Mission Impossible - Rogue Nation akhirnya dirilis juga di Indonesia. Baguskah? Atau malah mengecewakan? Simak review ini untuk jawabannya!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Ethan Hunt kembali beraksi dalam Mission Impossible Rogue Nation. Setelah sebelumnya berhasil memukau tangga box office dunia sekaligus kritikus internasional lewat Ghost Protocol, apakah film ini dapat melanjutkan nama besar franchise Mission Impossible? Simak saja review Mission Impossible Rogue Nation ini untuk jawabannya.
Kali ini, Ethan dan rekan-rekannya akan berhadapan dengan organisasi bernama Syndicate. Anggota organisasi ini begitu lihai dalam menyembunyikan jejak, hingga badan intelejen sebesar CIA pun tidak memiliki data tentang mereka. Namun organisasi rahasia itu nyata, dan Ethan pun harus berusaha untuk menyingkap mereka sekaligus menangkap tokoh kunci Syndicate. Namun usahanya dipersulit oleh Hunley, direktur CIA yang memutuskan menutup IMF. Padahal Ethan justru membutuhkan banyak bantuan untuk menghadapi pimpinan Syndicate yang cerdik. Mampukah Ethan menangkapnya?
Premis IMF dibekukan hingga Ethan dan rekan-rekannya harus berusaha ekstra memang bukan hal baru. Malah, sutradara Brad Bird baru saja menggunakannya di Mission Impossible - Ghost Protocol, akibat insiden internasional yang terjadi di film itu. Mungkin sutradara dan penulis naskah sequel berikutnya harus bisa menghindari penggunaan plot ini lagi. Mengesampingkan pembekuan kedua IMF untuk meningkatkan tensi, Mission Impossible Rogue Nation tetap terasa solid. Film ini menyajikan semua yang bisa diharapkan dari film aksi pada umumnya, juga untuk film yang menyandang judul Mission Impossible. Aksi kejar-kejaran berkecepatan tinggi? Ada. Aksi menerjang maut demi menghadapi tujuan? Bagian Maroko di tengah-tengah film penuh dengan yang seperti itu. Pertarungan tembak-tembakan hingga duel tangan kosong? Juga ada.
Tak salah lagi, karakter yang paling menonjol di Mission Impossible Rogue Nation ini adalah Ilsa Faust. Karakter yang diperankan Rebecca Fergusson ini ditampilkan sebagai seorang
femme fatale, yang motivasinya sulit ditebak. Ia menyajikan sejumlah aksi keren di film ini, yang harus kamu saksikan sendiri. Namun yang membuat dia begitu menonjol adalah bagaimana karakternya harus berjibaku dengan keinginan banyak pihak, termasuk kehendaknya sendiri. Hingga terungkap di tengah film, Ethan hingga penonton akan dibuat bertanya-tanya sebenarnya Ilsa berpihak ke siapa. Ilsa juga adalah penggerak utama plot film ini. Bila dia dihilangkan, maka bisa jadi film ini akan berakhir jauh lebih cepat dengan hasil yang sangat buruk.
Untuk tensi dan ketegangan, secara pribadi Ghost Protocol lebih mampu menyajikan hal itu ketimbang Rogue Nation. Mungkin karena Syndicate terasa agak... mengecewakan. Pemimpin mereka, Solomon Lane ditampilkan sebagai sosok dingin yang mampu mengalahkan Ethan dalam adu taktik dan tipuan. Yang jadi masalahnya adalah anak buahnya. Untuk organisasi yang digembar-gemborkan di trailer sebagai anti-IMF, hanya Ilsa dan Solomon yang ditampilkan bisa membahayakan Ethan. Yang lain lebih terasa sebagai kroco yang tak terlalu berbahaya.
Rogue Nation juga kekurangan faktor wow bila dibandingkan dengan Ghost Protocol. Aksi Ethan di pesawat memang menakjubkan, namun kebanyakan aksi setelah itu -terutama di paruh akhir - justru terasa generik dan kurang nendang. Tapi, Rogue Nation masih cukup oke untuk dijadikan tontonan. Intrik yang dihadapi Ethan saat memburu Solomon Lane saja rasanya cukup untuk membuat kamu bertahan di kursi penonton hingga film berakhir. [youtube_embed id="gOW_azQbOjw"]