
Sumber: Berita Manggilang[/caption]
Kisah Timun Mas pun berlanjut ketika suami istri tersebut menerima pemberian dari raksasa. Ia juga memberikan syarat kepada suami istri tersebut, ketika anak mereka sudah berumur 17 tahun, harus dikembalikan kepada sang raksasa untuk dimakan.
Suami istri itu pun kemudian mengiyakan syarat yang diberikan oleh sang raksasa, karena mereka sangat mendambakan kehadiran seorang anak di kehidupan mereka. Meskipun syaratnya berat, bayangkan saja, melepas seorang anak, namun tetap mereka iyakan!
Singkat cerita, 17 tahun pun berlalu. Anak kecil yang mereka beri nama Timun Mas tersebut telah tumbuh dewasa menjadi wanita yang cantik dan mandiri. Akan tetapi, suami istri tersebut ketakutan, karena dalam waktu dekat, sang raksasa akan datang menagih janji mereka.

Sumber: msatuabali.blogspot.com[/caption]
Raksasa pun datang ke rumah mereka dan menagih untuk memberikan Timun Mas kepadanya. Akan tetapi, sang suami malah memberikan kantung kain yang katanya bisa digunakan untuk melawan raksasa. Timun Mas pun disuruh untuk kabur oleh ayahnya ke hutan!
Waduh, suami istri tersebut mengingkari janjinya dan malah ingin menyerang balik sang raksasa? Hal aneh kedua ini menunjukkan kalau pasangan itu tidak ingin membayar hutang mereka kepada raksasa, padahal sedari awal perjanjian kan mereka sudah setuju dengan konsekuensinya di kemudian hari.
Memang sih, syarat yang diberikan sang raksasa itu terlalu berat dan tidak
raksasawi
manusiawi. Mana ada bukan, orang tua yang rela anaknya dimakan oleh raksasa? Tapi kembali lagi, di awal perjanjian, pasangan tersebut sudah menyanggupi syaratnya. Janji tetap janji, seharusnya tidak boleh diingkari.
Nah itulah dia hal aneh yang terdapat pada kisah Timun Mas. Atau lebih tepatnya, sisi gelap dari kisah Timun Mas, yang telah menjadi cerita dongeng populer di Indonesia.
Perlu kamu ketahui, penulis tidak bermaksud buruk terhadap kisah Timun Mas yang telah mengisi masa kecil penulis dengan petualangan seru. Kembali lagi, kisah Timun Mas memiliki nilai moral keberanian dan cinta kasih kepada keluarga yang baik untuk anak-anak.
Menurutmu, apakah ada sisi gelap lainnya dari kisah ini? Atau, kamu menemukan sisi gelap di dongeng Indonesia yang lain? Kalau iya,
share
dan sampaikan pada kolom komentar ya!