TUTUP

Kapan Lampu Lalu Lintas Pertama Kali Ditemukan?

Kapan lampu lalu lintas pertama kali ditemukan menjadi topik menarik beberapa waktu lalu di Google Doodle dan menguak sejarah unik penciptaan dan penggunaan lampu ini di dunia sampai hari ini.

Kapan lampu lalu lintas pertama kali ditemukan? Pertanyaan itu mungkin sebelumnya tak pernah terlintas dalam benakmu. Maklum saja, pasalnya lampu lalu lintas merupakan benda yang selalu kita jumpai setiap harinya, namun tentu saja jarang sekali kita pikirkan secara mendalam.

Sebenarnya topik tentang sejarah dibuatnya lampu lintas terangkat sejak beberapa hari lalu saat Google yang dengan fitur khasnya, Google Doodle, menampilkan animasi lampu lalu lintas. Tanggal 5 Agustus kemarin merupakan perayaan 101 tahun ditemukannya lampu lalu lintas, dengan animasi dua jalur jalan yang di tengah-tengahnya berdiri lampu lalu lintas. Saat lampu merah menyala, deretan mobil yang berada di kedua sisi pun berhenti, lalu kembali berjalan saat lampu hijau menyala.

Sejarah Awal Lampu Lalu Lintas

[read_more id="214572"] Nah, dari manakah ide lampu lalu lintas ini berasal dan siapakah yang pertama kali menerapkan gagasan tersebut? Usulan membuat lampu lintas tercetus saat jalan-jalan di perkotaan di Inggris mulai memadat dan dibutuhkan sistem otomatis yang mampu mengatur arus kepadatan di tahun 1868. Tak mungkin jika mengandalkan seorang petugas lalu lintas yang bertugas selama dua puluh empat jam, apalagi perkembangan teknologi saat itu sudah sangat memungkinkan untuk membuat sistem tersebut. Maka dibuatlah lampu lalu lintas yang terletak di London, tepatnya di sebelah Gedung Parlemen. Teknologi lampu lalu lintas itu dibuat oleh Lester Farnsworth Wire dengan tujuan utama menciptakan sistem lalu lintas yang nyaman dan aman bagi seluruh pengguna jalan saat itu. Salah satu lampu merah tertua di dunia[/caption] Namun jangan dibayangkan bahwa bentuk lampu lalu lintas saat itu sama persis dengan yang sekarang kita biasa jumpai. Teknologi lampu lalu lintas di London saat itu jelas masih sangat sederhana dan cuma terdiri dari dua warna, yaitu merah dan hijau. Merah untuk tanda berhenti bagi kendaraan yang di depannya, serta hijau sebagai tanda untuk melanjutkan perjalanan. Namun konsep yang dikemas saat itu pun sudah sangat mutakhir di jamannya dan terbukti sangat membantu dalam mengurangi arus kepadatan serta mencegah dari risiko kecelakaan.

Pengembangan Berikutnya

[read_more id="216541"] Inovasi berikutnya pun dikembangkan sesuai kebutuhan. Saat seorang warga Amerika Serikat bernama Garret Augustus Morgan melihat langsung tabrakan antara kereta kuda dan mobil. Peristiwa naas itu terjadi akibat dari sistem lampu lalu lintas yang saat itu cuma menggunakan tanda berhenti dan melaju. Dengan tujuan menciptakan sistem yang lebih efisien dan aman, ia pun merancang sebuah lampu lalu lintas yang wujudnya seperti huruf T dan terdiri dari tiga warna: merah, kuning, dan hijau. Lampu kuning ditambahkan dengan maksud sebagai tanda jeda antara berhenti dan melajut. Tanda itu sekaligus memberikan kesempatan kepada para pengendara untuk menghentikan kendaraannya secara perlahan-lahan. Ironisnya, tanda lampu kuning di sini lebih sering dimanfaatkan oleh rata-rata pemakai kendaraan bermotor untuk semakin mengebut supaya tidak terjebak tanda berhenti. Akibatnya tentu sangat berisiko dan fatal menimbulkan kecelakaan. Seiring dengan perkembangan jaman dan konteks budaya negara yang menerapkannya, lampu lalu lintas pun dirancang dengan beragam konsep dan bentuk. Masing-masing disesuaikan kebutuhan misalnya lampu lalu lintas untuk pejalan kaki, pengguna sepeda, kereta, bus, dan sebagainya. Bentuknya pun beragam namun tetap mempertahankan sistem dua atau tiga warna sebagai penanda bagi setiap pengguna jalan. Kalau Lampu Merah yang ini ada yang tahu kapan pertama kali beredar?[/caption] Nah, demikianlan sejarah singkat tentang lampu lalu lintas. Tak terasa ternyata sudah satu abad lebih lampu lalu lintas ini hadir dalam peradaban manusia, dan menghadirkan pertanyaan tentang kapan lampu lalu lintas pertama kali ditemukan.