Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Google I/O 2014 Annual Developers Conference berlangsung mulai kemarin di San Francisco. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, Google menggunakan momen tersebut untuk mengumumkan banyak inovasi dan fitur baru untuk OS Android mereka. Satu yang menjadi fokus event tersebut tidak lain versi baru Android, penerus Android 4.4 KitKat, yang sementara ini masih dalam tahan Developers Preview (ini build yang sangat awal), yaitu Android 5.0 L. Google menyebutnya sebagai update paling ambisius untuk OS Android mereka hingga saat ini, dan mengenalkan pembaruan antar muka Android secara menyeluruh. Singkatnya, apa saja yang baru di Android L? Berikut change-log lengkapnya:
Burst-mode camera APIs, H.265, NDK media APIs, TV input framework, Low latency audio recording, audio patch-panel, improved AV sync, USB audio, Cast-receiver hardware-assisted hot-word, ART, 64-bit trusted execution environment, Project Volta, improved battery stats, predicted time remaining, battery historian, Battery Saver mode, time to charge, time on lock screen, JobsScheduler, multi-network, Bluetooth 4.1, BLE central and peripheral modes, HFP 1.6 SAP, multi HFP, Map Email, OpenGL ES 3.1 and Android Extension Pack, Personal unlocking, enterprise, lock to app apis, Document-centric multi-tasking, Lockscreen notifications, heads-up notifications, do not disturb, New quick settings, phone rotation lock, Improved game controller support, Closed caption, color inversion, color space correction, improved text rendering, Material theme, activity transitions, view shadows, view elevation, RecycleView, CardView, path animations, dan color extractor.Bahasa Desain Baru Seperti Apple yang banyak terinspirasi oleh Android dalam membentuk iOS7 mereka, kini gantian Google yang meminjam beberapa elemen UI dari iOS 7 dan Windows Phone 8, untuk mendesain interface Android L yang menawarkan warna baru, notification panel baru, dan keseluruhan mengetengahkan konsep desain yang fresh. Melalui Matias Duarte, kepala Android design di Google, mereka menyebut bahasa desain baru Android L sebagai Material Design, yang menyisipkan bayangan dan efek perbedaan ketinggian, untuk mempermudah pengguna menandai adanya lapisan yang berbeda dari UI yang mereka lihat saat ini, serta menerapkan tekstur halus dan warna yang cerah untuk OS Android. Font default Android, Roboto juga mendapat pembaruan agar cocok dengan perangkat-perangkat baru yang bakal menjalankan Android, seperti smartwatch dan juga wearable device lainnya. Tujuannya adalah membuat satu desain adaptif yang cocok diterapkan untuk smartphone, tablet, smartwatch atau TV. Untuk itu, Google sudah menyiapkan 5,000 API baru dalam Android L. Tampilkan Notifikasi Melayang Notification juga menjadi bagian terpenting pembaruan Google dalam Android L. Kini notifikasi menjadi lebih baik, berkat sentuhan yang fungsional dengan layout berbasis kartu-kartu yang menumpuk yang interaktif. Kini layar lock screen memiliki daftar notifikasi yang memiliki action tertentu ketika user berinteraksi dengannya -- entah itu menyapukan jari untuk membuangnya, atau disentuh dua kali untuk membuka aplikasi yang terhubung. Google juga mengenalkan tipe baru notifikasi, disebut heads up notification, yang bakal muncul melayang di atas aplikasi yang saat itu dibuka, dan kita juga bebas berinteraksi dengannya. Misalnya ada panggulan masuk, kamu bisa menjawabnya, atau menolaknya. Well, baru untuk Google, namun bagi banyak antar muka Android lainnya, seperti milik Acer dengan Float UI, atau