Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Netizen seantero Indonesia barangkali sudah tahu dengan judul yang satu ini. Bagi yang belum tahu, secara garis besar Karma adalah acara televisi tengah malam milik ANTV yang menampilkan dengan rutin pengakuan 3 orang di antara 31 tamu yang diundang di dalam acara tersebut. Karma dipandu oleh dua orang, Robby Purba, Roy Kiyoshi dan satu tamu spesial. Kalau hanya isinya begitu saja, apa yang membuatnya beda? Elemen supernatural! Robby menyerobot sebagian besar porsi ceramah di dalam acara ini, sementara Roy mengupas lebih dalam korban di depannya dengan kemampuan seorang indigo untuk menerawang lebih jauh ke masa lalu orang tersebut. Saat pengakuan seseorang tidak cukup sensasional, Roy membongkar terus sampai ke hal paling memalukan sampai setidaknya orang-orang tersebut terbebani untuk ‘bertobat’ dan kembali ke jalan yang ‘benar’. Apakah cocok disebut inovatif? Belum tentu. Acara turunan dari variety show Thailand Secret of Numbers ini membawa elemen mistisisme campur aduk dari film-film horor yang sudah ada, dan membawanya ke wadah talk show! Argumen ini diperkuat dengan tamu-tamu nyeleneh yang sesekali mendominasi acara tersebut. Dari pengakuan blak-blakan yang membuat semua orang di dalam televisi tercengang, sampai membuat Roy muntah darah di depan kamera akibat jutsu terlarang membuat Karma menjadi tontonan yang terlalu sadis untuk televisi di sisi yang satu, juga dagelan renyah yang terlalu berlebihan di sisi lain. Karma tentunya memiliki kredibilitas yang dipertanyakan, apalagi dengan sesekali ‘membeberkan’ data tamu yang mengaku di depan kamera. Namun, Karma juga sangat pede dalam statusnya sebagai salah satu tontonan televisi paling ramai saat ini, apalagi dengan penampilan langsungnya pada acara ulang tahun ANTV di Ecopark, Ancol, Jakarta Utara! Faedah yang bisa ditemukan di dalam acara televisi ini barangkali berbeda-beda, karena tergantung pada seberapa tidak seriusnya kamu menonton Karma. Namun, di halaman sebelah kamu bisa temukan lima kebiasaan acara tersebut yang mungkin berfaedah dalam hidupmu! Umumnya, tamu-tamu yang diundang tidak segan-segan untuk menunjukkan wajah mereka di depan layar, tak peduli sebesar apapun aib mereka. Tapi kalau yang pakai masker? Waduh, bersiaplah untuk daging utamanya Karma! Seolah memiliki pola yang baku, setiap ada tamu terpilih yang mengenakan masker maju ke podium dijamin memiliki pengakuan yang mencengangkan! Dari banjir sensor kata sampai studio mati, tidak jarang di antaranya disebabkan oleh tamu yang bermasker daripada yang tidak! Tidak percaya? Bisa dicoba! Kebiasaan “Kak Robby” untuk tetap menjadi relevan setiap kali Roy mendominasi acara adalah tidak lain dan tidak bukan dengan menginterupsi investigasi berbahaya sang penerawang dengan menceramahi tamunya! Meskipun memang benar kalau Roy Kiyoshi memiliki kebiasaan mengulang pernyataan tamunya sampai terlanjur basah, akan tetapi ceramah dadakan Robby yang kerap galak dan secara halus memberi tekanan batin tamunya sering menciptakan momen-momen canggung yang membuat kita bingung antara siapa yang harus didengar dahulu. Terkadang, karena kepepet durasi juga Robby berkesan terburu-buru dalam menyampaikan nasihatnya yang baik nan budiman. Apalagi kalau bukan karena pengakuan tamu-tamunya yang selalu mencengangkan untuk dianggap serius. Kadang kita bisa mengerti perasaan Robby di sisi tersebut, dan mungkin hal inilah yang juga merupakan daya tarik dari Karma, yakni “Kak Robby” sebagai wakil dari pemirsa televisi yang ikut-ikutan bengong dengan segala skenario absurd-nya! Masih ada tiga poin yang mungkin kamu lewatkan atau tidak kamu