TUTUP

Review One Piece Film: Gold - One Solid Gold Movie!

Sudah nggak sabar menyaksikan aksi terbaru Bajak Laut Topi Jerami di layar lebar? Eits, baca dulu ulasan One Piece Film: Gold berikut ini!

Pertama-tama, saya harus memberikan peringatan bahwa: saya bukan penggemar serial One Piece, benar-benar mengikutinya hanya sampai pertengahan Alabasta Arc saat masih tayang di stasiun televisi lokal; dan saya jarang nonton anime -- apalagi di layar lebar. Bahkan movie anime yang saya tonton dalam empat tahun terakhir sebelum ini hanya The iDOLM@STER Movie: Beyond the Brilliant Future! Jadi saya masuk ke bioskop untuk membuat review One Piece Film: Gold tanpa berharap apa-apa, "lengkap" dengan pengetahuan yang mendekati nol mengenai film ke-13 One Piece ini beserta kondisi terbaru awak kapal Thousand Sunny. Waktu tayang dua jam film ini masih terasa sedikit terlalu lama, namun jujur saja, saya cukup menikmati petualangan yang disajikan oleh film animasi ini.

Sinopsis

Tentunya semua fans tahu cerita apa yang akan kalian saksikan dalam One Piece Film: Gold. Luffy dan kawan-kawan datang ke sebuah kapal pesiar super besar dan megah Gran Tesoro  yang dilapisi emas untuk berlibur dan mencoba keberuntungan dengan bermain di kasino. Tapi keadaan menjadi kacau-balau saat mereka akhirnya bertemu langsung dengan sang kapten kapal, Gild Tesoro, yang kekuasaannya tidak tersentuh oleh Pemerintah Dunia maupun para bajak laut karena memiliki kekuatan untuk mengendalikan emas setelah memakan Buah Iblis Goru Goru no Mi. Mereka pun jadi berhutang dan terjebak dalam Gran Tesoro! Saya tidak akan mengatakan kenapa dan bagaimana kekacauan tersebut terjadi karena spoilers!, tapi tema kasino, ketamakan, dan emas berperan penting dalam One Piece Film: Gold -- jelas, kalau nggak, ngapain sampai bawa-bawa "gold" di judulnya.

Semua Adegan Serba Heboh!

Begitu film dimulai, kamu akan langsung dihadapkan dengan adegan pertunjukan penyambutan serba megah. Hikari Mitsushima dan Kazuhiro Yamaji, pengisi suara karakter Carina dan Gild Tesoro, menyanyikan insert song "GOLD & JIVE~SILVER OCEAN" diiringi beberapa penari latar berkostum karnival. Wide shot yang memperlihatkan panggung emas Gild Tesoro pun dengan cepat menjadi sebuah extreme long shot, menampilkan kekayaan yang dimiliki sang musuh utama melalui ukuran kapal Gran Tesoro yang memang nampak seperti sebuah negara kecil. Tidak lama kemudian, baru saja ingin segera merapat dan berfoya-foya, Thousand Sunny dan seluruh awak kapalnya harus menghadapi serbuan sekumpulan bajak laut yang ingin menjarah harta-benda mereka agar bisa berjudi lagi. Adegan lima menit ini sekaligus berfungsi sebagai "perkenalan singkat" kru Bajak Laut Topi Jerami yang memiliki karakteristik uniknya masing-masing. Seluruh bagian awal film terjadi dengan cepat, lantang, dan menyolok mata. Dan saya rasa, keseluruhan adegan tersebut berhasil menetapkan suasana film dengan sempurna, dimana berbagai kemewahan dan kesenangan sesaat yang dinikmati oleh anggota Bajak Laut Topi Jerami pun dengan cepat berbalik menjadi sumber penderitaan mereka dalam petualangannya kali ini.

Setengah Jalan, Jadi Semakin Seru!