LG dengan Optimus UI mereka yang baru, fitur notifikasi yang nyelonong muncul tersebut sudah biasa kita temui. Tampilan Fleksibel Browser Chrome Browser default Android Google, Chrome juga mendapatkan upgrade. Beberapa bagian antar mukanya kini bisa berubah-ubah ukurannya. Kinerjanya juga meningkat, dan render GUI-nya di-set pada 60fps, membuat aktivitas scrolling pada suatu halaman web menjadi jauh lebih lembut. Intim Dengan Wearable Device Google juga menambahkan fitur membuka kunci yang lebih cerdas untuk Android L. Perangkat yang menjalankan Android L bakal mengetahui dimana mereka berada (berdasarkan koordinat peta) serta juga menyadari saat ada perangkat Android lain di dekatnya. Jadi misalnya, lock screen sebuah smartphone bisa saja ditembus proteksinya ketika smartwatch pengguna terhubung, memungkinkan keduanya bisa mulai terkoneksi tanpa perlu pengguna repot melakukan pairing ulang. ART Gantikan Dalvik Sebagai Standar Selain fokus pada Material Design, Google juga memiliki agenda yang lebih besar untuknya, yaitu menghasilkan kinerja terbaik. Untuk itu, maka Android L akan menjadi versi Android pertama yang sepenuhnya menggunakan runtime ART sebagai standar, penerus Dalvik (sejauh ini Android ber-KitKat masih memberikan opsi memilih Dalvik atau ART sebagai runtime). Google tidak sabar mengimplenetasikan ART, karena memang mendukung arsitektur ARM, x86 dan MIPS, sekalihus juga kompatibel dengan arsitektur 64-bit. Artinya, Android L makin bersahabat dengan banyak produsen chipset. Bagi developer, hal itu jelas menjadi lompatan besar, dan juga usaha untuk meng-compile ulang aplikasi mereka agar bisa berjalan normal di virtual machine yang baru. Namun ke depannya, dengan Google yang membuat Android L ini bisa berjalan untuk banyak perangkat sekaligus, di sisi lain justru menyederhanakan proses para developer, karena mereka tidak perlu susah payah menyesuaikan aplikasi atau game tersebut dengan perangkat yang berbeda. Untuk kita pengguna aplikasi, selama Google I/O, yang perlu diketahui adalah, runtime baru tersebut akan memberi kinerja yang lebih baik (baca: lebih kencang), sekaligus juga daya tahan baterai yang meningkat -- untuk satu ini, sudah banyak terbukti di banyak Android yang mendapatkan Android 4.4, selain manajemen memory-nya yang meningkat (lebih bebas lag), lebih fleksibel, daya tahan baterainya juga lebih baik. Perangkat Android lama pun seharusnya menjadi lebih baik ketika mengimplementasikan ART. Dan meskipun tidak disebutkan Google, namun NVIDIA, Qualcomm, ARM, dan banyak partner Google lainnya telah bekerjasama dengan Google untuk meningkatkan banyak hal yang berhubungan dengan kinerja grafis Daya Tahan Baterai Meningkat Bicara daya tahan baterai, Android L bakal mendapatkan peningkatan manejemen baterai dan juga mode Battery Saver (ya, built in dalam Android, tidak bergantung racikan produsen hardware) untuk menurunkan kecepatan CPU serta mematikan radio ponsel (dicontohkan pada Nexus 5, mampu menambah waktu penggunaan Android L hingga 90 menit ketika daya baterai sudah menipis), dan juga memberi pengguna serta developer kendali yang lebih detail mengenai aplikasi apa saja yang mengkonsumsi daya baterai berlebih. Google juga memungkinkan Android L dijalankan dalam mode battery saver untuk memaksimalkan daya tahan baterai. Laptop Chrome Bisa Jalankan Android Bagi pengguna OS Chrome, sistem operasi berbasis web yang jamak ditemui dalam jajaran Chromebook (mungkin di Indonesia yang kurang dikenal), Android L juga lebih bersahabat untuk laptop-laptop Chrome. Bukan hanya Chromebook tersebut