Review Rogue One: A Star Wars Story ini akan membahas film terbaru franchise Star Wars. Bagaimana kualitasnya dibandingkan film-film sebelumnya?
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Review Rogue One: A Star Wars Story ini akan membahas film terbaru franchise Star Wars. Bagaimana kualitasnya dibandingkan film-film sebelumnya?
Sinopsis [read_more id="284382"] Jyn Erso adalah putri dari Galen Erso, arsitek utama di balik Death Star; senjata yang kekuatannya telah dilihat di trilogi asli
Star Wars. Setelah lama terpisah dari ayahnya, tiba-tiba ia direkrut paksa Rebel Alliance untuk menemukan Galen. Masalahnya, seperti yang diketahui fan
Star Wars, senjata ciptaan Galen sudah hampir selesai. Satu-satunya harapan Rebel sekarang adalah menemukan kelemahannya. Dibantu dengan kru eksentrik, Jyn bisa menjadi satu-satunya harapan perlawanan Alliance.
Review Penulis akan memulai review
Rogue One: A Star Wars Story ini dengan satu kesan: ini jelas adalah film
Star Wars paling kelam dalam sepanjang sejarah
franchise.
Episode VII yang sudah cukup gelap saja kalah kelamnya dari judul ini. Penyebabnya adalah protagonisnya. Kalau di trilogi asli, karakter yang moralnya ambigu mungkin hanya Han Solo. Di sini? Bahkan Jyn saja adalah seorang kriminal dengan rekam jejak kejahatan yang cukup ekstensif di catatan Empire. Anggota Alliance seperti Cassian pun bukan malaikat. Bahkan Cassian Andor dan pasukan yang terlibat di pertempuran terakhir sudah terlibat dengan banyak misi-misi kelam Alliance, seperti sabotase, infiltrasi, dan lain sebagainya. Jangan lupakan juga nuansa keseluruhan film ini. Ketimbang kisah epik menyelamatkan galaksi, film ini lebih terasa seperti kisah perang sejenis
Saving Private Ryan, Dirty Dozen, dan sejenisnya. Sejak awal sama sekali tak ada jaminan kalau tokoh-tokoh film ini akan kembali dengan selamat. Dan itu jadi daya tarik tersendiri.
Terasa Seperti Filler Untuk kelemahan, yang akan disorot oleh review
Rogue One: A Star Wars Story ini adalah kesan bahwa film ini hanya
filler. Pengisi sebelum
Episode VIII rilis tahun depan. Kesan itu bukan karena filmnya kurang aksi tentunya. Sebaliknya, film ini banyak menyajikan aksi spektakuler. Yang jadi masalah adalah latarnya. Dengan latar sebelum
Episode IV, penonton dengan pengetahuan minimal soal
Star Wars pun sudah tahu apa yang akan terjadi. Bahkan mungkin ada di antara kamu yang telah menduga sendiri akhir dari misi para Rogue. Mengingat Jyn dan kawan-kawan juga diposisikan sebagai karakter sampingan dalam kisah
Star Wars keseluruhan, skala epik ceritanya juga sejak awal tidak akan bisa menyaingi kisah kepahlawan sejati di film lainnya. Seperti sudah disebut di atas, ketimbang epik kepahlawanan
Rogue One memang lebih terasa seperti film perang. Pada akhirnya, kamu seperti hanya akan melihat potongan kisah yang tersaji di halaman buku sejarah semesta Star Wars. Bahkan endingnya saja terasa menggantung, bersambung langsung ke
Episode IV. Memangnya seperti apa? Kalau untuk yang itu sih kamu harus menonton sendiri.
Kesimpulan Bagaimana kesimpulan review
Rogue One: A Star Wars Story ini? Kalau dibanding Star Wars keseluruhan, Rogue One mungkin lebih terasa seperti filler. Namun dengan nuansa kelam yang lebih seperti film perang, Rogue One bisa memberi rasa yang berbeda bagi para penonton awam dan fan setia Star Wars. Film ini juga memiliki karakter-karakter yang sangat menarik, walau sebagian besar tak sampai terlalu didalami. Jangan lewatkan juga sejumlah
cameo dari karakter klasik Star Wars. Termasuk beberapa tokoh tak terduga.