Ketika Mecca menjadi nominasi MPL ID Industry Awards 2023. (Dok. MPL)
Setelah mendengar kisah Mecca Medina, yang berlatar media anime namun kini berkecimpung di dunia eSports, saya pun tak bisa menahan rasa penasaran. Di tengah semua transisi itu, kapan sebenarnya ia merasa “resmi” menjadi jurnalis eSports?
Saya pun bertanya, “Dengan situasi seperti itu, dari yang tadinya bukan jurnalis eSports terus jadi sering bahas eSports… apa ada satu momen di mana kamu merasa, ‘oke, gue udah jadi jurnalis eSports sekarang’?”
Mecca tersenyum, lalu menjawab tanpa ragu:
"Momen ketika gue ngerasa gue bisa dibilang jurnalis eSports adalah ketika dulu masuk nominasi MPL Industry Awards pertama. Kategori Best Journalist waktu itu. Gak menang sih, tapi kaya di situ tuh gue ngerasa wah ini pekerjaan gue bisa membawa impact bagi industri nih. Berarti sudah mengamalkan Timmyness."
Timmyness adalah sebuah guidelines terkait budaya kerja, visi dan misi di IDN, untuk pembaca yang belum tahu.
Pernah jadi nominasi di kategori Best Journalist dalam acara award, itu berarti Mecca jelas sering terlibat dalam liputan. Kadang dia harus cover event sampai dini hari, entah karena eventnya memang malam atau dia mengawasi event esports internasional di zona waktu berbeda. Bahkan liputan akhir pekan pun jadi hal yang mungkin biasa bagi dia.
"Apa ada cerita menarik dari pengalaman seperti itu? Mungkin bikin lelah, tapi juga memuaskan?"
Mecca uniknya mengakui kalau liputan malam maupun liputan weekend itu gak bikin capek. Malah dia merasa kaya main-main aja.
Baginya, yang justru membuat pekerjaannya lebih berwarna adalah variasi tugas. Tak hanya eSports, kadang ia juga ditugaskan meliput konser musik, pemutaran film, atau event pop culture lain.
“Itu sih yang bikin seru,” ujarnya. “Oke, capek dari pagi sampai malam, tapi worth it banget.”
Dan saat berbicara soal liputan luar negeri, matanya berbinar.
“Pernah ke M Series di Filipina dan Malaysia. Itu kerja, ya, bukan liburan—kerja dari pagi sampai malam. Tapi tetap enjoy. Karena ya, sambil jalan-jalan juga.”
Momen-momen itu—dari malam yang panjang hingga terbang ke luar negeri untuk meliput skena kompetitif—perlahan membentuk dirinya. Dari penulis anime menjadi salah satu jurnalis eSports yang diakui di industri.
Sah? Rasanya bukan cuma sah. Mecca Medina telah menjadi bagian dari cerita eSports Indonesia itu sendiri.