Disadari atau tidak, anime manga Naruto ternyata mengandung sedikit nasihat yang patut diwaspadai. Inilah 3 nasihat tersebut!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Disadari atau tidak, anime manga Naruto ternyata mengandung sedikit nasihat yang patut diwaspadai. Inilah 3 nasihat tersebut.
[duniaku_adsense] Banyak yang berkata bahwa anime bukan untuk anak. Sebenarnya tidak juga, anime bisa ditonton oleh segala kalangan, namun bagi anak-anak yang belum dewasa lebih baik mendapatkan pendampingan dari orang tua. Disadari atau tidak, anime manga populer di Indonesia, Naruto, juga mengajarkan sedikit nasihat-nasihat yang patut diwaspadai secara terselubung, meski tidak dipungkiri banyak hal positif yang dapat dipetik dari anime manga Naruto. Inilah 3 nasihat tersebut. [page_break no="1" title="Kasih adalah Akar Kebencian"]
Pain membalas dendam kepada Konoha karena kebenciannya pada desa Konoha yang telah mencabut nyawa ayah dan ibunya. Selain itu, dia juga mengatakan bahwa kebencian datang karena kasih sayangnya pada seseorang. Dia membenci pembunuh orang tuanya karena kasihnya yang besar pada ayah dan ibunya. Pain membenci Hanzo dan Danzo, yang merupakan shinobi Konoha yang telah membuat Nagato terbunuh karena kasihnya pada Nagato. Bagi Pain, kasih sayang tersebutlah yang mendorong dia untuk berbuat jahat. Adanya kasih sayang membuat kebencian ada, karena kasih sayang adalah akar kebencian.
Sebenarnya filosofi ini adalah konsep yang sangat berbahaya jika sampai terserap oleh para penonton Naruto. Hakekat kasih sayang dibuat sebegitu rupa sehingga terlihat hidup akan lebih baik jika tanpa kasih cinta. Padahal kebencian ada karena kurangnya rasa kasih sayang dan pengampunan. Kasih sayang tidak pernah mendorong seseorang untuk egois dalam lingkungannya dan kemudian membalas dendam pada musuhnya. [page_break no="2" title="Balas Dendam"]
Kisah Naruto dipenuhi oleh balas dendam dari generasi ke generasi. Generasi tertua, Madara Uchiha, membalas dendam pada dunia yang membuatnya tidak dapat membuatnya mewujudkan cita-citanya. Generasi muda, Sasuke, juga membalas dendam pada kakaknya, Itachi, yang telah membunuh orang tua dan seluruh klannya sehingga dia mempunyai hidup yang kesepian. Balas dendam tidak akan pernah berakhir selama tidak ada pengampunan.
Mata ganti mata, gigi ganti gigi merupakan konsep yang membuat dunia menjadi cacat dan rusak. Para penonton yang belum dewasa perlu juga mendapat bimbingan dari orang dewasa untuk mencerna lebih lanjut makna balas dendam di dalam serial Naruto. [page_break no="3" title="Kebencian adalah Kekuatan"]
Di beberapa bagian anime manga Naruto menunjukkan bahwa kekuatan besar timbul bukan hanya dari kemauan yang kuat, namun bersumber dari kebencian. Itachi mengajarkan Sasuke, adiknya, untuk hidup dalam kebencian dan mendapatkan kekuatan yang besar dari kebencian tersebut. Naruto dapat melepaskan
chakra kyubii di dalam dirinya yang mempunyai kekuatan massif saat dirinya diliputi oleh kebencian dan kekecewaan, seperti saat dia melihat Hinata disakiti oleh Pain dan Orochimaru tidak mengembalikan Sasuke ke Konoha.
Kebencian sebenarnya adalah seonggok sampah yang tidak berguna. Tidak ada kekuatan yang didapatkan dari kebencian. Hakekat sejati kekuatan adalah usaha yang keras dan hati yang tulus. Mengutip kata-kata paman Iroh dari
Avatar: The Last Airbender, “kekuatan yang berasal dari kebencian selamanya tidak dapat mengalahkan kekuatan yang sejati, ketulusan hati dan cinta kasih.” [duniaku_baca_juga]
Bagaimana menurut kalian? Beberapa dari kalian mungkin menganggap hal seperti ini berlebihan untuk dibahas dengan berpikir bahwa “hanya kartun saja kok dipermasalahkan” atau “film jadi tidak seru dong”. Penulis pun merasa demikian dan bahkan risih dengan sensor film yang terlalu berlebihan. Namun itulah pikiran orang yang sudah dewasa. Bagi mereka yang tidak paham, nasihat-nasihat tersebut dapat secara tidak sadar mempengaruhi jalan pikiran mereka dan menemani mereka dalam tumbuh kembangnya. Memang tanpa elemen-elemen tersebut, Naruto menjadi tidak seru dan tidak menarik lagi. Memaparkan kejahatan bukanlah suatu kejahatan, namun menjadi pelaku kejahatan adalah kejahatan itu sendiri. Akan lebih baik jika anak-anak yang menonton acara televisi, tidak hanya Naruto, mendapat dampingan dari orang tua. Namun demikian, keputusan dikembalikan pada kalian ya.
Diedit oleh Fachrul Razi