bisa mendapatkan notifikasi seandainya ada panggilan masuk atau pesan teks yang belum terangkat, juga mampu mengamati apa yang saat itu terjadi pada baterai perangkat mobile-mu. Jadi meskipun perhatian lebih terfokus pada Chromebook, kamu tetap akan mendapatkan peringatan kapan waktunya men-charge baterai smartphone-mu. Jika itu saja belum cukup, selama Google I/O kita juga mendapat petunjuk jika ke depannya Google akan memungkinkan pengguna laptop Chromebook menjalankan aplikasi Android (yes!), secara natife, bukan sebatas melalui proses emulasi. Demo yang diberikan Google memperlihatkan Evernote untuk Android bisa berjalan lancar langsung melalui Chrome OS, dan tampil serta bisa dijalankan sama seperti versi mobile-nya. Sayangnya, masih sebatas konsep saja, semoga saja jadi diimplementasikan Google untuk laptop murah mereka tersebut. Factory Reset Secara Remote Kemudian untuk poin keamanan, Android L nantinya juga mendukung fitur remote wipe (factory reset secara remote) untuk mengamankan perangkat Android yang hilang atau dicuri, sehingga pengguna akan tetap merasa aman data-data mereka di dalamnya tidak akan jatuh ke tangan yang salah -- tentu saja, fungsi ini membutuhkan perangkat tersebut dalam kondisi menyala dan terhubung ke internet. Update OS Melalui Google Play Melalui Android L, Google mencoba untuk mengambil kendali lebih besar pada Android, sembari tetap membuatnya sebagai proyek yang open. Solusi perlindungan malware yang ditawarkan kali ini juga lebih baik, dan Google berencana memindahkan banyak aspek update OS, termasuk patch keamanan, ke layanan Google Play mereka. Update tersebut bakal didorong setiap enam minggu sekali, dan bakal tersedia untuk kita tanpa perlu update khusus dari operator yang menjual bundling atau produsen hardware Android tersebut. Berhubungan dengan proteksi malware yang pasti dicari pengguna bisnis, Android L juga makin baik menjamu kalangan enterprise. Seperti pada beberapa antar muka Android lainnya yang mengajukan standar beberapa profile, dalam Android L juga ada dukungan multiple profiles — satu untuk personal, dan lainnya untuk business. Pilihan tersebut secara efektif juga membuat satu partisi baru, sehingga kedua profil tersebut tidak bisa saling mengangses informasi sensitif atau sifatnya pribadi yang terhubung dengannya. Admin IT perusahaan kini bisa dengan mudah membagikan banyak aplikasi ke pegawai dengan adanya profil tersebut. Sebelumnya, Samsung sudah mendahuluinya dengan mengenalkan fitur serupa, yaitu KNOX, namun hanya bekerja untuk perangkat Android mereka saja. Dan jika kamu tidak membutuhkan Android L, fitur ini nantinya juga akan diterapkan Google pada versi Android lainnya, mulai Ice Cream Sandwich. Tentu Saja, Namanya Nanti Bukan Android L Melalui Google I/O, Google juga menyediakan versi Developer Preview Android 5.0 tersebut khusus untuk Nexus 5 dan Nexus 7 2013 (dan itu hanya untuk developer, bisa diakses di sini), dan mereka menargetkan Android L bakal tersedia untuk konsumen mulai akhir tahun ini. Oh ya, kalian pasti banyak berpikir seperti kami, Android L bukanlah nama final untuk versi baru Android ini, jadi kalian bisa mulai berpikir apa jajanan yang paling pas untuk mewakilinya nanti. Android Lolipop? Atau, Android Lemper saja, ya Google... :) UPDATE: ROM Dump Android L untuk Nexus 5 bisa diakses di sini! Atau untuk developer bisa masuk ke tautan ini. Perbadingan desain aplikasi Gmail pada Android sebelumnya dengan Android L (kanan)[/caption] Penampilan aplikasi contact untuk Android L[/caption]
Google I/O 2014 - Keynote
Material Design