Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Komunitas developer game Jogjakarta atau yang lebih dikenal dengan GameLan tergolong salah satu komunitas developer game paling aktif di Indonesia, terutama untuk masalah game jam. Selain keikutsertaan kedua mereka dalam Global Game Jam (GGJ) 2015, sebelumnya GameLan juga sempat menyelenggarakan beberapa acara game jam lain, seperti Jogja Game Jam (JGJ) 48 Merdeka [baca: Dokumentasi JGJ48 #Merdeka: Serunya Rayakan Kemerdekaan dengan Membuat Game!] yang diselenggarakan jelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2014 lalu. Lantas, bagaimana kemeriahan selama GGJ 2015 Jogjakarta kemarin? Rangkaian acara dari GGJ 2015 Jogjakarta sendiri diawali dengan sharing session yang diisi oleh tiga orang narasumber dengan tiga materi berbeda. Yang menarik dan berbeda dibandingkan sharing session di regional lainnya, acara ini bisa diikuti oleh umum, termasuk bagi yang tidak mengikuti game jam-nya sekalipun. Tiga orang narasumber yang mengisi sharing session ini antara lain Oscar Paskaruniawan (Lead Game Designer Gameloft Indonesia) yang membawakan materi Game Design, Jasson Prestiliano (Enthrean Guardian) yang mengisi materi Game Audio, dan Vania Marita (2D Artist Boomzap Entertainment) yang membawakan materi mengenai Game Art. Usai pemutaran video keynote dan juga pengumuman tema What Do We Do Now yang menjadi tema GGJ 2015 kali ini, dimulailah sesi pembentukan kelompok. Tercatat, GGJ 2015 Jogjakarta diikuti oleh 34 orang, lebih sedikit dibandingkan jumlah peserta terdaftar yang mencapai 41 orang namun lebih banyak dibandingkan peserta GGJ 2014 satu tahun silam. 34 peserta ini akhirnya dibentuk menjadi delapan kelompok, yang akhirnya menghasilkan delapan game. Sekitar pukul 19.30, akhirnya para peserta mulai nge-jam bersama kelompok masing-masing. Gamedev juga butuh tidur...[/caption] Ada beberapa kisah menarik yang ada di GGJ 2015 Jogjakarta, salah satunya adalah panitia kedatangan satu peserta wanita dari Kalimantan! "Kisah menarik, mungkin kita kedatangan tamu peserta dari Kalimantan, Yossy yang merupakan salah satu developer dari Renegade Death," ungkap Frida Dwi atau yang akrab disapa dengan UBe saat dihubungi oleh Duniaku.net. "Selain itu, ada juga yang sampai bolos KKN cuma buat ikutan GGJ :D," lanjut UBe. Sempetin juga nge-game :D[/caption] UBe juga mengaku, hampir separuh dari peserta terdaftar di GGJ 2015 Jogjakarta adalah peserta yang benar-benar baru pertama kali merasakan serunya game jam. Meskipun banyak "wajah baru", namun UBe mengaku banyak melihat karya-karya potensial dari para peserta. "Seperti game jam-game jam sebelumnya, selalu ada ide-ide game yang menarik muncul di event ini. Beberapa Saya ngerasa bakal potensial buat dikembangin lebih lanjut," ungkap UBe. "Yang pasti panitia berterima kasih atas dukungan sponsor dari Gameloft, Dicoding, Mobomarket; dukungan komunitas dan pastinya dari peserta :D," pungkasnya. Rangkaian acara game jam di Jogjakarta diakhiri oleh sesi presentasi yang dilakukan hari Minggu, 25 Januari 2015 pukul 17.00 WIB. Penasaran dengan game-game yang dihasilkan oleh para peserta GGJ 2015 Jogjakarta? Ikuti terus artikel GGJ 2015 di Duniaku.net! [Foto-foto oleh panitia GGJ 2015 Jogjakarta]