Dating simulator sepertinya menjadi salah satu game populer saat ini, dan bahkan game seperti ini semakin menjadi realistis! Apakah di masa depan dating simulator dapat menggantikan interaksi sosial antar manusia?
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Saat ini budget yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu video game sudah sangat besar, bahkan dapat menyamai budget film Hollywood pada umumnya. Dengan adanya budget yang besar, video game yang dihasilkan juga bertambah realistis. Namun, apakah perkembangan seperti ini berarti hal baik? Kali ini kita akan membahas salah satu genre game yang menjadi korban dari perkembangan ini, dating simulator. Dengan bertambah realistisnya game seperti ini, apakah dating simulator dapat menggantikan interaksi sosial? [read_more id="228605"][clearboth] Untuk memulai pembahasan ini, kita akan menggunakan game LovePlus sebagai contoh pertama. Mengapa kita menggunakan LovePlus sebagai contoh? Karena terkadang saat kita membahas dating simulator, kebanyakan game diluar sana lebih menekankan tema seksual daripada interaksi sosial, padahal seharusnya justru interaksi sosial yang menjadi poin penting dari game dating simulator. LovePlus adalah salah satu contoh game yang lebih menekankan interaksi sosial dalam permainannya, maka dari itu game ini cocok untuk dijadikan salah satu contoh. Pada game LovePlus, kita harus memilih satu dari ketiga wanita yang ada untuk menjalin hubungan. Ketiga wanita yang bisa kita pilih juga memiliki kepribadian yang berbeda beda dan mengharuskan kita untuk menggunakan cara yang berbeda untuk menjalin hubungan dengan masing masing dari mereka. LovePlus sangat menekankan interaksi sosial sebagai suatu poin penting dalam gamenya, karena untuk dapat mengembangkan hubungan kita dengan salah satu wanita, pemain harus menempatkan dirinya sebagai pasangan dari sang wanita. [read_more id="228689"][clearboth] Jika kamu belum pernah mendengar istilah game dating simulator, mari kita perjelas terlebih dahulu definisi dari genre ini. Pada umumnya dating simulator diciptakan untuk menghilangkan rasa kesepian yang dirasakan oleh orang yang kurang pandai berinteraksi satu sama lain, dan kebanyakan orang yang menghadapi masalah ini berpaling ke dating simulator karena mereka merasa canggung untuk berinteraksi orang lain. Hal seperti ini terjadi di berbagai penjuru dunia, dan Jepang adalah salah satu negara dimana masalah ini banyak dijumpai. Mengapa negara yang terlihat ceria dan berbahagia ini justru memiliki tingkat kesepian yang cukup tinggi? Salah satu alasannya mungkin karena mayoritas pekerja di Jepang memiliki jam kerja yang jauh lebih menguras tenaga dari negara manapun. Jika kamu belum mengetahui seperti apa aktifitas keseharian penduduk Jepang pada umumnya, video berikut akan menggambarkannya. [youtube_embed id=" Dari video tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa mayoritas pekerja di Jepang memiliki waktu yang sangat sedikit untuk berinteraksi, dan mengingat banyaknya waktu yang mereka habiskan untuk bekerja, tidak heran jika mereka memilih untuk tidak memulai hubungan dengan orang lain. Kebanyakan dari mereka berfikir untuk apa memulai hubungan jika diri mereka sendiri tidak dapat memberikan waktu untuk pasangan mereka, alasan itulah yang membuat banyak orang bermain dating simulator. [read_more id="223312"] Mengapa mereka melarikan diri ke dating simulator? Karena saat mereka menjalin hubungan dengan orang lain, terkadang hal tersebut justru dapat menambah stress karena kurangnya waktu yang bisa mereka berikan satu sama lain dapat menimbulkan pertengkaran. Stress juga dapat membuat hubungan tersebut menjadi tidak sehat, tidak hanya mereka harus merasakan beban fisik dari bekerja, mereka juga harus merasakan beban psikologis dari hubungan mereka. Namun, dengan dating simulator mereka tidak harus merasakan beban tersebut. Sebagai seorang pemain, mereka dapat menjalin hubungan dengan karakter dalam game tersebut pada waktu luang mereka. Tanpa adanya pasangan yang selalu menilai, menuduh dan memarahi mereka, dating simulator sudah jelas menjadi alternatif terbaik untuk mengganti interaksi sosial mereka. [read_more id="222852"][clearboth] Perkembangan game dengan genre seperti ini jelas sangat mempengaruhi kehidupan sosial di Jepang. Dating simulator sangat membantu menurunkan tingkat emosional dari pekerja yang mendedikasikan keseharian mereka untuk bekerja demi diri mereka sendiri. Dengan adanya game seperti ini, kebutuhan interaksi sosial dapat diatasi, namun, apakah berarti game ini dapat kita tidak perlu melakukan interaksi dengan orang lain? Bagaimana menurutmu? Berikan pendapat kalian melalui kolom komentar yah!