Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masih terkesan gagal move on dari movie No Game No Life: Zero kemarin? Tokoh Jibril ini memang sangat kuat dan memikat hati! Karena itu, mari kita bahas secara menyeluruh mengenai fakta Jibril No Game No Life!
Selain sangat kuat, ternyata Jibril itu sudah berumur tua banget lho! Wow! Selain itu juga banyak fakta Jibril No Game No Life lainnya yang pastinya belum kalian ketahui!
[page_break no="1" title="Jibril Merupakan Ras Flugel"]
Fakta pertama Jibril No Game No Life adalah ia merupakan keturunan dari Ras Flugel, yang merupakan ras yang dapat dibilang ras terkuat dalam anime No Game No Life.
Ras Flugel sendiri memiliki kekuatan yang sangat-sangat luar biasa. Ras flugel ini merupakan ras karya Old Deus Artosh, pemimpin tertinggi dari Flugel dan muncul pada Movie No Game No Life: Zero dengan kekuatan yang sangat luar biasa.
Pada movie-nya dijelaskan bahwa kekuatan Jibril dapat menyapu bersih sejumlah area dengan sekali tebas. Terbukti pada Elven Garde, tempat tinggal para ras Elf, hancur dalam satu kilatan. Kekuatan ini disebut sebagai Heaven's Strike.
Sayangnya, setelah menggunakan kekuatan ini Jibril akan kembali menjadi anak-anak karena seluruh kekuatannya habis terpakai. Bayangkan jika seluruh ras Flugel menggunakan Heaven's Strike secara bersamaan!
[page_break no="2" title="Kekuatan Jibril"]
Sebagai ras flugel, Jibril diberkahi kekuatan yang sangat luar biasa. Dikatakan pada anime No Game No Life dan digambarkan jelas pada movie-nya bahwa ia abadi. Ras Flugel, memiliki daya tahan terhadap penyakit, segala racun, tidak bertambah tua, bahkan dapat regenerasi dengan cepat.
Begitu pula dengan kecepatan serangan dan intensitas menyerangnya yang luar biasa. Terbukti ketika ia tidak segan-segan menghabisi Shuvi dengan beruntun dan sadis. Tidak hanya itu, Jibril sanggup untuk membunuh seorang raksasa (ras Gigant), seekor naga (ras Dragonia), dan Phantasma. Meskipun gagal, Jibril merupakan salah satu Flugel yang cukup merusak.
Selain itu, mereka juga diberkahi kepandaian, kemampuan mengingat, dan menangkap pengetahuan dengan cepat. Sehingga tidak heran kenapa Jibril haus akan pengetahuan paska perang.
Dengan cepat juga Jibril dapat memberikan informasi kepada Sora dan Shiro kapanpun mereka bertanya asalkan Jibril memiliki ingatan mengenai hal tersebut.
Jibril juga mengetahui beberapa bahasa dan dapat melakukan hal apapun secara bersamaan, contohnya ketika bermain permainan namun sambil bertarung pada awal pertemuannya dengan Sora dan Shiro di perpustakaan.
Jibril juga sangat cepat dalam membantu tuannya, misalkan Sora, Shiro, dan Steph harus pergi ke suatu tempat, dengan segera Jibril melakukan teleportasi serta menembus tembok jika dipanggil.
[page_break no="3" title="Kelemahan Jibril"]
Sebagai ras yang bisa dibilang terkuat, terpandai, dan abadi, Jibril memiliki sebuah kelemahan di mana ia memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi. Karena hal inilah ia melihat ras lain sebagai ras yang lemah, hanyalah segelintir debu yang siap dibunuh dan ditaklukan.
Hal ini memengaruhinya sehingga ia tidak melihat kekuatan yang tersembunyi dari kakak beradik, Sora dan Shiro. Sora pun menyebutkan bahwa Jibril kalah karena kesombongannya sendiri.
[read_more id="344659"]
Jibril juga memiliki rasa ingin tahu yang sangat berlebihan. Ia bahkan rela untuk menukarkan semua yang dimilikinya demi sebuah pengetahuan yang ia belum ketahui tanpa memikirkan risiko yang akan diambilnya.
Maka dari itu, sejak awal Sora dan Shiro sudah memperhitungkan bahwa ia akan menjadi bawahan mereka. Jibril merupakan Flugel pertama yang melayani ras manusia loh!
Kelemahan Jibril lainnya adalah jika ia sudah menggunakan Heaven's Strike, badannya akan mengecil. Dalam wujud ini, Jibril dan Flugel lainnya tidak akan memiliki kekuatan apapun selama lima tahun.
[duniaku_baca_juga]
Bukan hanya ini saja loh fakta Jibril No Game No Life! Lihat halaman berikutnya yuk!
[page_break no="4" title="Jibril Pernah Mengacaukan Satu Kota Elf Sendirian!"]
