Akhirnya Mary Poppins Returns benar-benar dibuat. Membutuhkan waktu 54 tahun untuk membuat sekuel film yang melambungkan nama Julie Andrews ini
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Sejujurnya kami agak bingung untuk memulai dari mana review ini, pasalnya Mary Poppins adalah film klasik yang memiliki cultnya sendiri. Sayangnya di Indonesia banyak orang yang tidak mengenal Mary Poppins hingga akhirnya Mary Poppins Returns diumumkan oleh Disney. Mary Poppins sendiri merupakan tokoh fiksi buatan P. L. Travers yang hak adaptasinya dimenangkan oleh Disney di tahun 1961. Proses untuk memperoleh hak adaptasi tersebut berjalan sangat alot. Tercatat Walt Disney membutuhkan waktu 20 tahun untuk meyakinkan Travers agar menyerahkan hak adaptasinya pada dirinya. Saking bersejarahnya momen tersebut, Walt Disney sampai membuatkan sebuah film sendiri yang berjudul Saving Mr. Banks di tahun 2013, hanya untuk menceritakan bagaimana film Mary Poppins dibuat.
Anak-Anak Cherry Tree Lane
Angin kembali bertiup kencang dan berubah arah di Cherry Tree Lane. Angin kencang tersebut selalu menjadi tanda akan kembalinya Mary Poppins (Emily Blunt) ke keluarga Banks. Kali ini yang menyambut Mary Poppins adalah Annabel (Pixie Davies), John (Nathanael Saleh), dan Georgie (Joel Dawson). Ketiga bocah lucu ini adalah anak dari Michael Banks (Ben Whishaw), yang dulunya dirawat oleh Mary Poppins.
Lagi-lagi anak-anak Banks mengalami masalah, dan Mary Poppins harus kembali untuk mengajari mereka segala tata-krama dan petuah yang dibutuhkan mereka untuk tumbuh dewasa. Tentunya semua pesan tersebut disampaikan oleh Mary Poppins melalui berbagai kejadian ajaib yang penuh warna. Pada sisi lainnya, Michael mendapati kalau rumah mereka akan disita oleh Fidelity Fiduciary Bank. Dia diberi waktu oleh tuan Dawes Jr. (Dick Van Dyke) untuk mencari cara agar rumah mereka tidak harus disita. Michael dan adiknya Jane Banks (Emily Mortimer), harus mencari sesuatu yang berharga untuk membayar hutang mereka.
Mary Poppins Modern
Menyaksikan
Mary Poppins Returns seperti melihat kembali kenangan masa kecil kami. Kenangan tersebut kembali timbul karena di awal film kami disuguhi adegan Mary Poppins turun dari langit yang sangat ikonik. Sosok Julie Andrews digantikan oleh Emily Blunt. Perubahan ini jelas sangat menarik perhatian, berkat garis dan raut wajah yang sangat berbeda. Bisa dibilang Julie Andrews memiliki paras yang lebih bersahabat ketimbang Emily Blunt yang terkesan elegan tapi dingin.
Yah, pada kasus ini kami tidak bisa menyalahkan siapa-siapa, sebab mode berpakaian memang sudah berubah, begitupun dengan evolusi raut wajah.
Yang jelas Emily Blunt menampilkan sosok Mary Poppins yang lebih segar, dan lebih mudah diterima oleh penonton modern yang menyaksikan film ini. Membahas urusan akting, kami tidak menemukan keluhan yang berarti di sana-sini. Semuanya berjalan dengan pakem
Mary Poppins lawas, dimana performa pemeran anak-anak lebih ditonjolkan ketimbang aktor dewasanya. Untungnya Pixie Davies, Nathanael Saleh, dan Joel Dawson, mampu membawakan peran mereka dengan sangat baik. Hasilnya mereka terlihat sebagai anak-anak Banks yang jauh lebih dewasa ketimbang orang tua mereka.
Kami sempat menemukan sedikit
chemistry antara Jane dan Jack yang diperankan oleh Lin-Manuel Miranda. Namun tampaknya hubungan tersebut dibuat sekilas saja sehingga tidak menjadi bagian penting cerita ataupun memperoleh plot khusus. Musik selalu menjadi bagian penting dari
Mary Poppins begitupun di
Mary Poppins Returns. Sayangnya kali ini kami tidak berhasil menemukan satupun
track yang sangat berkesan di dalamnya. Berbeda dengan
Mary Poppins yang membuat kami mencari tahu arti kata “Supercalifragilisticexpialidocious" atau bersenandung “A Spoonful of Sugar” saat merapikan kamar.
Paling satu-satunya lagu yang cukup menempel di otak kami hanyalah bagian “Overtrue,” itupun karena beberapa bagiannya terasa seperti sebuah
recycle dari
track Mary Poppins orisinil. Dari sisi animasi, teknologi modern telah meningkatkan seluruh kualitas animasi dan
visual effect yang hadir di
Mary Poppins Returns. Semua transisi berjalan dengan mewah dan penuh warna, bisa dibilang tidak ada cela sedikitpun pada bagian ini.
Ingin rasanya kami berkelana ke masa lalu dan menunjukkan kualitas animasi
Mary Poppins Returns pada Travers yang notabene sangat membenci animasi. Hanya sekedar untuk membuka matanya terhadap potensi animasi dalam dunia hiburan. Sayangnya, mungkin kami akan berakhir dengan dituntut beliau, karena sejatinya dia tidak mengijinkan adanya sekuel dari
Mary Poppins.
Kesimpulan Akhir
Berbeda! Jelas film ini memiliki aura dan dibangun dari ide yang sangat berbeda dari
Mary Poppins orisinil, tapi perbedaan ini bukan sebuah pertanda yang buruk. Justru sebaliknya kami mendapatkan konflik yang sedikit lebih lengkap dan jalinan cerita yang lebih runut ketimbang film orisinilnya.
Mary Poppins Returns adalah film Natal yang sangat sempurna. Kami bisa memberikan nilai 4 dari 5 bintang untuk seluruh kualitas yang kami dapatkan dari
Mary Poppins Returns.
A Cover Is Not the Book! [embed]https://www.youtube.com/watch?v=-3jsfXDZLIY[/embed]