Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dunia dihebohkan dengan pertarungan robot raksasa pertama di dunia! Megabots dari Amerika melawan Kuratas buatan Jepang! Kemenangan Megabots dalam duel tersebut mengundang berbagai reaksi dan pendapat. Apakah kekalahan Kuratas adil? Apakah pertarungan ini dicurangi? Kontributor Duniaku.net mencoba untuk melakukan analisis yang mendalam untuk membuktikannya!!
Setelah menunggu sekian lama, akhirnya kita memasuki langkah awal menuju terwujudnya Gundam melawan Jaeger. Tepat pada 17 Oktober 2017, jam 7 malam waktu Pasifik, pertarungan robot raksasa pertama di dunia ditayangkan lewat situs Twitch.tv milik Megabots, sebuah perusahaan robotika asal Amerika. Megabots sendiri adalah perusahaan robotika asal Amerika, yang berhasil membuat mecha alias robot besar yang bisa dikendarai.
[duniaku_baca_juga]
Sebelum ada Megabots dengan Megabot Mk II, terlebih dulu ada Suidobashi Heavy Industries, yang berhasil membuat robot raksasa “pertama” di dunia. Model KURATAS adalah mecha buatan Suidobashi pada tahun 2012, dibuat oleh seorang pengrajin Kogoro Kurata dan ilmuwan robotika Wataru Yoshizaki.
“Suidobashi, kami punya robot raksasa, kamu punya robot raksasa, kamu tahu ini harus terjadi. Kami menantangmu untuk berduel.”
Megabots menantang Suidobashi untuk bertarung pada Juli 2015, memberikan waktu satu tahun untuk persiapan. Tantangan ini dijawab dengan senang hati oleh Suidobashi, dengan satu syarat: Pertarungan harus melibatkan pertarungan melee alias jarak dekat.
Persyaratan ini membuat Megabots menunda satu tahun untuk membuat robot baru yang bisa bertarung sesuai dengan syarat yang diberikan Suidobashi, karena Megabot Mk II mereka tidak memenuhi syarat tersebut. Megabots menggalakan program crowdfunding agar Megabot Mk III bisa terwujud.
Setelah dua tahun pengembangan, akhirnya Megabot Mk III pun jadi, sehingga mereka bisa bertarung di tahun 2017.
Pertarungan robot terbesar abad ini terjadi di sebuah gudang raksasa yang sudah ditinggalkan di dataran Amerika Serikat atas alasan keamanan. Selain menjadi penantang, Megabots juga menjadi tuan rumah dari pertarungan ini.
[duniaku_adsense]
Sebenarnya acara sudah dilakukan jauh hari sebelum tanggal yang sudah ditentukan. Megabots menyatakan bahwa video versi streaming ini adalah hasil setelah memotong dan memoles hasil rekaman pertarungan sesungguhnya. Sekali lagi, demi keamanan.
Namun setelah pertarungan berlangsung, hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Kenapa begitu? Klik halaman selanjutnya untuk melihat sorotan pertandingan dan pembahasannya!
Highlights Pertandingan Megabots vs Kuratas
Statistik Pertarungan
Kali ini Kontributor akan mengulas dan menganalisis pertandingan Megabots melawan Kuratas. Sebelum kita menganalisis yang terjadi dalam pertarungan, ada baiknya kita mengetahui bahwa Suidobashi harus menghadapi DUA robot buatan Megabots, Mk II dan Mk III dalam pertarungan tersebut. Sebagai perbandingan, mari kita lihat statistik dari para pertarung.
[duniaku_baca_juga]
Statistik Megabot Mk II tidak begitu bagus secara angka, dengan konstruksi mirip Guntank dan meriam overkill di kedua tangannya. Meski stabil, namun dengan kecepatan yang segitu saja, Megabot Mk II tidak akan cocok bila bertempur dalam jarak dekat. Ia keburu jadi bulan-bulanan Kuratas.
Sementara itu, Kuratas dilengkapi dengan tangan penghancur khusus untuk pertarungan ini. Secara statistik, Kuratas lebih baik dibandingkan Megabot Mk II. Bentuk kaki yang menggunakan roda cocok untuk mengumpulkan momentum sebelum menghantamkan Ichigeki Fist-nya ke arah Megabot.
Dan ini adalah statistik dari Megabot Mk III. Lebih keras, lebih baik, lebih cepat, dan lebih kuat dibanding pendahulunya. Ukurannya yang lebih besar juga sangat mengerikan. Kepala elang botak di bahunya cukup estetik, cocok dengan nama “Eagle Prime” yang diberikan.
[read_more id="338693"]
[duniaku_adsense]
Duel 1: Iron Glory MKII (Megabots) vs Kuratas (Suidobashi)
Duel 1 berakhir dengan sangat cepat. Terbukti bahwa Iron Glory Mk II tidak akan kuat bila harus beradu dalam jarak dekat. Gerakan yang lambat membuat Megabots hanya sempat menembak satu kali sebelum terjungkal kena satu pukulan telak dari Kuratas.
USA 0 - 1 JPN
Duel 2: Eagle Prime MKIII (Megabots) vs Kuratas (Suidobashi)
Eagle Prime masuk ke arena menggantikan Iron Glory yang babak belur. Robot yang ukurannya dua kali Kuratas menunjukkan kekuatan yang sebanding dengan ukurannya di sini. Setelah tembakan pembuka dari Megabots, Kuratas mengirimkan drone, yang kemudian jatuh tepat di kokpit Eagle Prime. Setelah itu terjadi baku hantam yang sengit. Namun ukuran Eagle Prime yang lebih besar membuat pukulan Kuratas tidak efektif. Pertandingan berakhir karena kedua robot tersangkut, namun secara teknis Megabots unggul dalam ronde ini.
