Apalagi jika bukan karena nama Google, dan melihat prototip yang dikenalkan berukuran lebih ringkas dibandingkan konsep - konsep desain HMD yang sebelumnya dikenalkan. Kemudian demo Project Glass yang dirilis seminggu lalu juga memperlihatkan desain sepasang kacamata normal, dimana lensanya digantikan oleh heads-up display yang menampilkan semua interaksi dengan smartphone. Ke depannya nanti, diperkirakan perkembangan desain teknologi ini juga memungkinkan integrasi dengan kacamata normal atau lensa kontak komersial. Project Glass sendiri menjadi bagian dari Google X Lab, yang juga tengah mengerjakan teknologi futuristis seperti self-driving car, dan 1 April lalu sempat juga menjadi bintang salah satu parodi April Fools. Karena dekat - dekat dengan mobil tanpa penumpang tersebut, sempat ada yang menduga Project Glass ini sendiri adalah bagian parodi April Fools. Namun semoga saja tidak, karena pasti bakal menjadi salah satu pencapaian teknologi yang besar abad ini. Proyek ini dikonfirmasikan melalui Google+ oleh Babak Parviz, seorang insinyur elektrik yang juga tengah menguasahakan bagaimana memasukkan heads-up display ke dalam lensa kontak; Steve Lee, project manager dan ahli "geolocation"; serta Sebastian Thrun, yang mengembangkan Udacity (semacam program edukasi secara online) sekaligus juga mengerjakan proyek self-driving car. Lanjut ke halaman 2... [/caption] Seperti yang diungkapkan melalui halaman Google+ mereka, produk ini mulai menjalani tes selama April 2012 ini. Dan banyak juga yang melaporkan jika nantinya perangkat kacamata tersebut juga bakal dijual bebas seharga rata - rata smartphone, atau sekitar $250 hingga $600 mulai akhir 2012. Namun ada juga yang melaporkan jika perangkat hi-tech ini tidak akan segera bisa kamu nikmati. Dan mengenai penamaan, Project Glass atau Google Glass memang baru nama sementara... Namun dengan melihat data di Domain Tools, saya bisa menemukan jika Google memiliki satu domain yang sudah mereka daftarkan sejak 2003 lalu, yaitu googleeye.com. Bisa jadi Google Glass ini nantinya jika benar - benar terwujud, bakal kamu dapatkan nantinya sebagai Google Eye. Project Glass: One day... httpv://youtu.be/9c6W4CCU9M4 Dan seperti yang diperlihatkan melalui video promo awal Project Glass di atas, perangkat ini menawarkan solusi "bebas tangan" yang lebih keren dibandingkan apa yang ditawarkan Apple melalui Siri. Karena nyaris semua yang bisa kamu lihat melalui tampilan layar smartphone-mu, bisa diproyeksikan langsung (melalui streaming koneksi internet) melalui HMD tepat di depan matamu. Entah itu ada pesan singkat, pesan multimedia hingga email, bisa langsung kamu baca tanpa harus mengambil smartphone! Kemudian menggunakan kamera yang built in di dalamnya, kamu bisa mengambil gambar dan mengirimkannya langsung ke temanmu, atau berbagi di jejaring sosial -- dari videonya, sepertinya hanya mendukung Google+. Melalui pengembangan kemampuan augmented reality, bisa jadi melalui kamera built-in dalam Google Glass tersebut kamu kamu bisa memaksimalkan fitur dari aplikasi berbasis augmented reality Google Googles, dan mencari tahu informasi mengenai suatu obyek yang kamu foto. Lalu memanfaatkan GPS, kamu bisa menandai alias meng-geotag foto yang kamu ambil. Atau melalui GPS juga, kamu bakal mendapat panduan notifikasi / informasi melalui Google Maps mengenai obyek atau tempat dimana saat ini kamu berada, secara realtime -- tentunya jika koneksi internet lancar, dan tingkat detail informasi tersebut juga bergantung pada wilayah dimana kamu berada, serta operator penyedia layanan berbasis panduan navigasi. Lanjut ke halaman 3... Kemudian untuk berinteraksi dengan apa yang ditampilkan melalui display di depan mata tersebut, kamu bisa memberikan perintahnya langsung -- jadi mirip seperti apa yang ditawarkan melalui Siri. Software utama yang menjalankan display tersebut tidak lain milik Google sendiri, yaitu Android. Dan bisa jadi penggunaan perangkat ini nantinya juga bakal ditandemkan dengan smartphone Android yang bertindak sebagai penyedia akses internetnya. Dari video presentasi tersebut, seakan Project Glass ini mengajak kita untuk melupakan smartphone yang biasanya kita genggam kemana - mana, dan siap diutak - atik jika ada notification muncul. Namun dengan tuntutan memasangkan perangkat ber-artificial buatan mirip kacamata kemana pun kita beraktivitas -- jika memang ingin memaksimalkan fiturnya, kok jadi malah kita seperti cyborg saja ya (atau Robocop / Terminator saja deh, lebih keren!). Selain itu, penggunaan Google Glass tersebut juga mengurangi intensitas tubuh menggunakan beberapa