Di balik kebesaran namanya sebagai mesin pencari yang digunakan umat manusia modern, tahukah kamu jika ada sisi gelap Google yang luput dari perhatian banyak orang.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Di balik kebesaran namanya sebagai mesin pencari yang digunakan umat manusia modern, tahukah kamu jika ada sisi gelap Google yang luput dari perhatian banyak orang.
[duniaku_baca_juga] Rasanya semua orang tahu apa itu Google, tapi tak banyak orang yang tahu bagaimana perusahaan yang memiliki kantor pusat di Mountain View, California, Amerika ini menjalankan bisnisnya. Ya, ternyata ada beberapa sisi gelap Google yang mengundang kontroversi. Kerap kali mereka juga terus menutup-nutupi berita negatif seputar Google yang beredar di masyarakat. Contohnya seperti sisi gelap Google berikut ini. [page_break no="1" title="Selalu Berusaha Menghindari Pajak"]
Sebagai sebuah perusahaan raksasa di dunia, siapa sangka ternyata Google kerap menghindari tagihan pajak. Beberapa negara seperti Italia, Spanyol, Perancis sampai kewalahan menarik pajak pendapatan Google. Hal ini juga yang sempat dipermasalahkan pemerintah Indonesia terhadap Google. Diketahui jika Google tidak pernah membayar pajak sesuai dengan pendapatan iklan mereka di Indonesia. Menteri Keuangan, Sri Mulyani, sampai turun tangan untuk mengurusi tagihan pajak perusahaan Google di Indonesia. [page_break no="2" title="Menyimpan Data Pribadi Banyak Orang"]
Sebagai mesin pencari terbesar yang digunakan oleh hampir seluruh orang, Google merekam segala aktivisas di dunia maya sehingga memiliki akses untuk mengetahui segala rahasia kita. Dalam arti lain, Google telah merampas privasi banyak orang. Lewat berbagai layanan yang disajikan seperti Google Maps dan server wi-fi yang disediakan mobil Google, membuat sejumlah negara seperti Perancis, Amerika Serikat dan Australia mengecam tidakan pelanggaran privasi. [page_break no="3" title="Menjegal Seluruh Kompetitor"]
Tak ada yang mampu menyaingi kehebatan Google sebagai mesin pencari di dunia maya. Sejak Larry Page dan Sergey Brin mengerjakan proyek ini tahun 1996, Google perlahan berkembang pesat hingga kita kenal seperti sekarang. Tapi tahukah karena kekuasaannya sebagai mesin pencari, Google sempat mendapatkan sanksi berupa denda sebesar 2,7 miliar dolar oleh Uni Eropa. Alasannya, mereka menganggap monopoli Google dilakukan dengan cara-cara licik. Jon von Tetzchner, pendiri sekaligus CEO dari perusahaan web browser Vivaldi pun menuding jika Google menggunakan posisinya untuk menjegal kompetitor. Contohnya seperti saat Google membuat layanan Docs menjadi tak kompatibel dengan browser Opera. "Layanan tersebut sangat bagus, mendapatkan popularitas, namun menampilkan sisi gelap yang dimiliki Google. Tak hanya layanan membuat layanan itu tak kompatibel, namun juga mendorong pengguna untuk beralih ke browser buatannya," ungkap Jon. [page_break no="4" title="Menghapus Berita yang Menyudutkan Google"]
Sisi gelap Google lainnya adalah mereka kerap mengubur atau bahkan menghapus berita-berita yang memuat hal buruk tentang Google. Hal ini yang mungkin membuat banyak orang tak mengetahui seperti apa di balik layar perusahaan raksasa Google. [read_more id="307451"] Namun di balik semua itu, tentu Google masih menjadi primadona dan memiliki banyak dampak positif dalam kemajuan arus infromasi di era modern.