Selain update besar, Android Ice Cream Sandwich dipercaya menjadi solusi bagi Android yang tersegmentasi menjadi dua kubu, yaitu tablet (Honeycomb) dan smartphone (Gingerbread). Dengan menggabungkan keunggulan dua varian Android tersebut, developer pun tak perlu bingung dengan kendala konversi serta konfigurasi hardware.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Seperti yang pernah saya tuliskan sebelumnya, Google tengah menyiapkan update baru untuk Android mereka, dan disebut dengan Ice Cream Sandwich 4,0, atau biasa disingkat dengan ICS. Versi baru Android 4.0 ini pertama kali dikonfirmasikan selama event Google I/O Mei 2011 lalu, dengan rencana rilis 11 Oktober. Namun ditunda dulu peluncurannya, demikian juga dengan Droid yang bakal dirilis sudah “out-of-the-box” dengan si es krim, yaitu Galaxy Nexus, untuk menghormati kepergian Steve Jobs. Software ini menjadi pepaduan Gingerbread dan Honeycomb dalam sebuah antar muka baru yang begitu pas terwujud dalam layar mungil (dibandingkan tablet tentunya) smartphone. Dalam event press release Galaxy Nexus yang digelar 19 October lalu di Hong Kong disebutkan oleh Android Head of Engineering, Mike Claren, bahwa ICS menjadi update Android paling ambisius yang mereka kerjakan. Selain sebagai update besar, ICS juga dipercaya menjadi solusi bagi Android secara keseluruhan, yang tersegmentasi menjadi dua kubu, yaitu tablet (Honeycomb) dan smartphone (Gingerbread). Dengan menggabungkan keunggulan dua varian Android tersebut, developer pun tak perlu bingung dengan kendala konversi serta banyaknya konfigurasi hardware yang selama ini membuat Android membingungkan. Mereka cukup mengembangkan aplikasi untuk satu OS, maka aplikasi tersebut bakal bekerja sempurna untuk semua Droid - seperti standarisasi yang diterapkan Apple untuk iOS mereka. Itulah yang dijanjikan Google selama Google I/O Mei lalu. Wajar kata ambisius digunakan, karena begitu banyak perubahan yang dihadirkan Google di sini. Berikut ini kami beberkan apa saja yang akan kamu dapatkan jika "mengkonsumsi" Ice Cream Sandwich. Karena cukup banyak feature barunya, maka kami bagi dalam dua bagian ulasan akan feature-feature baru tersebut. Key Feature Ice Cream Sandwich
- Optimal untuk smartphone dan tablet
- User interface baru, dengan jenis huruf baru yang disebut 'Roboto', ada animasi baru, efek transisi, pola multi-touch serta live wallpaper baru
- Kinerja multitasking yang lebih baik
- Folder homescreen baru dan ada panel favorit baru
- Lock screen baru dengan cara unlock pengenalan wajah
- Menu notification lebih fungsional
- Widget bisa diatur besar kecilnya, dan bisa langsung diakses melalui menu aplikasi
- Gak perlu nge-root, karena ICS sudah built-in fasilitas screenshot
- Metode menulis teks yang lebih baik, termasuk perbaikan spell-checking
- Voice input yang lebih baik
- Opsi untuk memonitor dan mengendalikan penggunaan data
- Perbaikan feedback penggunaan untuk pengguna dengan keterbatasan fisik
- Apkikasi baru yang disebut Peoples
- Perbaikan di Gmail dan Calendar
- Perbaikan pada kemampuan web browser untuk menyimpan web page dan juga ada incognito mode (private browsing, tidak ada history/cookies disimpan)
- Visual voicemail
- Perbaikan pada aplikasi kamera dengan face detection dan panorama mode
- Perbaikan pada opsi video recorder yang kini dengan continuous auto-focus, bisa zoom sambil merekam, snapshot ketika merekam dan time lapse mode
- Aplikasi Gallery dipermak dengan dukungan photo editor
- Ada opsi Android Beam untuk transfer data menggunakan NFC
- Wi-Fi Direct dan dukungan Bluetooth HDP (health device profile)
Keseluruhan user interface ICS tetap mengadopsi style robot seperti Android sebelumnya, walaupun kali ini warna dasarnya mengingatkan pada Honeycomb (biru gelap), apalagi banyak elemen user interface-nya sama. Penggunaan jenis huruf Roboto pun bisa langsung kamu sadari, plus jika diaktifkan semua, kamu tidak akan bosan mengusap layarnya karena ada beberapa animasi dan efek transisi. Bahkan ada gerakan sapuan pada layar (swipe gesture) yang memaksamu menyapu keseluruhan layar. Contohnya, dengan mudah sapukan jemari ke arah horizontal untuk membersihkan semua item dari daftar. Jika kamu bosan dengan tampilan user interface standar ICS tersebut, selalu ada banyak opsi di Market bagimu untuk memilih launcher lain. Itulah menariknya Android dibanding iOS atau Windows Phone 7.
