Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belakangan ini lagi banyak banget institusi swasta maupun negeri yang memanfaatkan konten receh sebagai alat engagement. Sadarkah kamu kalau konten receh itu sebenarnya punya manfaat yang sangat besar?
Okay, berhubung belakangan ini sedang banyak banget institusi swasta maupun negeri yang memanfaatkan konten receh, hal ini tentu perlu menjadi perhatian bersama.
Bagaimana mungkin entitas selevel institusi menelurkan konten "murah" untuk berkomunikasi? Memangnya mereka tidak punya graphic designer yang lebih bagus? Kenapa harus konten receh? Ini penistaan terhadap desain--
[duniaku_baca_juga]
Oke, kita stop pertanyaannya sebelum bahasan penistaan berubah menjadi unjuk rasa besar-besaran di kawasan Monas.
Kita langsung lihat kasus saja. Beberapa waktu lalu, Go-Jek diketahui membuat baliho yang berisi cerita receh ala fan fiction di status Facebook. Daripada bingung membayangkan, langsung kita lihat fotonya di bawah ini.
Coba pikirken, perusahaan sebesar Go-Jek kok mau-maunya membuat baliho "murahan" kayak begitu? Memangnya mereka tidak punya ide desain yang lebih menarik, apa?
Pertanyaan semacam ini tidak bisa kita jawab dengan serampangan, meskipun sebenarnya bisa saja kita menjawab, "Go-Jek mau menghemat dana marketing dengan efek yang besar."
Tetapi tidak begitu saja. Kita akan membahasnya secara detail agar para pelaku kreatif mengerti jalan pikiran Go-Jek dan beberapa institusi lain yang menggunakan metode serupa.
Kamu suka bikin konten receh? Siap-siap kebanjiran profesi setelah membaca ulasan berikut!
[page_break no="1" title="Sebentar, Sebentar! Konten Receh Itu Apa!?"]
Ah, ya. Mungkin tidak semua orang mengetahui apa itu konten receh.
Konten receh ini sebenernya memiliki banyak nama. Kita menyebutnya konten receh karena memang effort pembuatannya murah dan mudah.
Mudah karena inspirasinya bisa bersumber dari pengalaman sehari-hari. Murah karena tidak memerlukan desain yang advanced dan bisa menggunakan materi-materi yang sudah ada di berbagai tempat.
Jika masih ada yang belum mengerti, salah satu varian konten receh ini adalah meme. Menurut situs Know Your Meme, internet memes atau disingkat meme merupakan segala sesuatu (gambar, tulisan, ungkapan) yang menyebar di berbagai macam platform internet, seperti media sosial, e-mail, forum, atau image board.
Meme biasanya digunakan untuk menunjukkan tren tertentu. Dalam perkembangannya, meme dibuat dengan menumpukkan gambar yang sudah tersedia di internet dengan berbagai macam tulisan yang dikehendaki oleh kreatornya.
Varian konten receh lainnya adalah shitpost. Menurut Wikipedia, shitpost sebenarnya istilah yang berasal dari konten berkualitas rendah dan digunakan untuk membuat fokus diskusi di sebuah forum menjadi buyar.
[read_more id="352330"]
Akan tetapi, menurut The Daily Dot, perusahaan media di Inggris, shitpost kini telah berubah menjadi suatu jenis "provokasi" yang didesain dengan upaya minimum untuk mencapai pengaruh maksimum.
Setelah memelajari beberapa varian konten receh ini, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa konten receh adalah konten yang dibuat dengan harga yang murah, usaha yang minimal, dan didesain untuk mencuri perhatian banyak orang.
[page_break no="2" title="Hubungan Antara Konten Receh dan Baliho Go-Jek"]
Zaman berubah, metode promosi pun berubah. Begitulah kenyataannya.
Konten receh boleh jadi dianggap murahan. Shitty. Tidak ada value yang jelas. Padahal, kalau kita memerhatikan, konten receh punya efek dan tujuan yang sama: menjaring perhatian banyak orang.