organ yang digerakkan seperti ketika harus berinteraksi dengan smartphone sesungguhnya. Dan meskipun konsepnya keren, tetap ada juga yang memparodikan inovasi ini. Bisa kamu lihat melalui video berikut (siap - siap ketawa ya!). httpv://youtu.be/t3TAOYXT840 Selain justru mengajar untuk sedikit malas, ada banyak kejanggalan juga dari video pengenalan Google Glass dari Google. Seperti bagaimana jika kamu menerima dua pesan teks, panggilan telepon, dan mendekati sebuah lokasi yang sudah kamu arahkan melalui Maps, dalam waktu bersamaan? Ada berapa banyak ikon yang muncul di depan matamu? Apakah itu tidak akan membingungkan nantinya? Atau, apakah kamu bisa dengan mudah mengendalikan ikon - ikon tersebut melalui perintah suara dengan mudah? Kemudian dengan karakter multi-tasking sebuah smartphone, sepertinya juga akan susah dalam melakukan pergantian aplikasi dengan hanya perintah suara saja nantinya. Kemudian karena ini produk ekslusif Google, berbasis Android lagi, apakah tidak ada opsi selain sharing status atau foto melalui Google+, ya? Dan kemudian dengan kondisi kestabilan koneksi internet di banyak negara, termasuk Indonesia, sepertinya jika benar teknologi ini mulai eksis tahun depan, kita masih harus menunggu para penyedia layanan internet mobile berbenah agar apa yang disajikan melalui display di depan matamu itu tidak nge-lag di tengah proses. Dan terakhir, klik di sini untuk membandingkan dengan perangkat lainnya... EyeTap Dan seperti yang saya sebutkan sebelumnya, konsep Google Glass ini sebenarnya sudah dikenal lama. Seperti di atas, dikenal sebagai EyeTap, merupakan perangkat yang dikenakan di depan mata, dan berperan sebagai kamera untuk merekam apa yang terjadi dan tertangkap oleh mata. Selain itu juga sekaligus menjadi display yang menampilkan gambar yang dihasilkan komputer dari tampilan aslinya yang juga dilihat oleh mata. Jadi di sini apa yang kamu lihat selain muncul melalui display, juga bisa disimak melalui komputer yang memproses gambar dari kamera. Scouter Memang bukan di kehidupan nyata, namun Google Glass bisa mewujudkan konsep gadget masa depan satu ini. Bagimu yang mengikuti serial manga / anime Dragon Ball, pasti mengetahui benda yang selalu dipakai oleh para anggota suku Saiyan untuk mengukur / mengetahui kekuatan lawan. Disebut sebagai Scouter, tujuan utama perangkat tersebut adalah untuk menghitung level kekuatan Ki lawan, dan memvisualisasikannya dalam format angka. Selain itu, Scouter juga berfungsi sebagai media komunikasi jarak jauh, hingga fungsi dasar untuk memberi informasi waktu. Scouter sendiri didesain semacam kacamata berlensa semi-transparan dan hanya digunakan untuk menutupi mata kiri. Ethan Hunt "Oakley Romeo" Kembali ke yang lebih nyata, dan walaupun sejauh ini mungkin masih belum jamak dikenal. Ingat dengan aksi Ethan "Tom Cruise" Hunt dalam Mission Impossible 2? Saat itu dia menerima misi menggunakan media kacamata, yang menampilkan detail dalam bentuk video, meskipun akhirnya kacamata tersebut dilemparkan oleh si Ethan Hunt karena memiliki fitur "self destruct." Kacamata hitam tersebut tidak lain adalah Oakley Romeo. Kemudian jika dinalar, bagaimana bisa menampilkan video? Saat ini sebenarnya sudah banyak ditemui produk kacamata "made-in-China" yang dimodif sehingga juga berfungsi sebagai media player. Dibandingkan dengan Google Glass, jelas fitur kacamatanya om Hunt ini tidak ada apa - apanya. Namun yang jelas, konsepnya sama... [/caption] VISOR Bicara hi-tech tidak lepas dari salah satu film lawas ini, Star Trek. Salah satu perwira yang menjadi helmsman di dalam USS Enterprise-D adalah Geordi La Forge. Karakter yang dikisahkan terlahir buta tersebut mengenakan VISOR (Visual Instrument and Sensory Organ Replacement), sebuah alat bantu (pengganti organ tubuh) berbentuk busur yang menutupi kedua matanya, dan memberinya dukungan penglihatan. Memang kita tidak menunjuk Google Glass bisa digunakan sebagai perangkat untuk mereka yang (maaf) memiliki keterbatasan penglihatan, namun salah satu desain konsep Google Glass ada yang digambarkan mirip dengan VISOR-nya Geordi. Hmmm... bagaimana menurut kalian teknologi baru dari Google ini, dan beberapa konsep yang sudah kita kenal sebelumnya? Menurut kalian apakah bisa berhasil jika benar terwujud nantinya? Dalam dunia game sendiri, ada yang sedikit mirip dengan prinsip kerja Google Glass, seperti handheld gagal dari Nintendo, yaitu Virtual Boy. Atau kalian ada contoh lain, penerapan konsep Google Glass dalam dunia nyata? Tuangkan langsung dalam box comment di bawah, dan kita diskusikan bersama masa depan inovasi baru ini...