Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
[/caption]
Nama Ami Raditya belakangan tidak hanya dikenal sebagai direktur media ZIGMA dan OMEGA. Bukan pula pencipta dunia Vandaria, pendiri GameQuarters, ataupun produser Vandaria Wars (trading card game). Belakangan ini, salah satu penulis game paling senior di negeri ini juga dikenal sebagai pembicara di dunia pendidikan.
Sebelumnya dia diundang oleh Universitas Ciputra Surabaya sebagai pembicara dalam pembukaan acara Game ON 2011. Topik yang dibawakan sangat menarik, yaitu 'Posisi Indonesia di Pasar Game Dunia'.
Tentu kita masih ingat, akhir tahun lalu dia juga diundang oleh Blizzard Entertainment (dan bertemu langsung dengan Mr. Mike Morhaime, Presiden Blizzard) untuk membahas tentang betapa menggiurkannya pasar Indonesia
Rupanya hal itu yang kemudian dia angkat di pembukaan acara Game ON 2011. Singkatnya, dia sangat berharap agar para mahasiswa memahami bahwa pasar game di Indonesia ini memiliki potensi yang begitu luas. Jangan ragu untuk berkarier di dunia game untuk Indonesia, dan jangan mau hanya menjadi 'kuli' untuk developer asing
Kemarin, tepatnya pada tanggal 21 Mei 2011, dia kembali diundang untuk menjadi pembicara. Kali ini yang mengundangnya adalah Yayasan Al-Falah Surabaya. Berbeda dengan pasar sebelumnya, kali ini tema yang dia angkat adalah 'Dampak Game Bagi Perkembangan Anak'.
Mari kita simak ringkasan materinya:
[/caption]
Game Bukan Toys
Game tidak memiliki makna yang sama dengan Toys. Dalam bahasa Inggris, Toys adalah “A plaything for children”, sementara games adalah “To play at any sport or diversion” atau “To play for a stake or prize; to use cards, dice, billiards, or other instruments, according to certain rules, with a view to win money or some other thing waged upon the issue of the contest; to gamble.” (From The Collaborative International Dictionary of English v.0.48).
MainanPermainanApakah game memiliki pengaruh buruk pada anak? Tentu ada!Lalu apakah tidak ada pengaruh baiknya? Ada!Kontrol Pada Orang Tua dan Lembaga PendidikanAnak-anak yang bermain video game tetap harus didampingi dan diawasi oleh orang tuanya. Orang tua harus dapat memberikan penjelasan dan informasi tentang apa yang dimainkan oleh anak-anaknya dan membatasi apabila si anak terlalu lama bermain video game karena bagaimana pun juga sesuatu yang berlebihan hasilnya akan tetap tidak baik.
Peran Lembaga Pendidikan juga sangat penting dalam memberikan edukasi video game bagi anak-anak. Video game tidak perlu, atau tidak dapat, dicegah. Video game akan menjadi sumber entertainmen baru seiring dengan kemajuan teknologi. Hal ini seharusnya dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan untuk menjadi tool edukasi.
Di akhir sesi, Ami Raditya menyarankan agar orang tua dan guru memahami game. Bahkan jika perlu menyediakan sarana untuk menyalurkan hobi game anak-anak.
Saya melihat tokoh seperti dia sangat dibutuhkan untuk memberikan pencerahan dunia pendidikan. Memang betul, perkembangan game dewasa ini sangat luar biasa. Game sendiri adalah sebuah hiburan generasi baru (jika sebelumnya film menghibur dalam satu arah, game memberikan hiburan dua arah) yang tidak bisa dikategorikan positif maupun negatif. Dunia pendidikan harus mengenal lebih mengenal game, dampaknya, maupun potensi ke depannya.
Ami Raditya saat ini menetap di Surabaya. Dia membuka diri untuk bekerjasama dan dapat dihubungi melalui Twitter-nya di @ami_raditya.