Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jajaran tablet yang diusung Asus selama CES lalu juga menarik. Saya katakan menarik karena mereka berbeda dibandingkan produsen lainnya, yang sekadar memilih layar capasitive dari berbagai ukuran, dan begitu saja menempatkan dalam “bingkai” yang berbeda. Asus juga memilih menggunakan brand yang telah dikenal di dunia, yaitu keluarga Eee yang sudah eksis sejak menjadi pioneer netbook melalui Eee PC. Keputusan tepat memilih brand yang dikenal dengan tagline "Easy to learn, Easy to work, Easy to play" tersebut untuk kelas tablet ini, karena satu hal, yaitu target pasarnya pasti bukan sekadar kalangan bisnis semata. Inovasi yang dilakukan Asus melalui Eee PC sanggup merubah cara pandang masyarakat terhadap sebuah notebook, yang sebelumnya dikenal sebagai ikon yang mahal dan ekslusif. Dan semoga saja tablet Android pertama mereka ini mampu memberi kontribusi yang sama.
Docking keyboard ini juga dijual secara terpisah. Mungkin kamu ingin mencoba lebih dulu, bagaimana feel menggunakan tablet minus keyboard. Jika ternyata masih membutuhkan tombol fisik, cukup beli keyboard-nya ini saja. Asus membuatnya sedemikian rupa, hingga mudah dipasang dan dilepas. Tombol khusus di sisi atas keyoard ini berperan mengunci tablet melalui port yang mengapit konektor data/charger. halaman 2Kedua bagian Transformer begitu tipis. Ditambah docking yang beratnya 635 gram, menggunakannya dalam mode netbook tersebut terasa lebih fungsional. Membandingkannya dengan netbook sekelasnya, Transformer memikat karena desain. Namun dibandingkan dengan tablet lain, Transformer unggul karena “value-for-money.” Oh ya, seperti bagian tablet, docking keyboard juga dihiasi tekstur kasar di bagian bawahnya.apps.facebook.comdockASUS Eee Pad Transformer Official Commercial
httpv://youtu.be/Nc9-xzqlvc8