Tidak hanya Livi Zheng angkat bicara, tapi juga Joko Anwar yang baru saja segar dari film Gundala dan sineas terkenal lainnya.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Duniaku.net- Dalam acara Q & A yang diselenggarakan pada hari Minggu malam pukul 19.00 WIB di Metro TV, akhirnya Livi Zheng dipertemukan dengan berbagai sineas lokal terkemuka dan membicarakan tentang pencapaian filmnya, Bali: Beats of Paradise. Jelas, pernyataan-pernyataan menarik sekaligus reaksinya tentu kita bahas di bawah ini.
Melalui pernyataan Livi, film Bali: Beats of Paradise masuk seleksi film Academy Awards dan bahkan dinominasikan di dalam ajang bergengsi tersebut. Secara spesifik, dalam ajang kompetisi film Oscar tersebut, film Bali terdaftar untuk penghargaan Best Picture dan Documentary. Joko Anwar, Sutradara di balik Perempuan Tanah Jahanam dan Gundala pun berkomentar menjawab klaim tersebut bahwa definisi 'masuk seleksi' berarti terdaftar sebagai peserta seleksi Oscar. Maknanya, asalkan memenuhi syarat masuk seleksi nominasi, film Indonesia apapun dapat terdaftar dalam ajang tersebut. Livi pun juga menyatakan bahwa filmnya pun juga pernah ditayangkan di Walt Disney dan ia ditawari kontrak oleh raksasa media tersebut. Joko Anwar menanyakan kejelasan akan kabar tersebut, dan Livi menjelaskan bahwa film karyanya ditayangkan di Disney Animation Studio. Tentang latar belakangnya, Livi menceritakan bahwa ia pun bercerita tentang pengalamannya dalam dunia film melalui kehidupan universitasnya di The USC School of Cinematic Arts, yang merupakan kampus jebolan sineas hebat seperti George Lucas dan lain-lain. John De Rantau, sineas film Denias Senandung Di Atas Awan, yang pernah didaftarkan sebagai submisi Indonesia untuk Best Foreign Language Film di Oscar ke-80, menyatakan bahwa pernyataan latar belakang Livi lebih besar dari karyanya. Dalam acara bincang-bincang berbagi pendapat itu, Livi juga mempertanyakan jumlah film dari Asia Tenggara yang ditayangkan di Amerika dan menerima review oleh New York Times dan Los Angeles Times. John De Rantau pun menjawab dengan singkat, "Banyak." Livi menyatakan bahwa tujuannya untuk mengajak pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia untuk mempromosikan film tersebut, seperti yang muncul dalam menit-menit pertama film Bali, adalah tindakan untuk mempromosikan kebanggaan budaya gamelan Indonesia di mata internasional. Joko Anwar pun juga menambahkan bahwa, dalam lingkungan saat ini di mana pemahaman media terhadap film pun kurang, ketika diglorifikasi oleh pers, maka anak-anak akan melihat sosok tersebut sebagai contoh yang dianggap baik. Dalam acara tersebut, Livi pun menyatakan bahwa tidak hanya Bali semata yang menjadi usahanya dalam mempromosikan Indonesia, karena ia pun terlibat dalam berbagai program-program pemerintah dan membagikan ilmunya ke kampus dan kedutaan Amerika di Jakarta. Nadine Alexandra Dewi Ames, Puteri Indonesia 2010 mengungkapkan bahwa, hal ini menjadi kritik terhadap media nasional untuk lebih kritis dalam mengecek fakta sebelum mempublikasikan dukungan klaim seorang tokoh. Lalu, ada gap pengertian yang sangat luas di antara Livi Zheng dan para sineas yang berpartisipasi. Apa pendapatmu tentang Livi Zheng dan karya-karyanya? Bagikan opinimu melalui kolom komentar! Sumber: Q&A Metro TV