Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Walaupun kecepatan rata rata internet Indonesia sudah naik lebih dari 320% dibanding 5 tahun lalu namun masih termasuk lambat di asia tenggara, bahkan kecepatan internet Indonesia tahun 2014 ini hanya sedikit lebih cepat dari 2 negara yaitu Filipina dan Laos. Lalu, apa sih faktor yang menjadikan negara lain, misalkan Korea bisa memiliki kecepatan internet yang luar biasa cepat ? John D Sutter menjelaskan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kecepatan internet suatu negara seperti adanya kompetisi, berbagi jaringan, kebijakan politis dan adanya grand design. Beranjak dari artikel tersebut, tidak salah kalau rasanya kita bisa tiru apa yang dilakukan Korea untuk meningkatkan kecepatan internet Indonesia sampai 500 kali lipat dari sekarang. yuk ketahui bagaimana Indonesia bisa mencapai kecepatan internet super cepat tersebut.
[page_break no="4" title="Perbanyak Kompetisi"]
Negara yang memiliki internet cepat seperti di Korea cenderung memiliki jumlah ISP besar yang lebih banyak, dengan banyak penyedia jasa internet maka akan tercipta kompetisi yang menguntungkan konsumen. Pada tahun 90 an pemerintah Korea juga mendukung berdirinya ISP dengan memberikan insentif pajak dan akses permodalan besar besaran. Di Indonesia pada tahun 90 an sampai sekarang layanan internet didominasi oleh Telkom Group dan layanan selulernya Telkomsel Dominasi Telkom sendiri mungkin terjadi karena dulunya pernah diberikan hak monopoli pada saat masih berbentuk perum telekomunikasi. Hak monopoli ini yang sekarang berimplikasi panjang dalam iklim kompetisi industri telekomunikasi Indonesia. Jika ingin meningkatkan kompetisi di Indonesia yang akhirnya bisa mempercepat koneksi internet bagi masyarakat, pemerintah bisa memberikan insentif besar besaran kepada pelaku industri baru. Dengan adanya insentif berkompetisi bisa dibayangkan bagaimana sengitnya nanti persaingan bisnis telekomunikasi. Bayangkan saja perang tarif dan pelayanan yang akan terjadi kalau ada banyak operator telekomunikasi yang kuat bersaing. Tentu pemerintah tetap harus bekerja keras untuk membuat regulasi sehingga penurunan tarif tidak berujung penurunan kualitas layanan.
[page_break no="3" title="Intervensi Agresif Pemerintah"]
Untuk mewujudkan kualitas internet yang lebih baik, pemerintah harus turut andil dengan memberikan subdisi dan aksi afirmatif bagi beberapa golongan yang mungkin tidak bisa mengakses internet sebelumnya. Sebagai contoh, pemerintah Korsel memberikan subsidi besar besaran kepada masyarakat yang termasuk golongan kurang mampu untuk bisa mengakses internet. Pemerintah Korsel juga memberikan internet cepat dan gratis ke sekolah sekolah, sehingga mulai dari dini anak sekolah sudah terpapar dengan akses internet yang baik. Tindakan agresif pemerintah yang seperti ini yang diperlukan, memang sih di Indonesia Kominfo sudah mempunyai beberapa program yang cukup baik, seperti Palapa Ring, PLIK dan Universal Service Obligation. Namun demikian program yang konsep cukup bagus tersebut selalu buruk di eksekusi. Sebagai contoh, saya pernah mencoba salah satu peralatan PLIK di salah satu daerah di Maluku, jangankan bisa menikmati koneksi internet yang cepat, membuka email saja saya kesulitan. Internet gratis ke sekolah juga pernah diberikan oleh Kemdikbud pada kurun waktu 2006 sampai sekarang dengan program jardiknas dan BOS. Namun seperti halnya banyak program pemerintah, setiap pejabatnya berganti selalu ada program yang tidak dilanjutkan--Jardiknas ini salah satunya. Walaupun mungkin tidak secara eksplisit disebutkan oleh presiden terpilih dalam kampanyenya, saya berharap internet cepat ini menjadi salah satu fokus pemerintahan ini.
[page_break no="2" title="Perkuat Jaringan Backbone"]
Salah satu masalah di industri internet adalah tidak ada kewajiban penyedia jasa internet untuk memperbolehkan infrastrukturnya disewa penyedia jasa lain. Dengan kata lain, hampir semua penyedia jasa harus membangun jaringan fiber optik
backbone kemana pun jika ingin ekspansi. Kalaupun ada jaringan backbone yang disewakan biaya yang dikenakan adalah biaya komersial yang mahal. Di Korea, setiap penyedia jasa internet yang memiliki
backbone wajib menyewakan kapasitas jaringannya ke penyedia jasa lainnya. Dengan kata lain tidak perlu ada investasi besar besaran setiap kali ada perluasan jaringan. Penghematan luar biasa ini dipercaya merupakan salah satu cara sebab kenapa Internet di korea jauh lebih murah, bahkan jika dibandingkan Amerika Serikat. Di Korea biaya rata rata jaringan pita lebar ke konsumen adalah sekitar 23 ribu rupiah per Mbps / Bulan, di Indonesia biayanya sekitar 200 ribu rupiah per Mbps/Bulan. Perbedaan biaya yang cukup jauh ini jelas merupakan manfaat dari kewajiban berbagi backbone ini. Solusi lain bisa juga pemerintah membangun
backbone berkecepatan super cepat, dari perhitungan kami jika ingin membangun jaringan internet nasional dengan kecepatan gigabita, pemerintah hanya perlu mengeluarkan biaya 300 Trilyun rupiah. Investasi pemerintah ini sangat layak secara keuangan, karena berdasarkan penelitian Ericson dan 33 perguruan tinggi dunia setiap kecepatan internet naik 2 kali lipat, GDP suatu negara akan naik sebesar 0.3%. Artinya jika kecepatan internet indonesia naik 500 kali lipat,akan ada kenaikan GDP sebesar 350 Trilyun. Walapun hitungannya mungkin tidak sesederhana itu, tapi jika pemerintah melakukan langkah berani tersebut tidak mungkin kecepatan Indonesia seperti sekarang ini.
[page_break no="1" title="Buat Grand Design Broadband"]
Dalam hal perencanaan, Korea Selatan patut diacungi jempol, sejak tahun 1990 an mereka sudah memiliki implementasi rencana internet menggunakan pita lebar. Di Indonesia, hal yang sama baru dilakukan tahun 2014 ini. Hebatnya lagi rencana pemerintah Korea tersebut benar benar dilakukan, baru baru ini Korea akan meluncurkan layanan internet berkecepatan 1.000 Mbps di perumahan, kecepatan yang mungkin hanya Google Fiber di Amerika bisa tandingi. Walaupun kinerja Kominfo 5 tahun terakhir patut diapresiasi, Kominfo kabinet mendatang harus dipimpin oleh seseorang yang mempunyai visi dan kapabilitas untuk membawa Indonesia menjadi pemimpin dunia dalam hal kecepatan Internet. Selamat bekerja bagi pemerintahan Jokowi JK untuk mewujudkan internet 500 kali lebih cepat untuk kita semua.