TUTUP

Delay Lion Air atau Lie On Air?

Pelajaran apa yang bisa kita petik dari delay Lion Air ini?

Berita seputar delay Lion Air sudah dua hari ini berlangsung. Sebetulnya ada apa dengan maskapai ini?

[read_more link="http://www.duniaku.net/2014/12/30/berkomentar-sadis-tentang-musibah-air-asia-orang-orang-ini-di-bantai-netizen/" title="Berkomentar “Sadis” Tentang Musibah Air Asia, Orang-orang Ini Di-“Bantai” Netizen"] Sebagai insan media sosial yang berhati baik, tentunya saya tidak mau menelan mentah-mentah berita ini. Satu hal yang harus selalu kita ingat, bahwa media tidak lepas dari kepentingan. Entah itu kepentingan bisnis maupun kepentingan politik. Sehingga berita yang disajikan pun seringkali merupakan representasi atau perwakilan dari kepentingan tersebut. Demikian pula dengan urusan delay Lion Air ini. Tahu kan, belakangan ini banyak media Indonesia yang sukanya memberitakan dengan heboh. Terlalu heboh, sehingga mereka tidak lagi bisa disebut memberitakan. Tapi membuat berita. Apalagi saya pribadi tidak pernah punya pengalaman terlalu buruk dengan Lion Air. Kementerian Perhubungan mencatat ada enam penerbangan Lion Air yang mengalami delay. Sementara data kami menyebutkan delay Lion Air ini mencapai lebih dari 50 penerbangan. Katanya delay Lion Air ini mencapai belasan jam. Waduh waduh! Menyikapi berita simpang siur macam begini, kita harus ber-tabayyun. Periksa dengan teliti. Betulkah delay Lion Air nya sampai belasan jam? Saya pribadi sebagai pengguna Lion Air biasanya hanya kena bonus delay tiga sampai empat jam saja. Itu kan normal? Bagi saya Lion Air adalah maskapai domestik dengan manajemen kelas dunia. Standar layanannya gabungan antara Hilton, Sheraton, dan Hyatt. Pelanggan akan mendapatkan pelayanan terbaik oleh staf-staf berkompetensi tinggi. Para staf yang bekerja di jasa penerbangan ini adalah orang-orang yang paham kapan saatnya untuk menghilang dari pandangan mata pelanggannya. Bayangkan saja pelanggan bebas datang ke kantor Lion Air yang terletak di lantai dasar bandara Soekarno Hatta. Pintu terbuka lebar dan siapa saja dipersilakan masuk dengan leluasa. Tapi dalam kasus delay Lion Air kemarin, tidak ada satu pun dari staf Lion Air, putra-putri terbaik bangsa ini, yang berada di dalamnya. Mungkin Lion Air ingin menerapkan sistem self-service? Self service?![/caption] Ketika ratusan ribuan penumpang kebingungan karena tiada update dan kejelasan seputar jadwal penerbangan, di saat itu juga tidak satu pun staf Lion Air yang tampak batang hidungnya. Di saat banyak orang merasa ditelantarkan, ditipu, dikhianati, di-PHP, Lion Air hanya mengutus seorang petugas bagasi untuk datang dan menenangkan massa, yang kemudian menjadi luapan kemarahan para penumpang, dihadrik, bahkan disandera. Di negara seperti Indonesia, di mana transportasi publiknya berkualitas dan terjangkau, Lion Air adalah contoh paling tepat bagaimana memperlakukan penumpang. Hak seseorang sebagai konsumen yang dilindungi undang-undang sepenuhnya terjamin. Terbukti, delay Lion Air ini pun memaksa Presiden Jokowi angkat bicara. Presiden meminta penyedia jasa penerbangan untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat. Hal ini disampaikan Jokowi saat menanggapi maskapai penerbangan Lion Air yang terlambat menerbangkan 6000 penumpang sepanjang Rabu hingga Kamis menyambut Gong Xi Fa Cai kemarin. Suasana mencekam (bagi staf yang dikorbankan untuk hal beginian)[/caption] Lalu apa kabar Rusdi Kirana? Rupanya pemilik Lion Air tersebut DEMI HUKUM tidak bisa disalahkan atas kejadian ini. Pasalnya Rusdi telah dilantik sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) awal tahun ini. Sebagai anggota Wantimpres, Rusdi tidak boleh lagi merangkap jabatan sebagai pengurus Partai PKB dan badan usaha swasta, termasuk juga sebagai pengurus Lion Air, baik sebagai direksi maupun komisaris. Maka dari itu, pria berkumis ini sebenarnya sudah tidak bisa lagi diminta pertanggungjawabannya atas kesemrawutan manajemen Lion Air yang luar biasa seru ini. Lion Air juga telah mengambil langkah untuk mengatasi delay parah ini. Langkahnya sungguh brilian! Seluruh penerbangan Lion Air sejak hari Jum'at kemarin, mulai pukul 17.00 sampai dengan pukul 00.00 dibatalkan. Hore!! Hore!![/caption] Yang agak mengerankan bagi saya adalah karena ketidakjelasan penyebab delay Lion Air ini. Penjelasan resmi dari Lion Air dan Kementrian Perhubungan adalah pesawat menabrak burung (bird strike). Tapi [outbound_link text="CNN" link="http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150220190914-92-33695/lion-air-bantah-delay-gara-gara-pegawai-mogok/"] mengabarkan delay Lion Air terjadi akibat aksi mogok kerja para pilot dan crew pesawat maskapai berlogo kepala singa itu. Kenapa ada mogok? Kenapa hal ini tidak diangkat ke publik? Setelah peristiwa jatuhnya Air Asia tempo hari, dan long weekend ini kita dihentakkan oleh berita delay Lion Air yang misterius, semoga hal ini tidak menghancurkan tatanan transportasi bangsa kita yang sudah terbiasa naik pesawat sejak era now everyone can fly. [read_more link="http://www.duniaku.net/2015/01/02/black-hand-teori-konspirasi-airasia-qz860-mh370-dan-mh17/" title="Black Hand, Teori Konspirasi AirAsia QZ860, MH370, dan MH17"] Marilah kita ber-tabbayun dan berpikir positif. Setidaknya dalam kasus delay Lion Air ini kita bisa memetik pelajaran berharga: Lion Air adalah maskapai penerbangan dunia yang mengajarkan kepada penumpangnya bahwa di-PHP bukanlah akhir dunia. Mengingat brand Lion Air yang bakal segera disinonimkan dengan sumpah serapah dan segala hal yang negatif, mungkin ini saatnya mengubah nama Lion Air menjadi Lie On Air? [read_more link="http://www.duniaku.net/2015/02/22/meme-lion-air-delay/" title="Meme Lion Air Jadi Pelampisan Kekesalan Netizen"]