Memperingati Hari Game Indonesia (HARGAI), mari kita menilik tabletop game dalam negeri, yang keberadaannya masih terasa kuat hingga sekarang!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Memperingati Hari Game Indonesia (HARGAI), mari kita amati juga tabletop game dalam negeri, yang keberadaannya masih terasa kuat!
[duniaku_baca_juga] Untuk kamu-kamu yang belum tahu, 8 Agustus adalah Hari Game Indonesia. (Disingkat HARGAI). Dikutip dari situs resmi HARGAI, hari istimewa ini bertujuan memberikan penghargaan kepada masyarakat Indonesia yang mendukung industri game di Indonesia. HARGAI juga diharapkan bisa meningkatkan perhatian masyarakat akan keberadaan pengembang game lokal beserta karya yang mereka buat. Mendengar kata game, yang pertama terlintas di benakmu mungkin adalah video game. Tapi jangan lupakan juga satu industri game yang geliatnya masih terasa hingga sekarang:
tabletop game. Bahkan industri
tabletop game dalam negeri masih terasa geliatnya hingga sekarang.
[duniaku_adsense] Fenomena
tabletop games di Indonesia sebenarnya bukan hal yang baru. Kamu mungkin masih ingat
trading card game berjudul
Vandaria Wars, yang menurut data di
Board Game Geek pertama rilis tahun 2006 lampau. Mekanik dari
trading card game ini dirancang oleh kreator asal Indonesia. Gambar-gambar kartunya pun hasil karya dari ilustrator Indonesia. Tak heran, ada bagian
lore dari gamenya yang juga terasa sangat terinspirasi dari budaya Nusantara. Di dekade 2010an ini,
Vandaria mungkin lebih dikenal sebagai
franchise novel dan komik. Namun di eranya dulu TCG ini keberadaannya tak bisa diabaikan.
Fan base-nya bahkan cukup kuat sehingga memungkinkan turnamen nasional. [read_more id="323688"]
Sekarang, gamenya mungkin sudah tidak dilanjutkan lagi. Tapi sisa-sisa pengaruhnya rasanya tetap terasa. Coba saja bertanya ke penggiat
board game, mulai dari pemilik toko hingga kreator. Seharusnya minimal mereka pernah mendengar permainan ini.
Sekitar tahun 2014, mulai terasa fenomena menarik: alih-alih tergerus oleh video game,
tabletop game justru seperti menikmati era keemasan baru seperti di tahun 80an dulu. Di dunia internasional, main
boardgame kembali terasa seperti aktivitas trendi.
Event seperti
Essen Game Fair yang fokus kepada
boardgame dikunjungi oleh fan dari seluruh dunia.
Boardgame menjadi kategori
Kickstarter yang paling dipercaya, mengingat kemungkinan proyeknya
fail tergolong rendah. Terutama bila dibandingkan dengan video game yang punya beragam kisah horor. Kenaikan
boardgame ini bahkan begitu terasa hingga kamu bisa menemukan permainan bertema anime atau video game.
Penampakan Board Game Attack on Titan: The Last Stand beserta kelengkapannya[/caption] Kebangkitan
board game ini juga dirasakan di Indonesia. Bahkan Indonesia tidak sekedar menikmati game-game luar saja, beberapa kreator berinisiatif membuat game mereka sendiri.
Sebut saja pihak-pihak seperti Chiveus (kreator
Laga Jakarta, pemenang
board game terbaik Game Prime 2016), Manikmaya Games (studio yang menciptakan berbagai
board game populer, termasuk
The Festivals yang menjadi
board game terbaik Game Prime 2017), serta FeiraTochi Board Games yang game
Balloon-nya cukup mencuri perhatian. Menemukan komunitas
board game juga bukan hal yang sulit. Kamu hanya tinggal bergabung dengan komunitas
online, seperti
Indoboardgames, dan seharusnya kamu bisa menemukan grup main, tak peduli kamu berada di bagian Indonesia mana. Hingga 2017 juga keberadaan
board game di Indonesia masih terasa sangat kuat. Buktinya? Kamu hanya tinggal berkunjung ke acara
pop culture lokal, mulai dari BEKRAF Game Prime yang memang fokus kepada game hingga Popcon Asia 2017 yang baru selesai kemarin. Bahkan Indonesia Comic Con 2016 saja memiliki area
board game, dan kemungkinan akan mempunyainya lagi di tahun ini. https://www.facebook.com/media/set/?set=a.1967581463485674.1073741832.1645207479056409&type=1&l=f539731b6c Game-game yang dipamerkan di acara ini bukan hanya game asing saja.
Board game lokal juga disajikan, biasanya langsung dipamerkan dan diajarkan oleh kreator yang menciptakannya. Bagi penulis sendiri perkembangan-perkembangan ini menunjukkan kalau
board game di Indonesia bukan sekedar
fad. Tren yang satu ini masih bertahan hingga sekarang, dan kian hari keberadaannya terasa semakin kuat.
Harapan ke Depan untuk Industri Tabletop Game dalam Negeri
Harapan penulis tentu saja adalah agar
tabletop game dalam negeri
tetap dapat bertahan ke depannya. Bahkan mungkin semakin besar.
Tabletop game sendiri mencakup
board game, dice game, card game, trading card game, wargame, hingga
pen and paper RPG. Penulis sudah melihat
board game lokal,
card game lokal, dan
trading card game lokal. Akan menarik kalau nantinya muncul
miniature wargame dan
pen and paper RPG yang dirancang oleh kreator lokal. Selain bertahan, penulis juga mengharapkan
board game ciptaan kreator dalam negeri juga terus meningkat kualitasnya. Sepertinya ini bukan harapan yang muluk, mengingat nominasi BEKRAF Game Prime 2017 tahun ini juga banyak diisi game bagus. Akhir kata, selamat Hari Game Indonesia. Untuk kamu-kamu yang fan
tabletop game, direkomendasikan merayakan hari ini dengan berkumpul bersama geng kamu dan memainkan
tabletop game favoritmu. Diutamakan game ciptaan kreator lokal, tentu saja.