Akan tetapi, bukan di opening-nya lah "daging" dari One Piece Film: Gold! Setelah mengalami kemunduran besar dan terjebak di Gran Tesoro, Luffy dan kawan-kawan harus mencari cara untuk melunasi hutang mereka. Dan apa yang akan kamu lakukan kalau ingin membayar hutang tapi terjebak dalam sebuah kasino? Ya, setengah jalan, film ini pun berubah menjadi sebuah heist movie! Seperti Avengers kalau mereka beraksi bak Robin Hood-- atau Ant-Man kalau kekuatannya adalah menjadi manusia karet, bukannya menjadi sekecil semut. Asyiknya lagi, kamu akan melihat seluruh kru Bajak Laut Topi Jerami saling bekerjasama dengan keahliannya masing-masing untuk bisa meraih suatu tujuan. Dan sebagian besar rencana mereka tidak memakai kekerasan! Terasa cukup menyegarkan melihat kerjasama tim kompak dalam serial shonen dimana mereka harus mencari cara untuk sampai ke titik utama plot tanpa harus mengandalkan tinju mereka. Paling tidak untuk sebagian besar rencananya. One Piece Film: Gold juga mengajak beberapa karakter penting lain untuk tampil di layar lebar. Akan tetapi peran mereka dalam film tidak penting dan utamanya hanya berfungsi sebagai pengingat bagi para fans: bahwa di luar film, ada konflik lain yang sedang terjadi. Kalau dibilang jelek atau tidak sebenarnya relatif, karena bagi orang awam seperti saya, adegan-adegan saat mereka muncul jadi tidak mengasingkan saya dari plot film yang sedang berjalan. Dan malah bisa menambah rasa ingin tahu terhadap dunia One Piece yang luas! Hal baiknya, justru Carina yang merupakan karakter sampingan khusus di film ini mendapat banyak sorotan, bahkan sampai memperdalam latar belakang Nami sebagai seorang pencuri harta karun! Begitu pula dengan motivasi Gild Tesoro untuk menjadi orang yang kaya raya dan haus kekuasaan. Penjelasan singkat melalui montase masa lalunya yang tidak sampai memakan satu menit dijamin bisa membuat hatimu terenyuh. Walau pun mungkin impact-nya kurang terasa jika kamu sudah terkena spoiler dari artikel yang satu ini.
Jangan lupa baca halaman 2 untuk kesimpulan review One Piece Film: Gold!

Namun Semua Tidak Tanpa Cela

Jika sudah selesai membahas hal-hal baik, sekarang mau tidak mau kita harus membahas hal buruknya. Untungnya, kekurangan di review One Piece Film: Gold ini saya akui lebih berat pada masalah selera pribadi sehingga saya rasa sebagian besar bisa kamu abaikan. Pertempuran klimaks Luffy melawan Gild Tesoro (ini bukan spoiler ya hitungannya, apalagi yang kamu kira bakal terjadi?) terasa mengecewakan bagi saya. Pada bagian pembukaan One Piece Film: Gold, rasanya seperti mereka menjanjikan adegan-adegan pertempuran yang cepat dan fluid, namun pada akhirnya sang protagonis dan antagonis pada dasarnya hanya saling bertukar pukulan saja. Agak mengingatkan saya akan (salah satu kekurangannya) Karas. Serta kemampuan Gild Tesoro untuk mengubah emas terasa disia-siakan pada bagian klimaks. Kemampuan semacam itu seharusnya bisa dipakai untuk pola bertarung yang lebih taktis tapi tetap cepat, di mana Luffy dan kawan-kawan harus menghindari emas cair yang bisa menyerang dari segala arah sekaligus menghentikan langkah mereka. Walau mungkin saja gaya pertempuran pukul-pukulan macam ini yang memang ditunggu-tunggu oleh penggemar berat One Piece? Selain itu ada tiga masalah minor yang "sedikit" mengganggu. Bagi yang kurang akrab dengan desain Eiichiro Oda mungkin akan merasa ada yang janggal di beberapa adegan. Desain karakter yang aneh seperti manusia-manusia raksasa seakan-akan mengacaukan perspektif beberapa adegan, terutama yang hanya ditampilkan selama beberapa detik. Tapi yah, kembali lagi pada aspek "kurang akrab"nya tadi. Lalu subtitle bahasa Indonesia sering kali terbaca seperti terjemahan harafiah dari subtitle bahasa Inggrisnya. Apakah penerjemahnya tiba-tiba dikejar tenggat waktu dan harus menerjemahkan naskah lewat Google Translate? Bisa saja memang itu yang terjadi di balik layar, tapi tetap saja terasa menyedihkan dan tidak profesional. Kemudian ada satu adegan penting, yang bagi saya, terasa sangat konyol dan tidak masuk akal, tapi dimainkan dengan serius sampai-sampai saya tidak tahu harus tertawa atau tidak. Meski demikian, hal itu saya kaitkan dengan kebutuhan anime shonen untuk membawa pesan "Semangat pantang menyerah!" dan "Bersama kita bisa!", jadi masih saya biarkan lewat. After all, this is just an entertainment.

Kesimpulan

Akhir kata dalam review One Piece Film: Gold adalah, dengan sedikit kekurangan yang ada film ini tetap merupakan film animasi layar lebar yang cukup menghibur dan pasti akan memuaskan hasrat penggemar berat serial bajak laut ini untuk melihat aksi Topi Jerami di layar lebar. Tapi bagi yang membawa anak-anak kecil mungkin harus sedikit waspada, karena karakter-karakter wanitanya menggunakan pakaian minim dan ada bercak-bercak darah dalam adegan pertempuran. One Piece Film: Gold sudah tayang sejak 7 September kemarin di bioskop-bioskop CGVblitz dan Cinemaxx yang tersebar di Indonesia.