[/caption]
Seperti Honeycomb, dalam ICS ini pun antar muka multitasking-nya sama. Untuk memunculkannya juga, cukup menekan tombol Recent Apps yang disediakan di ujung kanan bawah Layar, yang kemudian memunculkan barisan vertikal bentuk thumbnail dari aplikasi yang baru saja terbuka - dan juga yang sedang berjalan. Hebatnya, thumbnail itu sekaligus menunjukkan tampilan aktif setiap aplikasi tersebut, bukanya sekadar ikon yang mewakili setiap aplikasi.
[/caption] Layar notification yang biasanya memaksamu menyapukan jari ke bawah, kini juga makin fungsional. Misalnya ada SMS atau missed call, maka kini di notification juga terlihat foto (jika ada) contact yang SMS dan menelponmu. Mengendalikan music player pun bisa dilakukan melalui layar notification. Kemudian satu notification bisa dengan mudah dibuang dengan menyapukan jari pada notification tersebut dan mengarahkannya ke luar layar. Selain itu, kini layar notification bisa diakses juga melalui layar lock tanpa harus membuka kunci terlebih dahulu.
[/caption]
Satu gimmick keren yang boleh juga dijadikan daya jual adalah cara membuka Droid-mu (yang terkunci) dengan metode pengenalan wajah. Perlu kamu atur dulu di setting, supaya dikenali wajahmu, kemudian saat terkunci, arahkan saya Droid tersebut ke arah kepalamu. Setelah dikenali, maka kamu bisa membuka kuncinya. Jelas mempermudah jika kamu ingin segera membuka kunci Droidmu menggunakan konfigurasi kuncian yang agak rumit. Namun entah apakah bisa diterapkan dengan baik jika kamu berada di ruangan yang gelap. [/caption]
Satu yang membuat iOS menyenangkan (setelah iOS4) adalah begitu sederhana dan mudah membantumu dalam mengatur aplikasi ke dalam folder. Walau Android juga ada opsi tersebut, namun agak susah, dan cenderung berakhir pada launcher pihak ketiga. Namun untuk ICS ini, membuat dan mengatur aplikasi dalam folder menjadi mudah. Cukup "drag-and-drop" ikon aplikasi pada homescreen, dan menumpuknya pada ikon aplikasi lain, maka otomatis tercipta folder berisi dua aplikasi yang kamu tumpuk tadi (folder Google Apps pada screenshot di bawah). Sentuh folder untuk mengintip isinya, atau bisa juga geret ikon aplikasi lain ke dalam folder untuk menambah isinya.
Kemudian fitur ini juga dibawa dari Honeycomb, yaitu opsi untuk mengatur ukuran widget pada homescreen. Demikian kamu bisa mendapatkan jatah ruang pada homescreen dengan lebih leluasa. Dan penerapan pada smartphone yang layarnya memang terbatas dibandingkan tablet, justru lebih terasa benefitnya.