lewatkan di acara Karma! Simak kelanjutannya di halaman sebelah! “Benar sekali, Robby,” barangkali jawab Roy Kiyoshi. Baik genderuwo sampai Leak, rata-rata karakterisasi setan yang pernah debut di acara Karma merupakan setan-setan berambut panjang, terkecuali tuyul. Memang tidak semua mayat dan arwah penasaran memiliki rambut panjang, tentunya tidak sedikit juga manusia yang memiliki rambut pendek. Kenyataan bahwa setan rambut panjang adalah makhluk halus yang paling digandrungi di Indonesia tentu mengambil peran besar dalam setting acara ini. Dan jelas, kata setting-an adalah rahasia umum di dalam acara televisi realita Sensor kata yang sangat asal-asalan juga menjadi hiburan tersendiri di dalam Karma! Banyak sekali istilah-istilah wajar yang heran rasanya ketika disensor. Banyak juga di dalamnya memang layak di sensor, seandainya ditaruh dalam konteks makian. Akan tetapi ketika baik tamu maupun Roy dan Robby menggunakan kata tersebut sebagaimana mestinya, misalkan penanda identitas seekor hewan, maka wajar kalau ia seharusnya dibiarkan terdengar sebagaimana adanya. Tentunya dengan sensor akan darah memang tidak berlebihan, akan tetapi untuk alat-alat mistis yang aman untuk televisi justru malah memberikan implikasi lain ketika disensor! Sebuah jenglot yang sengaja diletakkan untuk memberi nuansa menyeramkan malah buram akibat sensor kabur. Yang ada malah penontonnya mulai berpikir yang tidak-tidak! Tentu saja, hiburan utama yang paling dikenal dan paling menjadi meme di mana-mana adalah ketika Roy Kiyoshi menggunakan indera penciumannya untuk mendeteksi aura-aura tidak mengenakkan. Umumnya kita melihat seorang indigo mampu melihat aura dalam bentuk warna-warni, akan tetapi indigo versi Roy juga jarang dipertontonkan oleh media sehingga menjadi tayangan “segar” yang mengundang berbagai macam respon, dan juga mendongkrak rating! Roy mencium aura di sekitar tamu-tamu pilihannya, dan pengambarannya sungguh luar biasa absurd. Aroma ‘pengkhianatan’, aroma ‘pembunuhan’, aroma ‘galau’ sampai klaim jin LGBT membuat serial reality show ini terlalu sulit untuk dianggap serius. Tapi tunggu dulu! Absurditas Karma belum habis sampai di sini saja! Tidak jarang juga, kalau perbuatan-perbuatan sang tamu di masa lalu (atau kerap disebut sebagai Karma Buruk) yang dinilai terlalu berbahaya untuk ‘dimaafkan’ dalam perspektif Kak Robby, para pemandu acara tidak akan segan-segan mendorong tamu tersebut untuk membuka identitas aslinya, sampai akun-akun medsosnya. Jikalau tamu-tamu tersebut merupakan seorang kriminal, barangkali mereka bisa saja langsung dilaporkan ke pihak berwajib dan tuntas masalahnya, bukan? Tapi tidak untuk tim kreatif Karma. Dengan semakin mempertegas setting-an namun urung untuk mengakuinya, Robby dan Roy Kiyoshi terus menjalankan acara tanpa jeda seolah hal tersebut sudah wajar dan biasa untuk ditayangkan. Karma seakan terlihat gigih untuk mengorek masa lalu para partisipan yang tidak beruntung dan naik ke podium, meskipun hal tersebut berarti mereka membiarkan seorang kriminal yang harus ditindak hukum dimaafkan dengan nasihat lapor sendiri ke pihak berwajib. Dengan segala keanehan di Karma yang kocak nan mencekam bak sebuah serial sitkom kelam televisi, Apakah kalian menganggap pengakuan-pengakuan yang ada di Karma sungguh terjadi? Jelas, selalu ada perdebatan berdasarkan anekdot-anekdot pribadi tentang pengalaman supernatural yang terjadi di dalam Karma hingga saat ini! Ataukah justru seratus persen menganggap tontonan ini sebagai dagelan atas sejauh apa sebuah stasiun televisi lakukan untuk mencapai rating? Jangan lupa bagikan pendapatmu di kolom komentar, ya! Diedit oleh Fachrul Razi