TUTUP

Benarkah Pokemon GO Berbahaya? Dua Akademisi Ini Angkat Bicara!

Ada kabar beredar bahwa Pokemon GO berbahaya karena mengirimkan data intelijen ke pihak luar. Apakah ini benar? Dua akademisi ini memiliki jawabannya!

Hanya dalam waktu minggu, bahkan hari sejak perilisannya di negara-negara tertentu (dan secara ilegal di Indonesia), Pokemon GO telah menjadi fenomena tak hanya di dunia game, tetapi juga dari segi tatanan sosial masyarakat. Tak ayal, banyak sekali kabar miring merebak mengenai game yang dikembangkan oleh Niantic Labs ini. Salah satunya adalah mengenai keamanan, dari segi pemain ataupun negara. Ada kabar menyebutkan bahwa Pokemon GO yang mengusung teknologi GPS ini dapat mendeteksi dan merekam tempat-tempat penting milik negara dan mengunggahnya ke pihak-pihak yang salah. Lalu benarkah anggapan ini? Daripada kita mengungkapkan pendapat pribadi yang hanya berdasar pada prasangka, marilah kita ambil pernyataan para pakar yang memang sudah memiliki dasar ilmu yang lebih dalam dan kuat. Pertama adalah Budi Rahardjo, seorang dosen di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB. Menurut Budi melalui blog pribadinya, beberapa hal yang dianggap menjadi alasan keamanan bagi Pokemon GO adalah karena menggunakan teknologi GPS untuk mengetahui lokasi (koordinat) pengguna dan juga kamera untuk mengambil gambar lokasi permainan. Yang menjadi perhatian adalah bagaimana jika foto-foto dan lokasi ini disalahgunakan? Ada beberapa poin yang dapat kita ambil dari tulisannya:

Biasanya Perusahaan Swasta Tidak Mau Memberi Informasi Pelanggannya ke Pemerintah

Sumber: DailyGenius[/caption] Menurut Budi, dan seperti apa yang terjadi pada kasus Apple, perusahaan swasta pada umumnya tidak mau memberikan informasi pelanggan mereka kepada pemerintah, termasuk FBI. Langkah Apple yang bersikukuh tidak memberikan informasi pelanggan mereka (padahal ini berkaitan dengan kasus terorisme), didukung oleh Google, yang notabene adalah salah satu investor signifikan di Niantic. Jadi, apakah pada kenyataannya Niantic bersedia memberikan informasi pelanggannya ke pemerintah? Kita tidak pernah tahu, tetapi terlalu banyak hal yang dipertaruhkan jika mereka melakukannya, apalagi hal ini dilakukan melalui platform milik Google: Maps dan Play Store.

Pokemon GO Dibuat untuk Memata-Matai Kegiatan Orang di Masjid?

Alasannya? Karena banyak PokeStop yang ada di masjid! Menurut Budi, jawaban terhadap hal ini adalah database untuk penempatan Pokemon (PokeStop) itu berasal dari data aplikasi Ingress yang dikembangkan oleh Niantic Labs, perusahaan yang membuat kedua aplikasi tersebut. Kebetulan saja, masjid adalah tempat banyaknya orang berkumpul dan terdata di Ingress. Maklum, masyarakat Indonesia kan mayoritas Islam, sedangkan di negara-negara lain yang memiliki mayoritas agama Kristen, misalnya, gereja lah yang banyak menjadi PokeStop. Itu saja.

Jika Pokemon GO Berbahaya, Maka Aplikasi-Aplikasi Ini Juga Sama

Selain Pokemon GO, sudah banyak aplikasi lain yang menggunakan GPS lebih dulu di Indonesia. Sebut saja Facebook, Waze, Google Maps, Twitter, Instagram, FourSquare, hingga Go-Jek, Grab, dan Uber. Tak jarang pula kita mengunggah foto dengan keterangan lokasi. "Jika penggunaan GPS dipermasalahkan, maka aplikasi-aplikasi tersebut sama statusnya. Bahkan mereka lebih 'mengerikan' dalam hal memberikan data ke penyedia jasa aplikasi tersebut," ujar Budi. Budi melanjutkan, jika kamu menggunakan layanan publik seperti Gmail, Yahoo!, dan seterusnya. Maka ini juga dapat dianggap sebagai “masalah”. Mereka malah menyimpan semua data email yang kamu terima dan kirimkan. Tak jarang, informasi-informasi penting seperti data-data rekening bank atau password kamu kirimkan melalui email. Lalu apakah kamu berhenti menggunakan email? Tentu tidak bukan, karena para penyedia jasa ini sudah terikat secara hukum untuk melindungi data penggunanya sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku (kamu sudah membacanya belum?).
Nah, selain Budi Rahardjo, seorang dosen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada (UGM) bernama Widyawan juga angkat bicara. Seperti yang dilansir dari Kompas.com, ia mengatakan bahwa kekhawatiran ketika bermain Pokemon GO tidak perlu lebih besar daripada ketika menggunakan aplikasi berbasis GPS lainnya, seperti yang telah disebutkan di atas. Ia mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut berusaha untuk tetap menjaga kepercayaan pelanggannya, maka dari itu memiliki aturan ketat terhadap data pelanggan. Berikut adalah beberapa poin yang bisa kita ambil darinya:

Niantic Tidak Mengirim Data Pengguna ke Server

Ada kabar beredar bahwa gambar dari kamera yang digunakan pada game akan dikirimkan ke server Niantic tanpa izin. Untuk mengujinya, perusahaan bernama Applidium melakukan reverse engineering untuk mendapatkan kode pemrogramannya (source code). Nah, pada source code tersebut, ternyata perintah untuk mengirimkan data gambar atau video ke server Pokemon GO tidak ditemukan.

Pokemon GO Tidak Melakukan Pemetaan Sendiri Melainkan Menggunakan Data Google Maps

Widyawan mengatakan bahwa Niantic tidak memetakan sendiri lokasi Pokemon mereka, melainkan menggunakan Application Program Interface (API) dari Google Maps. Jadi, sebenarnya lokasi-lokasi milik pemerintah yang masuk di Pokemon GO itu sudah ada sebelumnya di Google Maps.
Itulah penjelasan ilmiah terkait keamanan dari Pokemon GO dari dua sumber berlatar belakang akademisi. Jadi, sekarang menurut kamu apakah Pokemon GO berbahaya atau tidak?