TUTUP

Tidak Hanya Indonesia, di Amerika iPhone Juga Jadi Indikator Kekayaan

Kalo mimin sih yakinnya gini, orang kaya itu yang bisa membedakan antara assets dan liabilities

Indonesia adalah negara yang masih menganggap iPhone salah satu barang yang menjadi indikator kekayaan. iPhone adalah salah satu barang mewah dalam kategori smartphone.

Ternyata tidak hanya di Indonesia. Salah satu negara adidaya, Amerika Serikat juga terdapat penelitian yang menjadikan kepemilikan iPhone dan iPad sebagai indikator kekayaan seseorang.

Penelitian ini dilakukan oleh Universitas Chicago dan Biro Penelitian Ekonomi Nasional Amerika Serikat (NBER). Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa pemilik iPhone dan iPad cenderung berpenghasilan tinggi.

Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa setidaknya sekitar 69,1%, para penduduk yang memiliki penghasilan tinggi, juga memiliki iPhone.

Penelitian ini dilakukan dengan menguji berbagai atribut yang terdapat pada subjek penelitian. Atribut tersebut di antaranya adalah konsumsi media, perilaku konsumen, waktu penggunaan hingga perilaku sosial.

Selain ponsel dari Apple tersebut, ternyata kepemilikan iPad juga menjadi indikator kekayaan seseorang. Sekitar 66,9% para penduduk yang berpenghasilan tinggi yang menjadi subjek tes, juga memiliki iPad.

Penelitian ini dilakukan dari tahun 2016. Para peneliti mengungkapkan bahwa pada tahun 2016, kepemilikan iPhone maupun iPad, kita bisa menebak kemungkinan bahwa seseorang tersebut masuk dalam kategori pendapatan tinggi ataupun rendah.

Selain itu, dari tahun 2016 belum ditemukan kembali, atribut lainnya selain berbagai produk Apple tersebut, yang menunjukkan atau mewakili status ekonomi kelas atas.

Produk Apple memang adalah salah satu produk yang memiliki harga yang sangat tinggi dibanding gadget produk lainnya. Indonesia sendiri, dari awal mulai populernya produk Apple di kalangan atas, menjadi salah satu penanda bahwa orang tersebut memiliki penghasilan tinggi.

Bagaimana dengan kamu, apakah setuju dengan pernyataan penelitian ini? Yuk share!

Sumber: NBER

Diedit oleh Doni Jaelani