TUTUP

Suka Bikin Cerita? Sini, Belajar Cara Bikin Dialog yang Menarik!

Kamu mau nulis cerita tapi dialogmu dikritik kaku atau tidak natural? Nih baca tips membuat dialog yang bagus dalam bercerita!

Membuat dialog dalam penceritaan adalah salah satu tahapan yang gampang-gampang susah. Lantas, apa yang harus kita lakukan untuk dapat merangkai dialog yang menarik? Simak ulasan berikut!

Hampir semua penulis cerita pernah merasa kesulitan untuk merangkai dialog yang menarik. Tak hanya penulis amatir, penulis profesional pun seringkali merasa kesulitan untuk membuat dialog yang intriguing.  Tanpa perencanaan yang matang, dialog bisa terasa sangat hambar, bahkan tidak ada impact-nya sama sekali kepada pembaca. Dialog hanya akan menjadi rangkaian kata tanpa makna. [duniaku_baca_juga] Lebih buruk lagi, ketika dialog tak bisa menjadi komponen untuk menggerakkan perasaan pembaca terhadap cerita, dialog hanya akan dianggap menjadi pengganggu. Lama-kelamaan akan ditinggalkan oleh audiensnya. Memang, menulis dialog merupakan salah satu seni dalam penceritaan yang terbilang tricky. Jika kita tidak merangkainya dengan hati-hati, dialog yang kita buat bisa jadi terkesan norak, kaku, atau bahkan terkesan kurang greget. [duniaku_adsense] Jadi, apa yang harus kita lakukan sebagai penulis cerita untuk membuat dialog yang bagus? Simak ulasannya, yuk! [page_break no="1" title="Mari Memahami Filosofi Dialog"] Sumber: HR Magazine[/caption] Sebelum kita membahas lebih jauh soal pembuatan dialog, kita perlu memahami dahulu apa yang dimaksud dengan dialog. Jika kita merujuk kepada KBBI, dialog berarti percakapan. Yang namanya percakapan itu berarti pertukaran kata antara dua orang atau lebih. Lebih jauh lagi, jika kita menyambungkannya ke arah yang lebih filosofis, dialog berarti merupakan suatu bentuk komunikasi antarmanusia untuk mencapai suatu pemahaman tertentu. [read_more id="354118"] Jadi, apa yang bisa kita tangkap dari semua definisi serta penjelasan di atas? Jawabannya adalah komunikasi. Nah, kalau kita berbicara soal komunikasi, berarti kita akan berbicara juga soal seberapa natural dan seberapa efektif kita berbicara. Sehingga, dialog baru bisa dikatakan menarik ketika kita bisa membuat semua pihak mendengarkan/memerhatikan setiap penyampaian dengan seksama. [duniaku_adsense] Singkatnya, dialog adalah suatu bentuk komunikasi yang natural dan efektif untuk menggugah perasaan siapa pun yang terlibat di dalamnya. Sampai di sini kira-kira bisa dipahami maksudnya, ya? [page_break no="2" title="Belajar Dulu dari Fiksi Legendaris Metal Gear Solid, Yuk!"] Sumber: gamerant[/caption] Sebenarnya, ada banyak contoh dialog terbaik di dunia fiksi. Daftarnya bisa sangat panjang. Akan tetapi, pada kesempatan ini kami hanya akan menunjuk satu contoh judul fiksi yang memiliki cerita dan dialog paling memorable.  Ya, kita akan mengambil Metal Gear Solid sebagai contoh, sebab hampir seluruh serialnya mendapatkan nilai di atas 90% dari Metacritic. Mahakarya yang dikreasikan oleh legenda Hideo Kojima ini memang sudah terkenal sebagai salah satu judul fiksi yang paling banyak menyuntikkan dialog berkelas. Meskipun genre MGS yang utama adalah aksi-spionase, namun dialognya tak melulu berkaitan dengan politik dan sejarah, tetapi seringkali diselingi dengan komedi, drama, hingga percakapan-percakapan trivial yang tidak penting bagi kemajuan cerita. Aneh, memang, tetapi Metal Gear Solid termasuk salah satu game berbasis cerita yang paling dibicarakan karena dialognya. Bahkan, kita bisa menemukan beberapa forum yang membicarakan tentang betapa menariknya dialog dalam serial MGS, salah satunya seperti di forum GameFaqs ini. Penasaran kayak apa? Nih, coba tonton. Video-nya berdurasi sekitar 45 menit lebih, tetapi kamu tidak perlu menontonnya sampai habis. Hanya dengan menonton lima menit pertama pun kamu sudah bisa mendapatkan impresinya: Dari video ulasan Metal Gear Solid 3 di atas, kita bisa melihat betapa menariknya percakapan antarkarakter yang terlibat. Kita bisa melihat fragmentasi cerita, tetapi di saat yang sama kita juga bisa melihat "sifat manusiawi" para karakter. Ada yang suka bercanda, ada yang bawel, ada yang suka berdebat, dan lain-lain. Sifat manusiawi inilah yang membuat seluruh percakapan terasa sangat natural dan tidak terkesan norak atau kaku. [duniaku_adsense] Dari sini kita bisa belajar bahwa dialog yang baik adalah dialog yang menyertakan sifat, tingkat emosional, pengetahuan, dan situasi lingkungan para karakternya. Buatlah dialog senatural mungkin, tanpa harus mengabaikan jalan cerita yang kita buat.