USA 1- 1 JPN
Duel 3: Eagle Prime MKIII (Megabots) vs Kuratas (Suidobashi)
Ronde terakhir. Eagle Prime masuk dalam mode melee combat. Meriam raksasa di tangannya diganti dengan gergaji mesin! Tanpa babibu lagi kedua robot langsung menerjang ke depan dan menurunkan serangan pamungkasnya. Dual Gun dan Ichigeki Fist lagi-lagi melempem, membuat Kuratas harus menerima serangan fatal dari gergaji mesin Eagle Prime.
USA 2 - 1 JPN
Sekian sorotan pertandingan Kuratas melawan Megabots. Tapi artikelnya belum selesai! Karena hasil analisis Kontributor mengenai pertandingan ini ada di halaman selanjutnya! Jadi jangan ditutup dulu dan klik halaman selanjutnya!
Hasil Analisis Pertarungan
Setelah melihat pertarungan antara Megabots dan Kuratas, Kontributor bisa menyimpulkan beberapa hal yang menjadi faktor dari kalahnya Kuratas dalam pertarungan ini. Berikut pembahasannya.
[duniaku_baca_juga]
Standar Ukuran Robot
Yang pertama, dan yang penting adalah ukuran robot. Saat duel pertama, Mk II yang seukuran dengan Kuratas masih terbilang wajar. Karena pukulan itu memang dirancang untuk melawan robot yang seukuran dengannya. Ditambah dengan berat Kuratas yang sedikit lebih unggul, momentum yang terkumpul sebelum pukulan menghantam sudah cukup besar untuk menjatuhkan Megabot.
Namun pada ronde 2 dan 3, terlihat jelas bahwa terjadi ketimpangan besar dalam segi ukuran dan tenaga. Meski sudah berkali-kali memukul, ukuran Eagle Prime yang lebih besar membuat pukulan tersebut tidak berarti.
Lebih Banyak Pilot = Lebih Baik?
Ini sekadar bercanda. Namun fakta bahwa Megabots dipiloti oleh dua orang bisa saja menjadi faktor kalahnya Kuratas. Karena bila pilotnya dua dan mereka bisa berkoordinasi dengan baik, maka strategi apapun yang mereka jalankan akan lebih sukses. Prosesor dual core jelas lebih unggul jumlah dibanding single core.
[duniaku_adsense]
Regulasi Pergantian Suku Cadang
Meski dikatakan bahwa ada waktu satu hari sebagai jeda tiap ronde, fakta bahwa Megabot boleh mengganti robot secara keseluruhan terasa sangat berat sebelah. Seharusnya, Kuratas juga boleh mengganti robot atau suku cadang mereka dalam periode jeda tersebut.
[read_more id="183388"]
Padahal, dalam spesifikasi Kuratas, Kuratas dilengkapi dengan senjata Pile Bunker yang jelas-jelas lebih kuat dibanding Ichigeki Fist. Kenapa Kuratas tidak menggunakan senjata tersebut? Bila Kuratas memakai senjata tersebut dalam duel ini, mungkin saja mereka bisa meruntuhkan pertahanan keras Megabot Mk III.
[read_more id="221711"]
Crowdfunding dan Sponsor
Masalah pendanaan juga nampaknya menjadi hal yang krusial di sini. Bisa kita lihat dari video kickstarter milik Megabots, bahwa ada banyak pihak yang membantu Megabots membuat robot Mk III mereka. Tak hanya pendanaan dari Kickstarter, berbagai pihak mulai dari Autodesk sampai NASA ikut menyumbangkan kontribusi dalam membuat Megabots Mk III. Sementara itu, tidak terlihat adanya tanda-tanda pendanaan gila-gilaan di pihak Suidobashi.
Kesimpulan: Kurang Persiapan atau Regulasi yang Berat Sebelah?
Bila melihat profil Suidobashi dan Kogoro Kurata selaku otak di balik Kuratas, kontributor ragu bila Tim Jepang tidak melakukan persiapan yang matang untuk pertarungan ini. Berdasarkan budaya dan etos kerja orang Jepang, mereka selalu melakukan sesuatu dengan sepenuh hati dan serius. Kurata sendiri berkata bahwa robot raksasa adalah bagian dari budaya Jepang, sehingga ia tidak mau membiarkan robot ciptaannya kalah dalam pertarungan ini.
Tapi bukan berarti Tim USA terlihat tidak serius. Usaha untuk menyelenggarakan pertarungan dan membuat robot yang sesuai pun patut diacungi jempol. Walau begitu, mau dilihat dari sudut manapun, bisa jelas kita lihat Megabots mendapatkan banyak keuntungan yang membuat mereka di atas angin, sehingga bisa menang dari Kuratas. Apakah ini berarti berat sebelah? Menurut kontributor, bisa dipersepsikan begitu.
[duniaku_baca_juga]
Seperti olahraga, board game, dan Yu-Gi-Oh. Bila tidak ada regulasi yang menetapkan standar dalam pertarungan robot, tentu akan terjadi pertarungan yang tidak seimbang dan akan jadi berat sebelah. Mungkin harus ada pembagian kelas robot berdasarkan berat mereka? Atau mungkin harus segera dibuat komite khusus untuk mengorganisir pertarungan robot raksasa?
Meski mengecewakan, harus diakui bahwa pertarungan Megabots melawan Kuratas adalah langkah awal menuju era robotika yang lebih canggih. Mungkin dalam beberapa puluh tahun lagi, Gundam dan Jaeger akan benar-benar jadi nyata dan akan bertempur dalam satu ring selayaknya robot-robot dalam film Real Steel.
Demikian analisis pertarungan Megabots vs Kuratas. Sampai jumpa lain waktu!
Diedit oleh Snow