TUTUP

Review Suicide Squad - Film Terbaik DC Extended Universe Saat Ini!

Film Suicide Squad rilis hari ini di bioskop-bioskop Indonesia! Penasaran kualitasnya? Simak saja review ini!

Film terbaru DC Extended Universe ini rilis hari ini di bioskop-bioskop Indonesia! Penasaran kualitasnya? Simak saja review Suicide Squad ini!
Terbaik dari DC Extended Universe? Tertulis besar-besar di judul review Suicide Squad ini kalau inilah film terbaik dari DC Extended Universe. Tapi benarkah begitu? Menurut penulis sih iya. Sejauh ini, DC Extended Universe terdiri dari tiga film: Man of Steel, Batman V Superman, serta Suicide Squad. Ada juga Wonder Woman, Justice League, dan lain-lain yang masih dalam pengerjaan. Tempo Man of Steel terasa terlalu lambat, dan adegan kontroversial di akhirnya lebih membuat jengkel ketimbang membangkitkan kesan bagus. Batman V Superman adalah film yang berpotensi bagus, tapi terlalu panjang, terlalu padat, dan terlalu membingungkan karena versi bioskopnya dipangkas habis-habisan dari versi aslinya. Sudah begitu, filmnya pun terasa kurang fun dari awal hingga akhir. Bagaimana dengan Suicide Squad? Film ini memiliki beberapa unsur yang tidak dimiliki film DCEU lain sejauh ini. Meski semua tokohnya penjahat, sejak awal kamu bisa merasakan unsur fun yang seperti tersedot habis dari Batman V Superman. Tidak ada keputusan kontroversial yang membuat tokoh-tokohnya bertindak tak semestinya. Seluruh anggota skuad tidak memiliki masalah dalam membunuh orang, termasuk Katana yang tergolong pahlawan. Tapi mengingat mereka semua pahlawan, dan Katana versi komik pun tak ragu membunuh penjahat, penokohan ini memang terasa pas. Malas duduk dua setengah jam di bioskop untuk menyaksikan tontonan panjang tanpa humor? Suicide Squad juga tak memiliki masalah tersebut. Secara keseluruhan, nuansa film masih terasa lebih gelap dari film-film Marvel. Tapi kali ini sutradara David Ayer dan tim penulis naskah tak ragu menyelipkan komedi yang minimal bisa menghiburmu di tengah situasi hidup-mati yang dihadapi para tokohnya. Jangan lupakan juga pilihan soundtrack dari film ini. Pilihan lagu-lagunya sangat brilian dan, dipadukan dengan sentuhan visual di sepanjang film, membangkitkan kesan stylish yang keren. Penyajian Tokohnya Brilian [read_more id="261812"] Yang tersaji dalam foto di atas adalah deretan protagonis film. Banyak sekali bukan? Tapi David Ayer tetap dapat menyajikan karakterisasi menarik untuk masing-masing. Bahkan hampir semuanya memperoleh pendalaman yang membuatmu lebih paham motivasi mereka. Satu-satunya yang tidak tersentuh hanya karakter idiot yang mati duluan. Untuk tokoh yang kurang memperoleh pendalaman meski tampil signifikan, seperti Killer Croc dan Boomerang, karakteristik dan cara mereka bertingkah sepanjang film tetap dapat mencuri perhatian. Selain itu, tokoh-tokoh ini juga disajikan dengan sangat baik oleh aktor pemeran mereka. Jai Courtney yang tampil hambar di Terminator Genisys di sini melebur sepenuhnya ke dalam peran sebagai Captain Boomerang. Cara Delevingne berhasil menyajikan tokoh arkeolog June Moone yang menderita dan Enchantress yang liar dan seduktif dengan sama baiknya. Jangan lupakan juga Jared Leto sebagai Joker. Seperti Heath Ledger dulu, saat kamu menyaksikan Joker versi Leto, kamu tidak lagi melihat sosok Leto sebagai aktor. Yang kamu saksikan hanya sosok sadis dan psikopat di layar, yang tetap memiliki daya tarik tersendiri. Sayang hal tersebut tak terjadi kepada Deadshot. Saat kamu melihat Deadshot, kamu akan merasa hanya melihat Will Smith, bukan karakter yang seharusnya ia perankan. Tapi Will Smith sendiri memang memiliki karakteristik khusus yang membuatnya selalu terlihat memerankan tokoh yang sama. Bahkan saat ia memerankan Muhammad Ali di Ali pun demikian. Kelemahan Tentu tidak akan lengkap bila review Suicide Squad ini tidak menyinggung kelemahan filmnya juga. Dulu sempat ada spekulasi kalau Joker hanya akan tampil di kilas balik Harley. Ternyata itu tidak benar. Dia juga beraksi di latar utama cerita dengan agendanya sendiri. Namun pada akhirnya, subplot ini menurut penulis pribadi terasa sebagai tambahan yang tak bermanfaat banyak. Bahkan dengan fokus tersebut pun relasi Harley dan Joker sepanjang film pun belum sekompleks hubungan mereka di komik maupun Batman: The Animated Series. Seluruh subplot Joker ini juga hanya membuat sikap Batman di Batman V Superman semakin dipertanyakan. Batman mau saja membunuhi begundal-begundal malang sewaan Luthor, yang mungkin hanya bertindak karena dibayar, tapi tak melakukan apa-apa kepada Joker yang masih bebas mengacau? Sangat aneh. Lebih ideal memang diperlihatkan kalau Joker masih di Arkham Asylum, dan selama itu sifat Batman terus memburuk. Tapi selain masalah subplot Joker ini, penulis merasa Suicide Squad tak benar-benar memiliki kelemahan yang menonjol. Tak ada persoalan seperti film yang dibebani terlalu banyak subplot, seperti Batman V Superman lalu. Cukup menakjubkan mengingat banyaknya tokoh yang terlibat. Kesimpulan Kesimpulan dari review Suicide Squad yang cukup panjang ini? Suicide Squad adalah film yang keren dan fun. Mungkin kamu juga akan merasakan kalau inilah film DC Extended Universe terbaik sejauh ini. Dengan kualitas aksi yang seru, film ini sangat layak untuk ditonton secepatnya di bioskop.