Fakta Jibril No Game No Life berikutnya adalah pernah disebutkan dalam animenya bahwa ia pernah merusak ibu kota ras Elf, yaitu Elven Garde, dengan Heaven's Strike miliknya. Risiko yang diambil adalah Jibril tidak dapat menggunakan sihir dan menjadi anak kecil dalam waktu lima tahun.
Namun dalam wujud itu, justru Jibril telah mengambil seluruh buku milik ras Elf. Dikatakan oleh Fiel Nirvalen, salah satu ras Elf, dibutuhkan waktu 800 tahun lamanya untuk mengembalikan seluruh kekuatan yang diambil oleh Flugel yang satu ini.
Namun setelah itu, Jibril kalah ketika bermain game dan dihapus ingatannya. Maka dari itu, Jibril memutuskan untuk mengambil alih perpustakaan milik Imanity.
[page_break no="5" title="Jibril Selalu Haus Pengetahuan"]
Setelah zaman perang terdapat larangan untuk membunuh, merusak, menyakiti secara fisik, dan berperang. Bahkan, serta seluruh permasalahan ada baiknya diselesaikan dengan cara bermain game.
Ditambah lagi terdapat peraturan keterbatasan membaca buku untuk para Flugel di Avant Heim, tempat para Flugel berasal. Oleh karena itu, Jibril selalu mengeluarkan reaksi yang sangat lucu ketika melihat sesuatu yang belum ia pelajari karena ia memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa.
Hal ini juga menyebabkan Jibril mau tidak mau memporak-porandakan Elven Garde dan mengambil alih perpustakaan nasional Elchea dari raja yang sebelumnya. Ia juga tertarik terhadap tawaran Sora dan Shiro jika seandainya ia menang permainan dari kakak beradik ini, ia bebas untuk mempelajari apapun.
Sampai-sampai ia ikhlas untuk mempertaruhkan dirinya sebagai pesuruh dari Imanity. Sebenarnya Jibril juga tertarik dalam mempelajari Imanity atau ras manusia, yang ia anggap unik meskipun pada awalnya ia mengira Imanity merupakan salah satu ras terendah yang tidak memiliki kekuatan spesial apapun.
Meskipun ia sombong, Jibril memiliki rasa hormat terhadap lawannya. Ia selalu menjunjung tinggi sebuah keadilan dalam sebuah permainan. Ia tidak pernah melakukan kecurangan terhadap sebuah permainan. Walaupun ia sesekali ingin membunuh seseorang kembali jika ia melihat kecurangan yang terjadi.
[duniaku_adsense]
[page_break no="6" title="Bagian Tubuh Jibril"]
Fakta Jibril No Game No Life lainnya adalah ia memiliki desain seperti malaikat pada mitos, namun sayap yang dimilikinya berada di bagian pinggang. Jibril memiliki mata kuning keemasan. Namun ketika menggunakan kekuatan magisnya, pupilnya berubah terdapat tanda salib dengan nuansa warna ungu.
Flugel juga memiliki telinga yang menyerupai sayap. Sayapnya pun dapat melebar luas, begitu pula dengan lingkaran malaikat di atas kepalanya. Fakta lainnya adalah ia memiliki bagian sensitif pada bagian sayapnya. Hal ini dibuktikan sendiri oleh Sora pada animenya.
Ciri khas ini merupakan ciri khas umum ras Flugel, di mana pada movienya ditunjukkan bahwa Azriel, saudarinya, juga memiliki ciri khas demikian namun memiliki perbedaan warna rambut dan pakaian.
Jibril sendiri memiliki perbedaan desain antara anime dengan light novel-nya. Pada light novel, Jibril diilustrasikan memiliki warna rambut merah muda dengan campuran warna hijau, kuning, juga biru diujung rambutnya. Sedangkan di animenya sendiri digambarkan demikian namun dengan mayoritas warna merah muda, kuning cerah, dan sedikit nuansa hijau.
[page_break no="7" title="Usia Jibril"]
Dikatakan bahwa Jibril dan keturunan ras Flugel lainnya memiliki keabadian karena mereka tidak dapat terkena penyakit apapun ataupun mengalami penuaan. Jibril sendiri digambarkan sebagai sosok perempuan muda dan mungkin bisa ditebak sebagai seseorang berumur 18-19 tahun.
Faktanya adalah umurnya sudah mencapai 6407 dan ia sudah hidup jauh sejak masa peperangan. Jibril merupakan salah satu dari 18 dewan perang Flugel yang siap sedia membunuh dan menaklukan ras lain di Disboard, dunia No Game No Life ini. Tentunya sekarang bersama dengan federasi Elchea dibawah naungan Sora dan Shiro!
Menarik banget kan fakta Jibril No Game No Life? Tidak heran banyak yang menjadikannya waifu! Bagaimana menurut kalian terhadap tokoh Jibril ini? Tuliskan pendapat kalian di kolom komentar ya!
Diedit oleh Doni Jaelani