Masih bingung? Ya udah, kita langsung lanjut ke latihan saja, yuk!

[page_break no="3" title="Latihan Tingkat Pertama: Bedakan Sifat Masing-masing Tokoh"] Sumber: FAI Universitas Muhammadiyyah Surabaya[/caption] Latihan tingkat pertama ini sangat penting untuk menentukan cara sebuah tokoh berdialog. Sebelum membuat cerita, kamu perlu membuat character sheet yang berisi tentang sifat-sifat detail para tokoh yang terlibat pada ceritamu. Dengan menentukan sifat, kita bisa menentukan dialog. Sebenarnya, character sheet ini tidak wajib jika kamu sudah terbiasa membuat cerita, tetapi tetap penting untuk mengingatkanmu akan sifat-sifat para karaktermu. Jadi sebaiknya dibikin saja, ya. [read_more id="352645"] Di character sheet ini, kamu bisa mengisinya dengan nama karakter, tinggi badan, berat badan, hobi, prestasi, dan lain-lain, persis seperti biodata. Namun, hal-hal itu bukanlah yang paling penting. Yang paling penting justru sifat-sifat dan kebiasaan-kebiasaan para karakter yang paling khas. Bingung? Gambar di bawah ini akan menjadi contoh yang bagus tentang bagaimana wujud character sheet: Sumber: DeviantArt[/caption] Nah, dari contoh character sheet di atas kita bisa langsung membayangkan bagaimana cara kedua tokoh berpikir, bertindak, dan berbicara. Tidak mungkin dengan sifat kedua karakter yang sangat berbeda akan menghasilkan cara berdialog yang sama. Intonasi dan susunan kalimatnya pun tentu akan berbeda satu sama lain. Inilah pentingnya character sheet untuk pengembangan dialog. Selain kita dapat membedakan desain dari masing-masing karakter, kita juga bisa membedakan bagaimana cara mereka bertutur kata. Pemilihan kosakata, gaya tertawa, hingga gaya umpatan pun bisa dibedakan satu sama lain. [duniaku_baca_juga] Hal inilah yang diterapkan oleh Metal Gear Solid selama bertahun-tahun. Masing-masing karakternya punya kekhasan. Selain itu, mereka juga punya hobi yang berbeda-beda, sehingga dalam setiap percakapan sering muncul selingan-selingan tentang hobi dari masing-masing karakter. Misalnya, Big Boss suka membicarakan hobinya berdiam di dalam kardus. Paramedic suka membicarakan hobinya menonton film-film aneh di tengah tugas. Zero suka bawel soal tradisi ngeteh dan makan kuenya di Inggris. Sigint suka membicarakan fetish-nya yang aneh dalam persoalan teknologi. Dan sebagainya. Big Boss, Prajurit Pasukan Khusus yang Hobinya Meringkuk di dalam Kardus Sewaktu Perang. Sumber: AnimoApps[/caption] Bukan masalah aneh atau tidaknya, tetapi ini adalah persoalan perbedaan karakteristik dari masing-masing tokoh. Semakin unik, maka karakter akan semakin menarik. Hal ini juga yang membuat banyak penggemar Metal Gear Solid menjadi sangat hafal dengan sifat dari masing-masing karakter di serial MGS. [page_break no="4" title="Latihan Tingkat Dua: Bayangkan Dialog di Dunia Nyata"] Perhatikan Bagaimana Orang-orang di Sekitarmu Berbicara. Sumber: GymJunkies[/caption] Nah, yang perlu kita lakukan setelah membuat character sheet adalah membayangkan dialog di dunia nyata. Lihat orang-orang di sekitarmu. Lihat bagaimana orang yang penyabar berbicara, lihat bagaimana orang yang sombong bertukar kata, lihat bagaimana orang yang pendiam bergumam, dan seterusnya. Hal ini akan membantu kita untuk menyocokkan gaya berbicara karakter kita dengan sifat-sifat yang telah kita tulis di character sheet. Mari kita buat studi kasus, agar penjelasan kami lebih mudah dipahami. Katakanlah ada lima orang karakter. Sifat kelimanya secara berurutan adalah pemarah, tenang, penggoda, sombong, dan pemalu. Kasusnya, mereka khawatir karena kamu telah menghilang selama seharian. Bagaimana reaksi mereka begitu bertemu kembali denganmu?

Si Pemarah:

"Kamu habis dari mana, sih!?"

Si Tenang:

"Kamu habis dari mana?"

Si Penggoda:

"Hayooo, kamu habis dari mana? Hehehe."

Si Sombong:

"Heh, habis melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat, ya?"

Si Pemalu:

"K-kamu ... habis dari mana? T-tidak apa-apa, kan?"

Bagaimana? Terasa berbeda, bukan?

Contoh sederhana di atas hanyalah dasar dari pembuatan dialog yang khas antara satu karakter dengan karakter yang lain.