Melihat dari kebiasaan tersebut, maka tidak terasa benar jika konten receh hanya bertebaran di media sosial sebagai jokes yang datang dan pergi. Sejumlah orang dari institusi ternama pun menaikkan kelas konten receh ke tingkat yang lebih serius.
[read_more id="352645"]
Konten receh naik kelas menjadi alat marketing.
Oh my God! Jadi alat marketing?
Yep, benar. Ternyata ada beberapa perusahaan menyadari potensi tersembunyi dari konten receh untuk kegiatan promosi mereka. Mereka sadar jika ada orang yang bisa memanfaatkan konten receh dengan baik, maka potensi keuntungannya--baik materi maupun non-materi--juga besar.
Itulah kenapa, kalau di luar negeri, perusahaan berlomba-lomba membuat konten receh.
Wow. So color. Much flowers. pic.twitter.com/mTI4Ka1UbW
— Lime-A-Rita (@LimeARita) April 5, 2015
Ambil contoh screenshot saya di atas. Lime-A-Rita, sebuah perusahaan minuman di Amerika Serikat, mereka membuat konten Twitter menggunakan referensi meme Doge. Jika kamu termasuk pelaku kreatif dan aktif berselancar internet, kamu pasti tahu referensi caption di atas.
Bagaimana dengan hasilnya? Viral. Padahal, konten-konten lain yang dibuat oleh Lime-A-Rita jarang bisa sampai menjadi viral.
Gambar di atas dinilai tidak memerlukan desain yang terlalu advanced. Konsepnya sederhana, caption pun sederhana, tetapi bisa "meledak".
Oke, kamu mungkin belum puas. Bagaimana dengan contoh yang satu ini?
Meme "Y U NO ... " adalah salah satu konten receh paling populer di internet. Bahkan, kamu yang jarang berinteraksi dengan meme saja mungkin pernah melihat konten semacam ini satu atau dua kali.
Sekarang mari kita bayangkan: HipChat, salah satu aplikasi chat raksasa yang dikembangkan oleh Atlassian menggunakan konten receh untuk dipasang di billboard.
Orang yang terbiasa melakukan aktivitas marketing konvensional mungkin akan merasa malu melihat iklan HipChat di atas. Akan tetapi, iklan tersebut ternyata memiliki harga yang sangat murah dengan efek yang jauh melampaui ekspektasi pembuatnya.
[duniaku_adsense]
Sejak HipChat membuat iklan "murahan" tersebut, mereka diliput oleh media besar TechCrunch, mendapatkan trafik search organik yang sangat masif, dan tentu saja ... pelanggan baru.
Jadi, dari cara berpikir tersebut, sekarang kita tahu apa yang dipikirkan Go-Jek saat mereka memasang baliho dengan curhatan ala status Facebook sebagaimana yang telah dipaparkan di awal.
It's all about marketing.
Lanjut ke halaman berikutnya, guys ...
[page_break no="3" title="Kenapa Perhatian Orang Teralihkan oleh Konten Receh?"]
Tentu, dari beberapa contoh yang telah dipaparkan di atas, kita akan bertanya-tanya: kenapa sih orang sangat menyukai konten receh? Bagaimana kita bisa teralihkan oleh sebuah konten yang "kurang menarik" dari segi desain?
Poin terpenting yang harus kita ingat dari sebuah konten receh bukanlah keindahan desainnya, tetapi 1) kemampuannya untuk membuat perhatian orang teralihkan karena tidak umum dan 2) kemampuannya untuk membuat orang merasa terhubung (relatable).
Imajinasikan saja. Misalnya kamu harus berhenti di perempatan besar. Kamu juga harus menunggu lampu merah selesai menghitung mundur. Kalau tidak ada yang bisa kamu kerjakan, rasanya pasti bosan sekali, apalagi jika harus diguyur sinar matahari di siang bolong.
Tetapi, kamu tidak sesial itu. Di seberang perempatan, kamu melihat spanduk seperti ini:
Paling tidak bakal nyengir sedikit, lah.
Spanduk hasil kerjasama Bank Aceh dan Satlantas Aceh Besar tersebut merupakan salah satu contoh konten receh yang membuat perhatianmu bisa teralihkan. Bukan karena keindahannya, tetapi karena keanehan dan ketidak-mainstream-annya.
Nah, di era media sosial ini, kita perlu menyadari bahwa konten receh telah menjadi asupan sehari-hari, bahkan menjadi kebutuhan bagi sebagian orang. Tak heran, Pak Jokowi berkali-kali menganjurkan untuk membuat jurusan meme.
[duniaku_adsense]
Pernyataan Pak Jokowi dibuat bukan tanpa alasan, lho. Itu ada risetnya. Beliau adalah tokoh negara yang up-to-date. Bahkan, jika kita harus merujuk kepada media besar, Forbes pun mengonfirmasi bahwa meme memang bukanlah barang murahan.
Konten receh itu murah, ya, tetapi tidak pernah murahan.
[page_break no="4" title="Institusi Pemerintah Ikut-Ikutan"]
Jangan salah, walaupun terlihat seperti bercanda, tetapi sejumlah institusi pemerintahan Indonesia juga menggunakan konten receh untuk tetap terkoneksi dengan audiensnya, lho.
Hal ini tidak berarti institusi pemerintahan terkesan tidak serius dalam mengelola negara, tetapi justru ingin lebih dekat dengan rakyat. Praktek ini sudah dilakukan oleh Walikota Bandung periode 2013-2018, Ridwan Kamil, dengan hasil yang mencengangkan.
Ridwan Kamil sudah dikenal sebagai salah satu pejabat pemerintahan yang paling terkenal di jagat maya karena konten-konten recehnya yang bijak, namun tetap kocak.
Agar opini ini menjadi lebih menarik, bagaimana jika kita melihat beberapa institusi pemerintahan lainnya ketika memanfaatkan konten receh sebagai konten harian mereka? Langsung saja kita lihat jajaran ke-absurd-an mereka:
#SahabatDikbud, yuk budayakan menulis ejaan bahasa Indonesia sesuai #PUEBI #CintaBahasaIndonesia pic.twitter.com/8GjgAqhHVs
— Kemendikbud (@Kemdikbud_RI) October 18, 2017
Kids Zaman Now ala Kemdikbud
Kopi itu pahit. Seperti asmara.
Begitu singkat deskripsinya. 😢 https://t.co/yleROp8uWc— #PajakKitaUntukKita (@DitjenPajakRI) October 26, 2017
Ditjen Pajak RI Galau
Itu bukan awan akatsuki-nya Naruto dan bukan awan kinton-nya Dragon Ball mas, itu motif Batik Mega Mendung khas Cirebon https://t.co/Xhlfhj4iOs
— Bank Indonesia (@bank_indonesia) January 25, 2017
Bank Indonesia pun Ikut-Ikutan
Jangan, nanti ga ada yg kuat memandangnya. Maklum cuma remahan rengginang dari kaleng Kh*ng G*an 🙏🏻💂🏻 https://t.co/o0maQUB4ln
— TNI Angkatan Udara (@_TNIAU) October 27, 2017
TNI-AU adalah Salah Satu Akun Resmi yang Banyak Menelurkan Konten Receh Terbaik
Entah siapa yang memegang akun-akun resmi tersebut, tetapi keberadaan konten-konten receh mereka sanggup mencairkan tembok antara rakyat dan pemerintah. Ini merupakan kemajuan. Negara sadar bahwa ini bukan zaman kegelapan, sehingga sudah semestinya negara lebih akrab dengan orang-orang yang hidup di bawah konstitusi mereka.
Jadi, masih ragu untuk memanfaatkan konten receh? Tak perlu ragu lagi, hanya perlu belajar menempatkan momennya saja. Siapa tahu kemampuanmu membuat shitpost dilirik sama perusahaan besar. Go-Jek aja nge-shitpost, masa kamu ragu?
Hidup receh!
Diedit oleh Fachrul Razi